Jumat, 27 Juli 2012

Sebuah Bisikan Lembut Untuk Para Lajang

 
Lelahnya Hidup Menyendiri (sebuah bisikan lembut untuk para Lajang)

Saudaraku..
Suatu senja, saat angin sepoi-sepoi menyapa wajah, ada seorang teman yang menyanyikan gending-gending hatinya. Ia berbicara dari relung hatinya yang paling dalam. Matanya berkaca-kaca menerawang jauh membelah zaman. Tetesan bening berjatuhan dari kelopak matanya yang sayu. Ia mengungkapkan angan-angannya perihal seorang dara manis tambatan hatinya, yang selalu memenuhi cakrawala pikirannya.

Hasrat dan dorongan alamiah untuk mempunyai teman hidup telah banyak menyita konsentrasinya. Terlebih usia yang semakin merambat naik. Daya serap terhadap suatu ilmu pengetahuan tidaklah setajam dulu. Konsentrasi dalam menjalani hidup seolah-olah hilang seiring dengan perginya musim dingin.

Shalat yang dilakukannya sangat jauh dari kata khusu’. Ketika membaca do’a iftitah, “Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan es,” yang muncul justru bayangan puteri salju melambai-lambai menarik simpati. Demikianlah semakin lama, bacaan shalat pun semakin hilang dari nilai penghayatan.
Hidup menyendiri memang sangat melelahkan. Jiwa lunglai karena didera oleh perasaannya sendiri. “Kesendirian adalah kumpulan duka nestapa”, demikian Khalil Gibran menyindir para lajang.Wajar, jika syekh Mustafa Siba’i menggambarkan, “Ibadahnya seorang lajang, pikirannya dipenuhi bayang-bayang setan. Sedangkan ibadah orang yang telah menikah, pikirannya dipenuhi dengan cinta Ar Rahman.”
Saudaraku..
Barangkali sahabat kita tadi hanya salah satu dari sekian banyak orang yang masih sendiri dalam meretasi perjalanan hidup di dunia ini. Sendiri tanpa seorang pendamping yang dapat membantunya semakin dekat kepada Allah Swt. Sendiri mengarungi samudera hari yang sepi sunyi. Tersiksa membendung gelombang syahwat biologis yang belum tersalurkan dalam ridha Ilahi Rabbi.
Orang yang masih sendiri (lajang), ia merasakan sepi dalam kesendiriannya. Dan sunyi dalam keramaian. Kepahitan memantul dari senyumnya. Berduka di balik canda tawanya.Saat pulang kerja, tiada yang dilihatnya melainkan dinding dan tembok rumah yang mulai retak. Di sana sini terlihat pakaian kotor berserakan. Yang ada di langit-langit pikirannya hanyalah khayalan-khayalan semu belaka. Tidur pun bertemankan bantal guling dan lamunan. Terasa sulit mata untuk dipejamkan. Bertandang ke rumah teman dengan tujuan menghilangkan kepenatan. Bisikan-bisikan setan membangkitkan nafsu kemaksiatan. Kondisi semacam ini terus berulang tanpa ada kepastian dan perubahan. Terkecuali bila telah mengakhiri masa lajang dengan ikatan pernikahan. Yang akan menghantarkannya pada kehidupan yang penuh dengan keberkahan.
Saudaraku..
Apa yang menjadi alasan bagi seseorang yang bertahan hidup membujang? Sebagian orang terinspirasi lagu Koes Plus tempo dulu, “Memang enak jadi bujangan. Kesana kemari tiada yang melarang..”. Faktanya, malah banyak lajang yang kelimpungan menanggung beban. Beban mental dan beban yang di bawah pusar.Ada yang beralasan belum mapan secara ekonomi. Padahal setelah nikah, seorang suami berkewajiban memberi nafkah bagi pasangannya; sandang, pangan, papan dan yang seirama dengan itu. Jika ini pemicunya, berarti ia belum membenarkan janji Allah Swt, “Jika mereka miskin, maka Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.” An Nur: 32.Dan ada pula yang berargument, belum mendapatkan gadis pilihan yang cocok dan sreg di hati. Bisa jadi kriteria calon pendamping hidup yang diminta terlalu tinggi, sehingga sulit ditemukan di alam realita. Misalnya, mendambakan seorang dokter yang hafal Qur’an dan berusia 17 tahun dan seterusnya. Atau barangkali menargetkan pendamping hidup yang sempurna tanpa cela. Sempurna baik dari sisi zahir dan bathin. Hal ini jelas tak akan dia dapatkan, hingga ajal menjemputnya.
Menempuh pendidikan tinggi. Mendaki puncak prestasi dan yang senada dengan itu, juga menjadi alasan seseorang menikmati masa lajang.Padahal jika kita belajar dari era generasi terbaik; zaman sahabat, kita temukan satu fakta bahwa menggapai prestasi terbaik, mencapai kematangan pribadi dan kedewasan berpikir serta kelayakan menerima amanah, dimulai pasca pernikahan.

Usamah bin Zaid ra, di usia 18 tahun ia memimpin sebuah pasukan yang di dalamnya ada beberapa sahabat senior dari kalangan Muhajirin, semisal; Abu Bakar dan Umar. Saat itu ia sudah menikah dengan Fatimah binti Qais ra.

Zaid bin Tsabit ra, diberi kepercayaan oleh Nabi saw untuk menulis wahyu di usia belum mencapai 20 tahun, ia juga bukan berstatus lajang lagi.
Jabir bin Abdullah ra, di usia sangat muda ia telah mempersunting seorang janda. Dengan pertimbangan, istrinya bisa mengayomi adik-adiknya yang semuanya adalah perempuan. Prestasi Jabir sangat luar biasa di medan perjuangan dan Islam. Ia banyak meriwayatkan hadits. Demikian pula ia menjamu Rasul saw dan para sahabatnya di perang Khandaq, yang kurang lebih selama 3 hari mereka tak menemukan makanan sepotongpun.
Begitulah para sahabat Nabi saw, dengan segudang prestasi di hadapan Allah Swt dan manusia. Prestasi mengagumkan untuk dunia dan akherat, mereka raih setelah menggenapkan separuh dien-nya, yakni pernikahan. Di usia yang terbilang muda, kurang dari 25 tahun.
Saudaraku..
Kehidupan lajang ibarat seseorang yang hidup tanpa pakaian yang menutupi tubuhnya. Di musim dingin, bibirnya membiru melawan cuaca dingin yang menusuk tulang sumsum. Di musim panas, tubuhnya terbakar hangus lantaran tiada pakaian yang melindungi tubuhnya dari sengatan matahari. Allah Swt menggambarkan dalam al Qur’an, ”Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamupun pakaian bagi mereka.” Al Baqarah: 187.
Dunia lajang seperti petani miskin yang tak memiliki lahan, sawah dan ladang. Hidupnya bergantung kepada orang lain. Menggantungkan nasib pada si pemilik sawah dan ladang. Sungguh indah Allah Swt menggambarkan, “Istri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam.” Al Baqarah: 223.
Oleh karena itu, para lajang hidupnya akrab dengan negeri rantau. Tidak betah menikmati hidup di kampung halaman sendiri. Bahkan di rumah sendiri pun, tidak betah berlama-lama tinggal di sana. Hal itu wajar, karena memang belum ada yang membuatnya betah tinggal di rumah dan tiada sosok lemah lembut yang mengkhawatirkannya masuk angin jika banyak keluar rumah.
Saudaraku..
Renungkanlah sabda Nabi saw ini, “Seburuk-buruknya manusia di antara kamu adalah orang yang hidup melajang.” H.R; Ahmad.
Oleh karena itulah generasi terbaik ummat ini sangat berhati-hati dan mewaspadai permasalahan ini.
Ibnu Abbas ra pernah berkata, ”Menikahlah kalian, karena satu hari bersama seorang istri, lebih baik dari pada shalat yang dikerjakan (orang yang belum menikah) selama satu tahun.”
Ibnu Mas’ud ra pernah berkata pada saat ia tertusuk pedang ketika perang sedang berkecamuk, ”Nikahkanlah aku, sebab aku merasa malu jika menghadap Allah Swt dalam keadaan membujang.” Ia juga pernah bertutur, “Sekiranya aku tahu bahwa sisa usiaku tinggal sepuluh hari lagi, maka aku segera akan menikah, agar aku tidak menghadap Allah dalam keadaan membujang.”
Muadz bin Jabal ra ketika kedua istirinya meninggal dunia karena menjalarnya wabah kolera, sementara ia mulai terjangkiti, maka ia berkata, “Nikahkanlah aku, karena aku khawatir akan mati, dan menghadap Allah dalam keadaan tidak beristri.”
Saudaraku..
Alangkah indahnya jika kita yang masih hidup menyendiri, merenungi pesan Syekh Mustafa Siba’i rahimahullah:
“Jangan engkau tunda mengakhiri masa lajangmu karena beratnya beban yang ditanggung.
Karena satu hari yang dilalui orang yang melajang, lebih berat daripada memikul bongkahan gunung yang besar. Jangan engkau menunda pernikahanmu, karena banyaknya nafkah yang harus dikeluarkan.
Ketahuilah bahwa nafkah yang dikeluarkan orang yang menikah ibarat orang yang membiayai taburan benih di pematang sawah.Sedangkan nafkah yang dikeluarkan oleh orang yang hidup menyendiri laksana menebar benih di lautan biru.”
Saudaraku..
Bagi anda yang masih hidup menyendiri, jujurlah pada hati nurani. Jangan biarkan luka di hatimu semakin menganga lebar tanpa ada yang membantumu membalut luka itu. Jangan biarkan awan mendung menggelapkan wajahmu. Sudah waktunya keceriaan hidup anda kecap, dalam indahnya pelangi pernikahan.
Bagi kita yang telah memiliki pendamping hidup, mari kita rawat dan jaga pakaian milik kita. Kita tanam benih kebaikan di sawah ladang milik kita. Sehingga kita dapat meraih hasil panen yang berlimpah ruah. Di dunia kini dan akherat sana. Amien.

(Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far)

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina