Tanya:
Apa hukumnya berjabat tangan setelah sholat fardhu?
Jawab:
Syeikh Bin bazz Rahimahullah (Lihat Fatawa Muhimmah 50-52) mengatakan bahwa pada dasarnya berjabat tangan adalah disyariatkan ketika seorang muslim berjumpa dangan muslim lainnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa menyalami para sahabatnya saat berjumpa dengan mereka dan para sahabatpun jika berjurnpa dengan sesama mereka saling berjabat tangan. Dan diantara keutamaan berjabat tangan ini adalah sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
"Tidaklah dua orang muslim yang berjumpa lalu saling berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah. "(HR. Tirmidzi No 2651)
تَصَافَحُوا يَذْهَبِ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبِ الشَّحْنَاءُ
"Berjabat tanganlah kalian karena (berjabat tangan itu) dapat menghilangkan kedengkian dan saling memberi hadiahlah kalian niscaya akan menimbulkan rasa saling mencintai dan menghilangkan permusuhan. " (HR. Malik No : 1413)
Akan tetapi mengkhususkan berjabat tangan setelah sholat tidak ada dasarnya sama sekali dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan amalan yang langsung dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam begitu beliau sholat adalah beristighfar lalu berdzikir, bukan menyalami para sahabat yang ada disekitar beliau. Hal ini sebagimana disebutkan dalam sebuah riwayat:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
"Dari Tsauban ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila selesai melakukan sholat beliau beristighfar tiga kali kemudian membaca: (Artinya) "Ya Allah, Engkaulah Maha Pemberi Keselamatan dan dari-Mu keselamatan. Maha Suci Engkau wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia. " Walid berkata: "Aku bertanya kepada Al-Auza'i: "Bagaimana (lafadz) istighfar itu?" ia menjawab: "Engkau ucapkan Astaghfirullah, Astaghfirullah. "(HR. Muslim No 591)
www.info-iman.blogspot.com