Dengan melakukan catatan pengeluaran bulanan, kita bisa mendapat gambaran pasti, berapa besar pengeluaran kita setiap bulan. Selain jumlah, kita juga tahu pos pengeluaran mana yang paling besar menghabiskan pendapatan kita, apakah pos transportasi, hiburan, cicilan, dan sebagainya. Sebagai contoh, pengeluaran rutin orang yang sudah berkeluarga pasti akan lebih besar dibandingkan yang belum menikah atau tidak punya tanggungan.
2. Membuat skala prioritas
Setelah kita tahu besarnya masing-masing pos pengeluaran, kita kaji ulang apakah pengeluaran kita ini sudah "sehat"? Artinya, apakah kita sudah mendahulukan pengeluaran yang sifatnya lebih penting? Atau kebanyakan pengeluaran kita dihabiskan untuk pos foya-foya?
Dalam membuat skala prioritas, lakukan pengelompokan jenis pengeluaran. Yang pertama adalah pengeluaran cicilan bulanan, misalnya cicilan kendaraan bermotor atau KPR. Karena cicilan adalah utang dan utang adalah kewajiban, maka sisihkan segera untuk membayar cicilan tersebut begitu kita mendapatkan pendapatan bulanan.
Pengelompokan berikutnya adalah pengeluaran rutin. Pengeluran rutin ini isinya bisa sangat bervariasi mulai dari biaya transportasi, belanja bulanan, zakat, hingga iuran sekolah anak (bagi yang sudah berkeluarga). Untuk yang belum berkeluarga, pengeluran rutin ini bisa menghabisknya sekitar 20% dari pendapatan bulanannya. Untuk yang berkeluarga, pengeluaran rutin biasanya adalah yang paling besar, bisa menghabiskan 30-50% dari penghasilan bulanan.
Berikutnya adalah pengeluaran pribadi. Pengeluaran pribadi ini kadang tidak terukur dengan baik, sehingga sisa cicilan dan pengeluaran rutin akan langsung dihabiskan untuk pos ini. Padahal, ada pengeluaran lain yang skala prioritasnya di atas pengeluaran pribadi, yaitu pengeluaran untuk berinvestasi atau menabung. Yang termasuk dalam pengeluaran pribadi antara lain, pengeluaran untuk hobi, belanja pakaian dan sepatu, biaya pulsa telepon, langganan tv kabel, atau biaya keanggotaangym. Tidak ada yang salah dalam pengeluaran ini, namum pastikan kita juga memiliki kemampuan untuk berinvestasi.
3. Alokasi pendapatan
Setelah mengetahui pendapatan kita dipakai untuk kebutuhan apa saja, maka kita bisa melakukan alokasi pendapatan bulanan. Alokasi ini bisa sesederhana memisahkan masing-masing pos dengan amplop yang berbeda, atau memiliki akun tabungan yang terpisah khusus untuk cicilan dan investasi. Tujuan pemisahan ini adalah agar kita disiplin dengan pengeluaran untuk masing-masing pos.