Tabungan Tiga Tahun Hasil Memulung Untuk Hewan Kurban
Yati (64) terhitung wanita yang memiliki kebesaran jiwa. Keterbatasan materi dan berbagai kekurangan untuk mendapatkan penghidupan yang layak sebagai seorang pemulung tidak menjadi hambatan baginya untuk menjalankan perintah agama: berkurban di Hari Raya Idul Adha.
"Saya sudah kenyang makan pemberian orang, sumbangan daging kurban. Saya ingin saya sendiri bisa nyumbang, bisa naruh hewan kurban di masjid," kata Yati di kediamannya, di dekat Rusun Arum, Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan (28/10/2012). Niat suci itu mendorong wanita asal Pasuruan, Jawa Timur itu untuk menabung. Untuk bisa menyembunyikan keinginan tersebut dari suaminya, Maman, ia memilih untuk menyimpan hasil kerjanya sebagai pemulung dalam bentuk emas.
"Uang hasil mulung saya belikan emas dikit-dikit. Setelah tiga tahun sudah ada tiga kalung, totalnya 10 gram," kisah Yati. Menjelang Idhul Adha, ia sempat menanyakan ke suaminya kemungkinan untuk membeli hewan kurban. Suaminya mempersilakan jika Yati memiliki simpanan cukup. Namun, Maman sebenarnya lebih menginginkan uang hasil kerjanya sebagai pemungut/pengangkut sampah sampah digunakan untuk membeli tanah.
Dua pekan lalu, Yati mulai mewujudkan rencananya. Ia mengetahui bila Suwarno, pengusaha kayu di sebelah rumahnya juga berjualan hewan kurban di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Karena itu, ia pun mendatangi Suwarno untuk menanyakan harga kambing yang dijualnya. Suwarno lantas menyebutkan harga empat kambing jantan yang hendak dijualnya. "Saya milih dua ekor. Satu yang sejuta, satu lagi dua juta. Jadi, totalnya tiga juta," kata Yati.
Kepada Warno, sapaan Suwarno, Yati menjanjikan akan langsung membayar secara tunai. Sepulang dari pertemuan itu, Yati mengajak suaminya ke pasar untuk menjual kalung emasnya. Ketiga kalung seberat 10 gram itu laku terjual dengan harga Rp 3,8 juta. "Alhamdullilah sisa beli dua ekor kambing masih banyak," kata Yati bersyukur.
Dengan Bajaj, pada Selasa (23/10) malam ia mendatangi tempat penjualan hewan milik Warno untuk membayar sekaligus mengangkut dua ekor kambing tersebut. Kambing-kambing itu langsung dibawa ke Masjid Al-Ijtihaad, Tebet Mas untuk disumbangkan sebagai hewan kurban. "Sekarang saya plong. Perintah agama dan pesan orangtua sudah saya buat," pungkas Yati. (By. kompas)