Assalamu ‘alikum wa rahmatullah.
Diari Ilmu kali ini akan memaparkan satu artikel ringkas yang menjawab persoalan di atas;
Ramai di kalangan rakan, khususnya wanita muslimah bertanya-tanya tentang boleh tidaknya memotong kuku dan rambut ketika haid. Ramai juga dari mereka yang bingung .karena ada yang berpendapat boleh karena Islam menganjurkan kebersihan dan ada yang berkata tidak boleh, katanya nanti sewaktu di akhirat.dikatakan, setiap helai rambut akan menuntut atas janabatnya.
Hingga saat ini belum ada dalil sharih dari Rasulullah SAW tentang tidak bolehnya wanita memotong kuku dan rambut saat haidh. Kalau pun ada, hal itu lebih merupakan ijtihad para ulama, dengan mengaitkan kewajiban membasahi seluruh tubuh dengan air saat mandi janabah.
Salah satu pendapat tersebut sebenarnya merupakan interpretasi dari pendapat dari Abu Hamid al -Ghazaly atau yang kita kenal dengan nama Imam Ghazaly penulis dari kitab Ihya Ulumuddin.
Di dalam kitabnya yakni Ihya Ulumuddin, Imam Ghazaly menulis:
Dan hendaklah dia tidak bercukur, memotong kukunya, mengasah pisau (untuk bercukur), menyebabkan darah mengalir atau memperlihatkan bagian tubuhnya ketika dia dalam keadaan junub (hadats besar), demikian ini karena semua bagian tubuh akan dikembalikan seperti semula pada hari kiamat nanti, dan akan kembali dalam keadaan hadats besar. Dikatakan, setiap rambut akan menuntut atas janabatnya.
Dan pendapat Imam Ghazaly ini banyak diikuti oleh para pengikutnya, dan tidak sedikit yang di ajarkan di pesantren-pesantren khususnya kalangan yang mengaku penganut Madzhab Syafi'iyyah di Indonesia. Dan pengaruhnya sampai sekarang masih sangat kuat. Di beberapa kalangan masyarakat, wanita yang haidh ataupun orang junub biasanya mereka akan menyimpan rambut atau kuku yang terpotong untuk kemudian pada saat mandi janabah nanti ikut di bersihkan.Padahal pendapat ini adalah sangatlah lemah sekali, disebabkan oleh beberapa hal.
Yang pertama adalah bahwasanya pendapat diatas hanyalah merupakan pendapat dari Imam Ghazaly semata tidak berdasarkan kepada nash-nash yang shahih baik itu dari Al Qur'an, Hadits yang shahih ataupun dari Ijma kaum muslimin.
Yang kedua adalah bahwasanya di samping pendapat tersebut tidak ada dasarnya sama sekali dari nash-nash yang shahih, pendapat tersebut bertentangan pula dengan sebuah riwayat yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sehubungan dengan bolehnya seorang yang
Junub memotong kuku, dan memangkas rambut. Al-Bukhari meriwayat bahawa berkata `Atha':
Junub memotong kuku, dan memangkas rambut. Al-Bukhari meriwayat bahawa berkata `Atha':
"Orang junub itu boleh berbekam, memotong kuku dan memangkas rambut walau tanpa wudhu lebih dahulu." (Riwayat Bukhari dalam Bab bolehnya orang junub keluar..).
Jadi hal ini lebih merupakan pemikiran logika sebahagian ulama, bahwa wanita haidh itu wajib mandi dan bersuci sebelum dibolehkan shalat atau puasa atau mengerjakan jenis ibadah lainnya.
Maka secara logik, bila pada saat haidh itu dia memotong kuku dan rambut, lalu potongannya itu dibuang, maka ketika mandi janabah, potongan rambut dan kuku itu tidak termasuk yang disucikan. Sehingga untuk menghindari hal itu, wanita dilarang memotong rambut dan kuku saat haidh.
Tapi sekali lagi, ini hanyalah logika dan nalar. Bukan berasal dari nash Quran atau nash hadis nabawi. Sebab dari sekian banyak ajaran yang telah Rasulullah SAW sampaikan kepada kita, tak sekali pun beliau menyebutkan larangan itu, baik dalam hadits ataupun dalam ayat Al-Quran Al-Karim.
Bahkan dalam kitab fikih yang muktamad,kalau kita telusuri hal-hal yang dilarang dikerjakan oleh orang yang sedang dalam keadaan junub, tak satu pun yang menyebutkan tidak boleh memotong kuku dan rambut. kerana yang jelas dilarang untuk dilakukan oleh orang yang berjunub adalah:
1. Shalat atau sujud tilawah
2. Puasa
3. Tawaf di sekitar ka’bah
4. Menyentuh mushaf Al-Quran Al-Karim
5. Membaca ayat Al-Quran Al-Karim dengan lisannya bukan dalam hati, kecuali doa yang lafaz
nya diambil dari ayat al-Quran.
6. I’tikaf di masjid atau masuk ke dalam masjid di luar i’tikaf
Berdasarkan riwayat yang shahih tersebut maka jelas bahwa seorang yang berjunub ataupun wanita yang sedang haidh boleh memotong kuku, memotong rambut, walaupun dia belum mandi janabah ataupun belum berwudhu.
Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a'lam bish shawab
Disalin dan diedit dari http://ninik-listiawati.blogspot.com/search/label/Fiqh Wanita
www.info-iman.blogspot.com