Agar Do'a Dikabulkan
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku...,
Sebagai seorang hamba, maka kita harus menyadari akan kelemahan diri kita (sebagai makhluk yang tidak mempunyai kemampuan apapun dihadapan Allah) serta menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, sehingga karenanya kita merasa sangat memerlukan pertolongan dan ampunan dari-Nya.
Sebagai seorang hamba, maka kita harus menyadari akan kelemahan diri kita (sebagai makhluk yang tidak mempunyai kemampuan apapun dihadapan Allah) serta menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, sehingga karenanya kita merasa sangat memerlukan pertolongan dan ampunan dari-Nya.
Dalam Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4, diperoleh penjelasan (yang artinya) sebagai berikut:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Disamping kita harus menyadari hal itu, berdo`alah kepada-Nya dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut serta berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterimanya do’a kita dan harapan akan dikabulkannya do’a kita.
"Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al A'raaf. 55).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A'raaf. 56).
Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kita juga musti berupaya untuk mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Karena semuanya itu hanya akan menjauhkan kita dari pada-Nya.
Saudaraku…,
Bagaimana mungkin kita berharap agar do’a-do’a kita dikabulkan-Nya, sedangkan pada saat yang bersamaan sekaligus juga melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar yang semuanya itu hanya akan menjauhkan kita dari pada-Nya? Tentunya mustahil, bukan?
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
--------------------------------------------------
Saudaraku…,
Mungkin, cukup banyak diantara kita yang merasa bahwa tingkat keimanan kita benar-benar berada pada puncaknya ketika do’a-do’a kita telah dikabulkan oleh Allah SWT.
Hal ini berbeda dengan do’a yang berkaitan dengan ukhrowi. Misal: seseorang berdo’a ingin mati syahid. Jika do’anya dikabulkan Allah, maka pasti akan berdampak positif.
"Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya“. (QS. An Nisaa’. 69). *) Yang dimaksud dengan para shiddiiqiin ialah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni`mat sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an surat Al Faatihah ayat 7.
Demikian juga ketika seseorang berdo’a ingin menjadi orang yang sholeh/sholihah. “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh**, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya“. (QS. Al Baqarah. 82). **) Yang dimaksud dengan amal saleh adalah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.
Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang berdo’a ingin dimasukkan ke dalam golongan kanan. ”Yaitu golongan kanan***. Alangkah mulianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 8). ***) Yang dimaksud dengan golongan kanan adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan.
”Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 27). “maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan”. (QS. Al Waaqi’ah. 91). “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”. (QS. Al Balad. 18).
Semoga bermanfaat!
--------------------------------------------------
Ketika Do'a-do'a Kita Dikabulkan
Saudaraku…,
Mungkin, cukup banyak diantara kita yang merasa bahwa tingkat keimanan kita benar-benar berada pada puncaknya ketika do’a-do’a kita telah dikabulkan oleh Allah SWT.
Padahal, ketika do’a-do’a kita dikabulkan Allah (terutama yang bersifat duniawi), hal ini belum tentu berdampak positif buat kita. Contoh nyata: ketika keinginan Tsa’labah untuk menjadi kaya dikabulkan, ternyata kekayaan itu justru telah menjerumuskannya ke dalam murka Illahi.
Hal ini berbeda dengan do’a yang berkaitan dengan ukhrowi. Misal: seseorang berdo’a ingin mati syahid. Jika do’anya dikabulkan Allah, maka pasti akan berdampak positif.
"Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya“. (QS. An Nisaa’. 69). *) Yang dimaksud dengan para shiddiiqiin ialah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni`mat sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an surat Al Faatihah ayat 7.
Demikian juga ketika seseorang berdo’a ingin menjadi orang yang sholeh/sholihah. “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh**, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya“. (QS. Al Baqarah. 82). **) Yang dimaksud dengan amal saleh adalah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.
Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang berdo’a ingin dimasukkan ke dalam golongan kanan. ”Yaitu golongan kanan***. Alangkah mulianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 8). ***) Yang dimaksud dengan golongan kanan adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan.
”Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 27). “maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan”. (QS. Al Waaqi’ah. 91). “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”. (QS. Al Balad. 18).
Semoga bermanfaat!