Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan para wali-Nya dengan kemenangan dan menghinakan kemusyrikan dengan kekalahan. Shalawat dan salam tercurah pada Nabi kita Muhammad sallallahu alaihiwasallam pemimpin para nabi dan pemimpin mujahidin.
Ammaba’du,
Ammaba’du,
Sering kita dengarkan perkataan para ihwah, kami adalah orang-orang miskin. Kami juga orang-orang yang lemah, sedangkan musuh kami kuat dan banyak. Bagaimana mungkin kemenangan akan kami raih. Ini adalah keluhan-keluhan beberapa ihwah yang sedang mengalami krisis mental dalam perjuangan.
Tak hanya itu ihwah fiddiin, para ihwah ini lemah dalam mendapatkan siraman-siraman iman dan penyemangat dalam perjuangan. Padahal ia telah berkeyakinan bahwa ia adalah orang yang telah mendapatkan penyemangat-penyemangat dalam iqomatuddien. Bahkan mungkin ia merasa lebih tinggi dari saudara-saudaranya yang lain karena pernah terjun ke medan jihad.
Maka alangkah beruntungnya seorang mujahid yang dapat melihat dirinya apakah ia dalam keadaan masih bersemangat, atau futur, dan atau bahkan sudah mulai udzur untuk tidak berjuang dan condong kepada musuh, na’udzubillahi mindzalik.
Sebaliknya sungguh celaka seseorang yang merasa bahwa dirinya suci. Tidak mungkin akan turun imannya. Bahkan tertipu dengan berbagai prestasi yang telah ia peroleh dalam perjuangan.
Rasulullah sallahu ‘alaihiwasallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ)رواه أحمد 2/210 وهو في صحيح الترغيب رقم 55 .
Dari Abdullah bin Amru berkata, bersabda Rasulullah sallahu alaihiwasallam : Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk. Dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat. [ HR. Ahmad, dalam shahih At Targhib no. 55 ]
Sebaliknya sungguh celaka seseorang yang merasa bahwa dirinya suci. Tidak mungkin akan turun imannya. Bahkan tertipu dengan berbagai prestasi yang telah ia peroleh dalam perjuangan.
Rasulullah sallahu ‘alaihiwasallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ)رواه أحمد 2/210 وهو في صحيح الترغيب رقم 55 .
Dari Abdullah bin Amru berkata, bersabda Rasulullah sallahu alaihiwasallam : Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk. Dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat. [ HR. Ahmad, dalam shahih At Targhib no. 55 ]
Penyebab lemah mental
Diantara penyebab lemahnya mental para pejuang islam tersebut antara lain :
Pertama : Ta’ajubnya seorang pejuang dengan kekuatan musuh dari segi jumlah dan persenjataan. Sementara ummat islam tidaklah memiliki kecuali iman. Padahal dengan iman yang kuat akan bisa membakar semangat para pejuang Islam sehingga memenangkan berbagai pertempuran. Tidakkah para ihwah tidak mengingat bagaimana Allah Ta’ala memenangkan berbagai pertempuran dengan jumlah yang sedikit dan persenjataan yang seadanya. Allah Ta’ala berfirman :
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya :“ Betapa banyak kelompok yang sedikit bisa mengalahkan kelompok yang banyak dengan izin Alloh dan allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 249)
Diantara penyebab lemahnya mental para pejuang islam tersebut antara lain :
Pertama : Ta’ajubnya seorang pejuang dengan kekuatan musuh dari segi jumlah dan persenjataan. Sementara ummat islam tidaklah memiliki kecuali iman. Padahal dengan iman yang kuat akan bisa membakar semangat para pejuang Islam sehingga memenangkan berbagai pertempuran. Tidakkah para ihwah tidak mengingat bagaimana Allah Ta’ala memenangkan berbagai pertempuran dengan jumlah yang sedikit dan persenjataan yang seadanya. Allah Ta’ala berfirman :
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya :“ Betapa banyak kelompok yang sedikit bisa mengalahkan kelompok yang banyak dengan izin Alloh dan allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 249)
Kedua : lemahnya seorang pejuang untuk mengkaji berbagai ayat dan hadist Rasulullah sallallahu ‘alaihiwasallam yang menjanjikan kemenangan kepada penegak syari’at-Nya. Mereka juga tidak paham terhadap kemenangan yang Allah Ta’ala tunda terhadap kaum muslimin dikarenakan berbagai kedholiman dan dosa yang diperbuat kaum muslimin.
Ia lupa terhadap sebab-sebab kemenangan yang disebutkan dalam al qur’an dan as sunnah. Kemenangan tersebut Allah ikat dengan sebuah amal yang sunguh-sungguh dan ikhlasnya niat serta pengorbanan jiwa dan harta. Semua itu menjadi syarat yang harus dilalui untuk mendapatkan kemenangan. Dan sekali-kali ummat ini tidak akan berjaya sehingga melalui jalan tersebut.
Para salafuna shalih telah menempuh jalan ini. Walau demikian Allah Ta’ala masih menguji mereka dengan berbagai ujian dan ditundanya kemenangan. Bahkan ketika Rasulullah sallallhu alaihiwasallam dan para sahabat sudah putus asa, maka Allah Ta’ala baru mendatangkan pertolongan-Nya
Para salafuna shalih telah menempuh jalan ini. Walau demikian Allah Ta’ala masih menguji mereka dengan berbagai ujian dan ditundanya kemenangan. Bahkan ketika Rasulullah sallallhu alaihiwasallam dan para sahabat sudah putus asa, maka Allah Ta’ala baru mendatangkan pertolongan-Nya
Marilah kita ingat perkataan Umar Ibnul Khottob radhiyallahu ‘anhu kepada Rasulullallah sallallahu ‘alaihiwasallam : ya Rasulallah, bukankah engkau adalah utusan Allah ?. Rasulullah menjawab : Ya, berkata Umar : Bukankah kita adalah kaum muslimin ?. Rasulullah menjawab : Benar. Umar berkata lagi : Bukankah mereka orang-orang musyrik ?. Rasulullah menjawab ; benar. Umar berkata : Maka kenapa kita memberikan kehinaan pada din kita ?. Rasulullah menjawab : Saya adalah hamba dan utusan-Nya. Sekali-kali aku tidak akan menyelisihi perintah-Nya. Dan sekali-kali Ia tidak akan menyia-nyiakanku. [ Sirah Ibnu Hisyam juz 2:317 ].
Jika para sahabat radhiyallahu ‘ahum yang memiliki berbagai kelebihan saja telah diuji dengan diakhirkan kemenangan mereka, maka bagaimanakah dengan kaum muslimin hari ini ?. padahal ummat hari ini diliputi dengan kebodohan terhadap dinnya. Tidaklah mereka mendengar al qur’an kecuali pada acara kematian. Dan tidaklah mereka memahami syari’at Islam kecuali hanya terbatas pada hukuman cambuk dan potong tangan serta rajam. Maka sudah selayaknya kemenangan tersebut Allah tunda sampai ummat ini benar-benar siap dalam menerapkan Islam.
Kenapa kemenangan diakhirkan ?
Sebenarnya ada beberapa sebab yang menjadikan lambatnya pertolongan Allah Ta’ala pada kita. Sebab-sebab tersebut antara lain adalah :
Jika para sahabat radhiyallahu ‘ahum yang memiliki berbagai kelebihan saja telah diuji dengan diakhirkan kemenangan mereka, maka bagaimanakah dengan kaum muslimin hari ini ?. padahal ummat hari ini diliputi dengan kebodohan terhadap dinnya. Tidaklah mereka mendengar al qur’an kecuali pada acara kematian. Dan tidaklah mereka memahami syari’at Islam kecuali hanya terbatas pada hukuman cambuk dan potong tangan serta rajam. Maka sudah selayaknya kemenangan tersebut Allah tunda sampai ummat ini benar-benar siap dalam menerapkan Islam.
Kenapa kemenangan diakhirkan ?
Sebenarnya ada beberapa sebab yang menjadikan lambatnya pertolongan Allah Ta’ala pada kita. Sebab-sebab tersebut antara lain adalah :
Pertama : jauhnya pada penegak kebenaran ini dari syari’at Allah Ta’ala. Sehingga ada diantara pengusung kebenaran ini yang menabrak syari’at dengan alasan demi maslahat bersama dan lain-lain.
Kedua : Dari sisi jama’ah, masih banyaknya kita dapatkan perasaan kebencian serta hasad yang muncul pada pengikut jama’ah-jama’ah jihad hanya karena perbedaan yang sifatnya khilafiyah.bahkan tidak tanggung tanggung mengkafirkan saudaranya hanya karena perbedaan dalam pelaksanaan hari raya.
Ketiga : adalah penyakit individu. Yaitu cinta dunia, kedudukan yang kadang menjadikan seseorang memalingkan makna-makna jihad dari yang sebenarnya.
Kedua : Dari sisi jama’ah, masih banyaknya kita dapatkan perasaan kebencian serta hasad yang muncul pada pengikut jama’ah-jama’ah jihad hanya karena perbedaan yang sifatnya khilafiyah.bahkan tidak tanggung tanggung mengkafirkan saudaranya hanya karena perbedaan dalam pelaksanaan hari raya.
Ketiga : adalah penyakit individu. Yaitu cinta dunia, kedudukan yang kadang menjadikan seseorang memalingkan makna-makna jihad dari yang sebenarnya.
Sebagai penutup kami sampaikan; benar kita adalah orang-orang yang kalah. Tetapi kekalahan itu hanya pada orang-orang yang bermental banci. Selama kita tidak berusaha untuk memperbaiki diri kita, maka tidaklah pertolongan itu datang. Dan sekali-kali kemenangan tidak didapat dengan santai-santai dan kemalasan. Akan tetapi hanya dengan azam yang kuat dalam melaksanakan jihad fisabilillah. Yakinlah bahwa hari esuk hanya untuk Islam. [ Amru ]
www.info-iman.blogspot.com