Meniru Kesabaran Rasul-Rasul
Seorang yang tinggal di gubuk yang kecil dengan makan seadanya, mengharapkan uluran tangan tetangganya, tanpa usaha yang keras untuk mencari kerja menghidupi anak isterinya, apakah itu yang namanya sabar dalam menerima takdir ? Jawabnya, bukan !
Yang disebut menurut Kamus Besar, ada dua.
Pertama, tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas patah hati).
Kedua, tenang dan tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu : segala usahanya dijalankan dengan tenang, berpikir dengan baik dalam menghadapi sesuatu.
Menurut Al-Gazali, yang disebut sabar ialah tahan menderita gangguan dan tahan menderita dari ketidak senangan.Atau kokohnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu dan sabar menahan syahwat perut dan faraj dimana hal ini disebut iffah (Etika Islam:O2:1O).
Artinya, sabar itu ialah tenang menghadapi takdir, tapi selalu berikhtiar dan berusaha bagaimana memperkecil musibah yang menimpa dirinya, dan tidak pernah berputus asa dalam mencari solusi.
Islam sebagai agama yang membawa ketenangan penganutnya yang mukmin yang takwa akan selalu dikaruniai hidayah makhrajan (solusi), dalam menyelesaikan kemelut hidup karena telah diabadikan Alquran dengan istilah “Inna ma’al yusri yusran “ (Sesungguhnya yang sulit itu selalu berbarengan yang gampang) dan hal ini telah banyak diperaktekkan rasul-rasul. Bagaimana bentuk kesabaran yang dipraktekkan rasul-rasul ?.
Alquran telah mengabadikan beberapa ayat, seperti
(1) Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia, melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (QS.46:35).
(2) Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Ya’kub berkata :” Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan buruk itu, maka kesabaran yang baik, itulah kesabaranku.Dan Allah saja yang di mohon pertolonganNya, terhadap apa yang kamu ceriterakan”. (QS.12:18).
(3) Katakanlah hai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.39:1O).
Dari tiga ayat diatas menurut sebagian mufassir, bahwa rasul-rasul yang dianjurkan di tiru kesabarannya pertama, Nabi Nuh betapa teguhnya dalam berdakwah selama sembilan ratus tahun, hanya terhitung jari yang mengikuti ajaran tauhid yang dibawanya, bahkan isteri dan anak kandungnya sendiri termasuk penantangnya. Kedua Nabi Ibrahim dengan kesabarannya, mencari Tuhan untuk menegakkan tauhid yang pada mulanya yang dianggap Tuhan adalah bintang, kemudian bulan dan matahari, tetapi setelah melihat semuanya terbenam, barulah sadar dan berkeyakinan mengakui, bahwa Tuhan yang sebenarnya, adalah Tuhan Pencipta bintang, bulan dan matahari yang tidak pernah terbenam. Disaping itu Ibrahim juga bekerja keras mengahadapi orangtuanya yang tidak bertauhid serta bersedia dibakar sebagai resiko dalam berdakwah.Ketiga, Nabi Musa dengan kegigihannya dalam menyebarkan tauhid terutama menghadapi Fir’aun yang memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan.Keempat Nabi Isa yang lahir tanpa ayah, dengan keteguhan hati dalam kesabaran menghadapi keluarganya yang menuduh penzina serta menghadapi sebagian kaumnya yang menganggapnya anak Tuhan. Dan yang kelima, adalah Nabi Muhammad SAW dalam ketabahannya menghadapi Kuffar Quraisy selama 13 tahun di Mekah dan menghadapi berbagai kabilah dan agama 1O tahun di Medinah, dengan menempuh segala penderitaan berupa tekanan ekonomi dan pisik bersama pengikutnya. Namun semua bentuk ketahanan dalam kesabaran, natijanya Beliau sempat melihat kekuasaan Islam berjaya di seluruh jazirah Arab sesbelum wafatnya.Demikian rasul yang lain.
Menurut Alquran :Dari rekaman kesabaran yang ada dalam Alquran, niscaya dapat dibagi beberapa poin :
(1) Sabar melaksanakan kewajiban kepada Allah misalnya dalam beribadah,mengekang hawa nafsu dan meninggalkan maksiat.
(2) Sabar dalam membela agama, tanah air dan dalam mencari rezeki serta menggiatkan produksi.
(3) Sabar dalam menghadapi rintangan dan omongan yang menyakitkan dalam berdakwah kepada jalan yang benar.
(4) Sabar dalam menerima takdir dengan hati yang tunduk kepadanya, misalnya hilangnya harta benda dan kekasih
Pendeknya kesabaran yang dikehendaki Alquran, seperti yang dilakukan rasul-rasul diatas, yakni rela mengarungi lautan dengan taupan halibumbu, rela dibuang ke dalam api yang bergejolak, bahkan rela menerima cobaan apapun bentuknya, dalam menyebarkan agama Allah di muka bumi.
Begitu pentingnya kesabaran itu dipelihara, maka Rasul pernah bersabda “Al-Shabru nisful iman” (Sabar itu adala separuh iman)(HR.Muslim). Artinya orang yang banyak bersabar, sisa menambah sedikit amal lkebaikan lain, maka ia telah dapat disebut seorang mukmin yang kebaikannya lebih banyak. Alhamdulillah.
Adapun yang dimaksud “Jadikanlah kesabaran dan salat sebagai penolong”. (QS.2:153), artinya jika anda ditimpa musibah, maka berlarilah kepada yang disebut sabar sebagai penolong, karena sebaliknya akan memperoleh pahala yang banyak di dunia dan akhirat. Demikian kepada yang disebut salat dengan jalan bertambah zikir, khusyu’ dan tilawah yang otomatis menawarkan ketenangan batin dalam salat.
Akhirnya, hendaknya kesabaran itu menjadi pakaian kita sehari-hari, terutama ketika menghadapi cobaan, sebab rasul-rasul kekasih Allah yang banyak keistimewaan, cobaanpun beruntung dialaminya, tetapi selalu berusaha dan berikhtiar untuk menyelesaikannya.Ketika kita berdakwah dan dirasakan hasilnya kurang kita ingat kesabaran Nabi Nuh yang sembilan ratus tahun lebih.Ketika ditimpa suatu penyakit, kita ingat kesabaran Nabi Syu’aib yang hampir sepuluh tahun sakit kulit dan telah ditinggalkan keluarganya.Ketika kita mempertahankan kebenaran dan selalu terganggu, kita ingat Nabi Muhammad SAW yang terganggu selama 23 tahun, tapi akhirnya berhasil dimana seperempat penduduk dunia, kini memeluk Islam.
H. Mochtar Husein