بِســـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
“ Perbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ” (QS. Fushhdilat: 40)
Saya sering diingatkan oleh istri saya ,"....ingat Muraqabatullah ( Pengawasan Allah )
ya Aa (panggilan istri thd saya) dan pengawasan malaikat ".......
Salah satu jalan menuju Muraqabatullah ( Pengawasan Allah ) adalah dengan kita memiliki sifat Malu yang bersumber dari Iman.....
Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “ Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain ”
Rasulullah saw. menjadikan sifat malu sebagai bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Iman memiliki 70 atau 60 cabang. Paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan ” (HR Muslim dalam Kitab Iman, hadits nomor 51)
" sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan " begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5652)
Kata Nabi, “Malu adalah bagian dari iman, dan keimanan itu berada di surga. Ucapan jorok berasal dari akhlak yang buruk dan akhlak yang buruk tempatnya di neraka.” (HR. Tirmidzi dalam Ktab Birr wash Shilah, hadits nomor 1932)
Dari Zainab binti Abi Salamah, dari Ummu Salamah Ummu Mukminin berkata, “Suatu ketika Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, menemui Rasulullah saw. seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran. Apakah seorang wanita harus mandi bila bermimpi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, bila ia melihat air (keluar dari kemaluannya karena mimpi).’” (HR. Bukhari dalam Kitab Ghusl, hadits nomor 273)
Sebagaimana yang sampai kepada kita melalui Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Malulah kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya ” Kami berkata, “ Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami sesungguhnya malu ” Beliau berkata, “ Bukan itu yang aku maksud,Tetapi malu kepada Allah dengan malu yang sesungguhnya; yaitu menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang dikehendakinya. Ingatlah kematian dan ujian, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan alam akhirat, maka ia akan tinggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia memiliki sifat malu yang sesungguhnya kepada Allah ” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah, hadits nomor 2382)
oh ya sobat pejuang semua yang coolz cintai jangan pernah lupa menaruh malu pada tempatnya ya......ketika ada yang mengajak bersalaman kepada kita (pria-wanita) dan kita menyambutnya dengan alasan saya malu menolaknya........
“Idza lam tastahyii fashna’ maa syi’ta, bila kamu tidak malu, lakukanlah apa saja yang kamu inginkan,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Ahaditsul Anbiya, hadits nomor 3225).
Wallaahu a'lamu bish_shawaab................
Share: https://m.facebook.com/groups/436028619754729?view=permalink&id=466990659991858
~ 7 Ramadhan 1433 H ~
سبحانك الله وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
www.info-iman.blogspot.com