Dosa Datang, Ilmu Pengetahuan Menyingkir
Saudaraku…
Abdullah bin Mas’ud ra pernah bertutur:
Abdullah bin Mas’ud ra pernah bertutur:
“Aku menilai, seseorang lupa dengan ilmu yang pernah dipelajarinya lantaran satu dosa yang pernah diperbuatnya.” (Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Ibnu Mas’ud ra menyebutkan bahwa di antara mudharat dari dosa adalah hilangnya ilmu dari hati kita. Dalam keseharian kita, berapa banyak dosa yang lahir dari penglihatan kita, pendengaran, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh kita. Tidak terkecuali hati kita? Mata sering tidak terkontrol untuk memandang perkara-perkara yang dapat mendatangkan murka Allah swt. Aurat lawan jenis, acara-acara yang mengundang birahi dan seterusnya. Telinga kita, biasa mendengarkan gunjingan, kata-kata dusta, sumpah palsu, nyanyian setan dan lagu-lagu yang melalaikan kita dari zikir kepada Allah swt. Berapa banyak manusia yang terluka hatinya lantaran kata-kata pedas dan menyinggung perasaan yang terlontar dari lisan kita? Berbohong dan dusta terkadang menjadi rutinitas kita sehari-hari. Entah kita sebagai politisi, pedagang, petani, pejabat, atau bahkan ustadz kondang. Tangan kita pernah mengambil barang milik orang lain tanpa hak. Menyentuh wanita yang bukan mahram dan seterusnya. Berapa banyak kaki kita melangkah ke tempat-tempat yang Allah tidak ridha’i. Terlebih hati kita. Riya’ dan sum’ah justru kita nikmati. Dendam, hasad, prasangka buruk terhadap orang lain, juga sangat sulit kita hindari.
Ibnu Mas’ud ra menyebutkan bahwa di antara mudharat dari dosa adalah hilangnya ilmu dari hati kita. Dalam keseharian kita, berapa banyak dosa yang lahir dari penglihatan kita, pendengaran, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh kita. Tidak terkecuali hati kita? Mata sering tidak terkontrol untuk memandang perkara-perkara yang dapat mendatangkan murka Allah swt. Aurat lawan jenis, acara-acara yang mengundang birahi dan seterusnya. Telinga kita, biasa mendengarkan gunjingan, kata-kata dusta, sumpah palsu, nyanyian setan dan lagu-lagu yang melalaikan kita dari zikir kepada Allah swt. Berapa banyak manusia yang terluka hatinya lantaran kata-kata pedas dan menyinggung perasaan yang terlontar dari lisan kita? Berbohong dan dusta terkadang menjadi rutinitas kita sehari-hari. Entah kita sebagai politisi, pedagang, petani, pejabat, atau bahkan ustadz kondang. Tangan kita pernah mengambil barang milik orang lain tanpa hak. Menyentuh wanita yang bukan mahram dan seterusnya. Berapa banyak kaki kita melangkah ke tempat-tempat yang Allah tidak ridha’i. Terlebih hati kita. Riya’ dan sum’ah justru kita nikmati. Dendam, hasad, prasangka buruk terhadap orang lain, juga sangat sulit kita hindari.
Saudaraku..
Pernahkah kita menghitung; berapa ayat, surat dan bahkan juz dalam al Qur’an yang dulu pernah kita hafal dan sekarang tinggal menyisakan surat-surat pendek saja? Pernahkah kita mengevaluasi, berapa jumlah hadits Nabi saw yang telah hilang dari hafalan kita? Dan sudah tak terhitung berapa banyak persoalan aqidah, tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, akhlaq, faraidh dan yang senada dengan itu. Yang kini telah menyingkir dari benak kita. Tentu penyebabnya adalah karena teramat banyaknya kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat dalam hidup kita.
Pernahkah kita menghitung; berapa ayat, surat dan bahkan juz dalam al Qur’an yang dulu pernah kita hafal dan sekarang tinggal menyisakan surat-surat pendek saja? Pernahkah kita mengevaluasi, berapa jumlah hadits Nabi saw yang telah hilang dari hafalan kita? Dan sudah tak terhitung berapa banyak persoalan aqidah, tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, akhlaq, faraidh dan yang senada dengan itu. Yang kini telah menyingkir dari benak kita. Tentu penyebabnya adalah karena teramat banyaknya kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat dalam hidup kita.
Saudaraku..
Jika Ibnu Mas’ud ra menyebut bahwa satu dosa bisa menjadi sebab hilangnya ilmu, bagaimana dengan gebyar dosa yang selalu kita perbuat setiap hari? Inilah rahasia mengapa tiada ilmu yang betah hingga di hati kita. Jika kita ingin ilmu yang pernah kita pelajari setia menemani kita dan bahkan setiap saat dapat bertambah. Maka cara yang kita tempuh adalah menghentikan dosa dan kesalahan sekecil apapun dengan sekuat tenaga dan usaha serta ikhtiyar kita.
Jika Ibnu Mas’ud ra menyebut bahwa satu dosa bisa menjadi sebab hilangnya ilmu, bagaimana dengan gebyar dosa yang selalu kita perbuat setiap hari? Inilah rahasia mengapa tiada ilmu yang betah hingga di hati kita. Jika kita ingin ilmu yang pernah kita pelajari setia menemani kita dan bahkan setiap saat dapat bertambah. Maka cara yang kita tempuh adalah menghentikan dosa dan kesalahan sekecil apapun dengan sekuat tenaga dan usaha serta ikhtiyar kita.
Wallahu a’lam bishawab.