Senin, 30 April 2012

Shalat Telat itu Ga' Enak Banget

Shalat Telat itu Tak Nikmat 

Tentunya kita sudah pernah menerima anjuran shalat mirip-mirip begini:
  1. Shalat telat itu sedikit pahalanya ! Ini mirip dengan keutamaan datang ke mesjid untuk shalat Jumat lebih awal agar dapat "hadiah" unta, bukan sapi, kambing, apalagi ayam.
  2. Menunda shalat tanpa alasan hingga keluar dari waktunya adalah berdosa besar sepakat para ulama.
  3. Orang yang terbiasa menunda shalat hingga akhir waktu karena alasan-alasan yang remeh adalah termasuk perbuatan melalaikan shalat seperti termaktub dalam QS al-Maaun 4-5. Ini ditegaskan ibn-Katsir rahimahullahu ta’ala.
  4. Pada dasarnya waktu shalat itu luas sekali dan baru berakhir bila masuk waktu shalat berikutnya, kecuali waktu shubuh.
  5. Sangat dianjurkan untuk shalat di awal waktunya. Dan lebih dianjurkan lagi bila dilakukan secara berjamaah di masjid. Pahala 27 kali lipat, lebih tertib karena mengikut imam, dan bersemangat karena rame boo ...
Mudah-mudahan kita sepakat tentang lima anjuran di atas. Nah yang mau saya tulis di sini adalah lebih pada pengalaman pribadi mendirikan shalat zuhur dan ashar di negeri muslim minoritas. Dua shalat yang umumnya dilakukan siang hari saat beraktivitas di kantor. Sebuah pengalaman shalat yang amat berbeda dengan kondisi di Indonesia, dimana ada ruang shalat, mushalla, atau mesjid di sekitar tempat kerja dan mayoritas rekan kerja tahu apa itu shalat (tahu tentang shalat, waktu istirahat yang dapat dipakai shalat, dan agenda rapat yang lebih ramah dengan waktu shalat).

Mengapa shalat telat itu tidak enak ? 

 
Alasannya beragam namun intinya karena kita bukan penguasa waktu dan kita tidak mampu mengendalikan 100% aktivitas otak kita sendiri. Apa yang akan terjadi terhadap kita dalam satu menit, lima menit, setengah jam ke depan tak dapat diramalkan. Bayangkan hal-hal semacam ini:

  • Dengan menunda waktu 30 menit ada kemungkinan email baru dari pelanggan datang, telefon dari boss perlu diangkat, rekan kerja mampir untuk diskusi penting tanpa janji sebelumnya, istri menelepon dari rumah, tiba-tiba ingat akan laporan yang perlu dikirim, dll. Ujung-ujungnya shalat akan makin telat karena terinterupsi hal-hal yang tak direncanakan tsb.
  • Dengan tidak memanfaatkan waktu senggang kita saat ini dan sengaja menunda nya beberapa menit lagi (mungkin dengan membaca email, buka situs detik.com, atau mengetik blog), ada peluang saya terlena dengan aktivitas baru tadi. Misalnya keasyikan berselancar membaca blog yang membuat shalat tertunda 1 jam dan bukan beberapa menit.
  • Sebagai efek domino dari (1) akhirnya muncul hal-hal baru dalam pikiran kita, yang akan mengganggu konsentrasi saat shalat.
    Sekonyong-konyong di dalam shalat muncul saja ide baru, kepikiran dengan bug/error baru yang ditemukan dalam program yang kita tulis, terbayang kesulitan yang dilaporkan pelanggan dalam emailnya, teringat pesanan istri dalam telefonnya barusan dan kemana harus mencarinya, dll. Artinya shalat menjadi tidak khusyu dan otak menjadi lelah karena dibebani hal-hal baru yang "secara tak sengaja" mampir instant beberapa saat yang lalu.
  • Karena shalat sudah tak khusyu alias hati tak tenang, mana bisa konsentrasi lagi ?
    Bacaan al-Fatihah sekenanya saja, membaca surat pendek yang teringat saja, tidak meresapi arti bacaan shalat, dan waktu zikir/doa pun menjadi singkat. Pokoknya kesyahduan shalat dan ketentraman hati yang didambakan diperoleh lewat shalat lenyap tanpa disadari.
  • Faktor lain yang membuat hati tak tenteram adalah faktor tempat, karena saya biasanya memakai ruang rapat untuk shalat. Ruang rapat tentu sepi saat tak dipakai dan lebih sejuk karena aircon nya hidup dibandingkan shalat di ruang tangga darurat :-) Rapat-rapat di kantor umumnya bermula pada awal-awal jam seperti jam 2 tepat (at 2 o'clock, at 3 pm sharp), nah … kalau saya menunda shalat hingga mepet waktu rapat tentunya membuat hati ini agak deg-degan. Khawatir bila lima menit lagi (misalnya) ada rekan yang ingin memakai ruang rapat dan jadi terganggu karena saya masih shalat di sana. Akhirnya shalat jadi "ngebut" karena [mungkin] ruang tersebut akan dipakai jadi tempat rapat.
  • Menunda waktu shalat juga tidak baik apabila ada jadwal yang "menjepit" di jam-jam berikutnya, misalnya saya harus hadir rapat, ada conference call yang perlu diikuti, mengejar bus pulang kantor, atau alasan sederhana seperti toilet yang harus dibersihkan sehingga harus mencari toilet lain, film favorit akan segera dimulai, dll.
It is not an act of being paranoid
Mungkin daftar ini masih terus dapat ditambah, namun saya yakin ini adalah kenyataan umum yang mungkin tidak hanya terjadi pada saya yang tinggal di negeri muslim minoritas saja. Kejadian alam yang lebih ekstrem di luar kuasa manusia amat mungkin terjadi dalam beberapa detik, menit kemudian yang membuat ajal kita sampai sebelum sempat menunaikan kewajiban ini (semoga Allah melindungi kita dari petaka ini).

Menunda shalat untuk sesuatu yang pasti adalah diperbolehkan terutama bila kita tahu pasti jam berakhirnya kuliah/rapat, menutup dalam beberapa menit percakapan di telepon (dan segera shalat sesudah itu), menyelesaikan email penting yang dipastikan akan membantu pihak lain bila segera dikirim, memastikan alat-alat/bahan yang kita pakai dalam praktikum telah berada pada kondisi aman untuk ditinggal, menuntaskan pelatihan yang sedang kita berikan dalam 30 menit lagi, dll. Namun sekali lagi ini hanyalah menurut ijtihad saya yang dhaif ini dan tidak layak jadi acuan. Saya hanya berasumsi bilamana dengan "menunda" beberapa menit ke depan membuat hati atau pikiran menjadi tenang maka lakukanlah. Namun tetap harus diingat bahwa kita bukan pemilik 100% pikiran, hati, dan masa depan kita :-)

Mempraktekkan shalat di awal waktu adalah amat baik dan bukan hanya karena didasari kekhawatiran akan hal-hal di atas. Keuntungan di Indonesia adalah ketersediaan ruang shalat khusus sehingga tak perlu merasa cemas karena ruangan akan dipakai orang lain. Namun bayangkan juga bila tiba-tiba listrik mati atau air di bak penampungan habis sehingga kita tidak bisa wudhu :-)

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang yang beriman.” (QS An-Nisa: 103). Lengkap tentang waktu pelaksanaan shalat fardhu dapat dibaca di link eramuslim ini


(by.http://menata-hati.blogspot.com)

Bangunan dan Tempat Bersejarah Umat Islam di Jazirah Arab

Sejarah Agama Islam yang panjang meninggalkan beberapa tempat bersejarah yang masih dapat dilihat sampai saat ini. Tempat bersejarah tersebut sangat penting artinya bai umat Islam karena mempunyai nilai historis yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa bangunan dan tempat bersejarah bagi umat Islam yang terletak di wilayah Jazirah Arab.
 
MASJIDIL HARAM

Masjdilharam, yang terletak di tengah kota Mekah, merupakan masjid tertua di dunia. Masjid ini selalu ramai dikunjungi umat Islam untuk beribadah salat, umrah, haji dan belajar ilmu agama. Masjidilharam mempunyai tujuh menara dan 19 pintu gerbang yang masing-masing mempunyai nama tersendiri seperti Bab as-Salam (pintu salam), tempat orang yang pertama memasukinya dan akan melakukan tawaf; dan Bab as-Safa (pintu Safa), pintu ke luar menuju Bukit Safa untuk melakukan sai. Di dalam Masjidilharam terdapat Ka'bah, maqam Nabi Ibrahim AS, Hajar Aswad (batu hitam), dan sumur zamzam.
 
MASJIDIL AQSHA

Masjid tertua kedua di dunia setelah Masjidilharam. Masjidilaksa terletak di dalam suatu kompleks di kota Yerusalem, Palestina. Masjidilaksa disebut dalam Al-Qur'an karena berkaitan dengan peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW melakukan Isra (perjalanan malam hari) dari Masjidilharam ke Masjidilaksa, sebelum bermikraj ke Sidratulmuntaha. Masjidilaksa termasuk di antara masjid yang perlu dikunjungi oleh kaum muslim sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. Dalam kompleks Masjidilaksa terdapat pula Qubbah as-Sakhrah atau Masjid Umar (The Dome of the Rock). Masjidilaksa dibangun di atas lokasi Kenisah Sulaiman atau Haykal Sulaiman (tempat ibadah Yahudi)
 
MASJID NABAWI

Masjid Nabawi merupakan masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah. Lokasi Masjid Nabawi adalah di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid Nabawi dibanngun pada Rabiulawal 1/September 622. Pada masa Nabi SAW dan al-Khulafa ar-Rasyidun (empat khalifah besar), Masjid Nabawi berfungsi sebagai tempat beribadah, menurut ilmu dan merencanakan kegiatan kemasyarakatan. Hingga kini, jemaah haji selalu berziarah ke makam Nabi SAW yang terletak di dalam kompleks Masjid Nabawi. Selain itu, di Masjid Nabawi terdapat pula makam Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab. Pada bagian lain dari Masjid Nabawi terdapat taman (raudah) yang terletak di antara bekas rumah Nabi SAW dan mimbar.
 
SAFA DAN MARWAH

Bukit Safa dan Marwah terletak di sebelah selatan dan utara Masjidilharam, Mekah. Bukit Safa dan Marwah merupakan tempat Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, mencarikan air untuk anaknya, Ismail AS. Siti Hajar berlari mendaki Bukit Safa kemudian turun menuju Bukit Marwah sampai tujuh kali dan akhirnya secara tiba-cita keluarlah air zamzam dari dalam tanah. Peristiwa ini kemudian diabadikan umat Islam dengan melakukan sai (lari-lari kecil) pada saat menunaikan ibadah haji.
 
GUA HIRA

Gua Hira adalah suatu celah sempit di Gunung Hira atau Jabal an-Nur (Gunung Cahaya). Lokasi Gua Hira terletak di pinggir jalan menuju Ji'ranah, kkurang lebih 6 km di sebelah timur laut kota Mekah, Arab Saudi. Gua ini digunakan Nabi Muhammad SAW untuk bertafakur dan beribadah sebelum menjadi nabi dan menerima wahyu pertama dari Allah SWT sekaligus dinobatkan sebagai rasul.
 
ARAFAH

Arafah adalah padang pasir yang dijadikan tempat pelaksanaan wukuf (berdiam diri sejenak) bagi jemaah haji. Padang Arafah terletak sekitar 25 km dari Mekah, Arab Saudi. Di tempat ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah terakhir tentang inti ajaran Islam. Di tengah-tengah padang Arafah terdapat bukit-bukit kecil yang dinamakan "Jabal ar-Rahmah" yang dipercaya sebagai tempat Nabi Adam AS dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah karena diusir dari surga. Mungkin itulah sebabnya perbukitan itu disebut Jabal ar-Rahmah (bukit penuh rahmat). Dalam pertemuan yang penuh rahmat itu, Adam dan Hawa saling memahami keadaan masing-masing sehingga lahirlah keluarga dan kehidupan sosial pertama di dunia.
 
LEMBAH BADAR

Lembar Badar, yang terletak di antara Madinah dan Mekah, merupakan suatu daerah subur yang mempunyai sumber air. Lembar Badar adalah tempat terjadinya Perang Badar (2 H) antara kaum muslim dan kaum musyrik Quraisy. Perang Badar disebut sebagai perang akidah karena perang ini terjadi untuk membela kebenaran tentang ajaran Islam. Dalam pertempuran ini, kaum muslim mendapat kemenangan besar sehingga perang ini disebut juga Perang Badar al-Kubra (yang besar)
 
BUKIT UHUD

Bukit Uhud yang terletak sekitar empat kilometer sebelah timur laut Madinah merupakan tempat berlangsungnya Perang Uhud (3 H). Perang Uhud terjadi antara kaum muslim dna kaum musyrik Quraisy. Meskipun memperoleh kemenangan, kaum muslim mengalami kerugian akibat banykanya pahlawan muslimin yang gugur dalam prang ini, salah satunya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad SAW.
 
MASJID QUBA

Masjid Quba merupakan masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah (622 M). Masjid ini terletak sekitar 5 km dari Masjid Nabawi di Madinah. Nabi SAW membangun sendiri arah kiblat masjid ini dari batu. Arah kiblat ini mengalami dua kali perubahan. Pada awalnya arah kiblat menghadap ke Baitulmakdis (Yerusalem), kemudian diubah menjadi ke arah Ka'bah (Mekah). Masjid Quba mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan. Meskipun secaraukuran masjid ini lebih kecil dibandingkan dengan masjid bersejarah lainnya, namun Masjid Quba menjadi salah satu tempat ziarah penting di Madinah.
 
BUKIT MINA

Bukit Mina merupakan kawasan perbukitan sepanjang 3,2 km yang terletak di antara kota suci Mekah dan Muzdalifah. Di Bukit Mina terdapat tiga buah tugu atau jumrah yang wajib di lempar oleh setiap orang yang melakukan ibadah haji. Ketiga tugu disebut dengan Jumrah Ula (pertama) yang disebut juga Jumrah Sugra, Jumrah Wusta (tengah) dan Jumrah Aqabah (akhir) yang disebut juga jumrah Kubra. Ketiga tugu tersebut merupakan perwujudan dari iblis yang ingin menggagalkan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengurbankan putranya, Ismail AS.

Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Dinasti Islam di Dunia (mulai th 661 M - sekarang)

DINASTI ISLAM muncul setelah masa al-Khulafa ar_Rasyidun berakhir. Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan bersamaan dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia. Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia.
 
UMAYAH (40 H/661 M - 132 H/750 M)

kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Dinasti Umayah berasal dari keturunan Umayah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy terpandang. Dinasti Umayah muncul setelah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M) meninggal. Mu'awiyah, keturunan Bani Umayah dari keluarga Harb, meneruskan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayah. Dinasti Umayah terbagi menjadi dua periode kekuasaan yaitu Umayah Damascus (Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol). Kejayaan Dinasti Umayah Damascus terdapai pada masa Khalifah al-Walid. Berakhirnya Dinasti Umayah Damascus terjadi ketika Marwan II dibunuh tentara Abbasiyah pada 132 H/750 M. Selanjutnya Abdurrahman (cucu Hisyam) meloloskan diri ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayah Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba mengalami kejayaan pada masa Abdurrahman III dan al-Hakam II. Peninggalan Dinasti Umayah Damascus berupa Katedral St. John di Damascus yang diubah menjadi masjid, Katedral di Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja dan tempat istirahat di padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun peninggalan Dinasti Umayah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
 
ABBASIYAH (132/750 M - 656 H/1258 M)

Dinasti ini mempunyai wilayah kekuasan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arabia, Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri dinasti sekaligus khalifah pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750 M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M). Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah seusuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Dinasti Abbasiyah mengalami zaman keemasan ketika dipimpin oleh as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq. kekuasaan Abbasiyah melemah dengan adanya pertentangan dan pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum (Romawi Timur) dan orang Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid al-Mutawakkil yang mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
 
IDRISIYAH (172 H/789 M - 314 H/926 M)

Wilayah kekuasaannya adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh Idris I bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti pertama yang beraliran Syiah, terutama di Maroko dan Afrika Utara. Sultan Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil merestorasi Volubilis, kota Romawi, menjadi kota Fez. Dinasti Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa Berber dan penduduk asli. Dinasti ini runtuh setelah ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah pada 374 H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara lain meninggalkan Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada 244 H/859 M.
 
AGHLABIYAH (184 H/800 M - 296 H/909 M)

Pusat pemerintahannya terletak di Qairawan, Tunisia. Wilayah kekuasaan Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertama dinasti ini adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang panglima dari Khurasan Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam agama mayoritas. Dinasti ini berhasil menduduki Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berkahir setelah ditaklukan oleh Dinasti Fatimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain adalah Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
 
SAMANIYAH (203 H/819 M - 395 H/1005 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dab Transoksania (Uzbekistan) yang terletak di sebelah timur Baghdad. Ibukotanya adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah didirikan oleh Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan Utara). Puncak kejayaan tercapai pada masa pemerintaha Isma'il II al-Muntasir, khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan wilayahnya dari serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti Samaniyah berakhir setelah Isma'il II terbunuh pada 395 H/1005 M. Peninggalan Dinasti Samaniyah berupaa Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari, seorang ilmuwan muslim.
 
SAFARIYAH (253 H/867 M - 900/1495 M)

Dinasti Safariyah merupakan sebuah dinasti Islam yang paling lama berkuasa di dunia. Wilayah kekuasaan Dinasti Safariyah meliputi kawasan Sijistan, Iran. Pendiri dinasti ini adalah Ya'qub bin Lais as-Saffar, seorang pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi Sistan (Iran). Dinasti Safariyah di bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil melebarkan wilayah kekuasaanya sampai Afghanistan Timur. Pada masa itulah kekuasaan Dinasti Safariyah mencapi puncaknya. Dinasti ini semakin melemah karena pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya Dinasti Ghaznawi mengambil alih kekuasaan Dinasti Safariyah. Setelah penguasa terakhir Dinasti Safariyah, Khalaf, meninggal dunia, berakhir pula kekuasaan Dinasti Safariyah di Sijistan.
 
TULUN (254 H/868 M - 292 H/905 M)

Dinasti Tulun adalah sebuah dinasti Islam yang masa pemerintahannya paling cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti Tulun meliputi Mesir dan Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin Tulun, putra seorang Turki yang diutus oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan) emmbawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Tulun yang memerintah sampai 38 tahun berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban bin Tulun terbunuh.
 
HAMDANIYAH (292 H/905 M - 394 H/1004 M)

Wilayah kekuasaanya meliputi Aleppo (Suriah) dan Mosul (Irak). Nama dinasti ini dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun yang bergelar Abul Haija'. Dinasti Hamdaniyah di Mosul dipimpin oleh Hasan yang menggantikan ayahnya, Abu al-Haija;. Kepemimpinan Hasan mendapat pengakuan dari pemerintah Baghdad. Dinasti Hamdaniyah di Aleppo didirikan oleh Ali Saifuddawlah, suadara dari penguasa Hamdaniyah Mosul. Ali Saifuddawlah merebut Aleppo dari Dinasti Ikhsyidiyah. Dinasti Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo berakhir ketika para pemimpin meninggal.
 
FATIMIYAH (296 H/909 M - 566 H/1171 M)

Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir dan Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti Fatimiyah yang lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Fatimiyah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Fatimiyah berakhis setelah al-Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh sakit. Salahudin Yusub al-Ayyubi, wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan tersebut dengan mengakui kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi. Peninggalan dinasti ini meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang terkenal dengan Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan Masjid al-Akmar di Cairo, Mesir.
 
BUWAIHI (33 H/945M - 447 H/1055M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi meliputi Irak dan Iran. Dinasti ini dibangun oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi dapat dibagi dua periode. Periode pertama merupakan periode pertumbuhan dan konsolidasi sedangkan periode kedua daalh periode defensi, khususnya di wilayah Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat ketika Dinasti Abbasiyah di Baghdad mulai melemah. Dinasti Buwaihi mengalami kemunduran dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk. Peninggalan dinasti ini antara lain berupa observatorium di Baghdad dan sejumlah perpustakaan di Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
 
SELJUK (469 H/1077 M - 706 H/1307 M

Wilayah kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk didirikan oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan tetapi tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah setelah para pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain. Peninggalan dinasti ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki Selatan, yang merupakan pangkalan pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
 
AYUBIYAH (569 H/1174 M - 650 H/1252 M)

Pusat pemerintahan Dinasti Ayubiyah adalah Cairo, Mesir. Wilayah kekuasaannya meliputi kawasan Mesir, Suriah dan Yaman. Dinasti Ayubiyah didirikan Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah menaklukan khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil menaklukan daerah Islam lainnya dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai panglima perang, Salahudin juga mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Berakhirnya masa pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya Malik al-Asyraf Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk. Peninggalan Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
 
DELHI (602 H/1206 M - 962 H/1555 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi terletak di India Utara. Dinasti Delhi mengalami lima kali pergantian kepemimpinan yaitu Dinasti Mamluk, Dinasti Khalji, Dinasti Tuglug, Dinasti Sayid dan Dinasti Loyd. Pada periode pertama, Delhi dipimpin Dinasti Mamluk selama 84 tahun. Mamluk merupakan keturunan Qutbuddin Aybak, seorang budak dari Turki. Dinasti Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahu. Dinasti Tuglug memerintah selama 93 tahun, sedangkan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Delhi adalah Dinasti Lody yang memerintah selama 75 tahun. Peninggalan Dinasti Delhi antara lain adalah Masjid Kuwat al-Islam dan Qutub Minar yang berupa menara di Lalkot, Delhi (India)
 
MAMLUK MESIR (648 H/1250 M - 923 H/1517 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk berasal dari golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir, yang dididik secara militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir dibagi dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk Bahri yang terkenal antara lain adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir Muhammad bin Qalawun. Baybars adalah sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil membangun pemerintahan yang kuat dan berkuasa selama 17 tahun. Dinasti Mamluk Burji kemudian mengambil alih pemerintahan dengan menggulingkan sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih Hajii bin Sya'ban. Sultan pertama penguasa Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq (784 H/1382 M-801 H/1399 M). Dinasti Mamluk Mesir memberikan sumbangan besar bagi sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam (Suriah). Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa Mongol, merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia), serta menguasai Pulau Cyprus dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras Tuman Bai, sultan terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki. Peninggalan Dinasti Mamluk antara lain berupa Masjid Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di Cairo.
 
MUGHAL (931 H/1525 M - 1275 H/1858 M)

Wilayah kekuasaan dinasti ini terletak di India. Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, putra pertama Umar Syeikh Mirza, seorang penguasa Fargana di Turkistan (Transoksania). Dinasti Mughal dimulai ketika Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lody di Delhi. Dinasti Mughal menyebabkan terpusatnya daerah di India yang semula oleh gubernur, serta meluasnya politik Islam di wilayah India. Dinasti Mughal sangat memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal mendirikan khanqah (pesantren), yang merupakan pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal juga memperhatikan pengembangan peradaban, terutama di bidang seni lukis, seni musik dan seni bangunan. Hal ini antara lain terlihat dari peninggalannya berupa Istana Hawa Mahal di Jaipur, red Fort (Benteng Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra dan Masjid Badsyahi di Lahore. Dinasti ini runtuh setelah Inggris mulai menancapkan kekuasaanya di India. Bahadur II, sultan terakhir, diusir dari istananya oleh penguasa Inggris.
 
USMANI/OTTOMAN (699 H/1300 M - 1341 H/1922 M)

Dinasti yang pusat pemerintahannya di Istanbul, Turki, ini mempunyai wilayah kekuasaan paling luas. Wilayahnya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Usmani merupakan satu di antara tiga dinasti Islam yang besar pada abad Pertengahan, selain Dinasti Safawi di Persia (Iran) dan Dinasti Mughal di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga Masa Tiga Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi negara besar setelah berhasil menaklukan Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa lebih dari 6 abad. Dinasti ini didirikan oleh Usman, putra seorang pemimpin suku Kayi yang bernama Artogrol. Dinasti Usmani berhasil menyebarkan Islam sampai ke daratan Eropa. Puncak kejayaan dinasti ini tercapai pada masa pemerintahan Sulaiman I (The Great, The Magnificent, al-Qanuni). Dinasti Usmani kemudian semakin melemah akibat pemberontakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, Dinasti Usmani mengalami masa modernisasi (1839-1924), yang ditandai dengan pembaruan di bidang politik, administrasi dan kebudayaan. DInasti Usmani berakhir dan berganti menjadi negara modern yang berbentuk republik yang sekuler pada 1924. Pendirian republik Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham nasionalisme dan menghapuskan kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti Usmani, antara lain Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari dan Masjid Aya Sofia di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah gereja.

Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Hubungan Hadis dengan Al-Quran

Al-hadits oleh para ulama didefinisikan seperti definisi Al-Sunnah, yaitu "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah.

Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu Al-Quran.

Sementara itu, ulama tafsir mengamati bahwa perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang ditemukan dalam Al-Quran dikemukakan dengan dua redaksi berbeda. Pertama adalah Athi'u Allah wa al-rasul, dan kedua adalah Athi'u Allah wa athi'u al-rasul. Perintah pertama mencakup kewajiban taat kepada beliau dalam hal-hal yang sejalan dengan perintah Allah SWT; karena itu, redaksi tersebut mencukupkan sekali saja penggunaan kata athi'u. Perintah kedua mencakup kewajiban taat kepada beliau walaupun dalam hal-hal yang tidak disebut secara eksplisit oleh Allah SWT dalam Al-Quran, bahkan kewajiban taat kepada Nabi tersebut mungkin harus dilakukan terlebih dahulu --dalam kondisi tertentu-- walaupun ketika sedang melaksanakan perintah Allah SWT, sebagaimana diisyaratkan oleh kasus Ubay ibn Ka'ab yang ketika sedang shalat dipanggil oleh Rasul saw. Itu sebabnya dalam redaksi kedua di atas, kata athi'u diulang dua kali, dan atas dasar ini pula perintah taat kepada Ulu Al-'Amr tidak dibarengi dengan kata athi'u karena ketaatan terhadap mereka tidak berdiri sendiri, tetapi bersyarat dengan sejalannya perintah mereka dengan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya. (Perhatikan Firman Allah dalam QS 4:59). Menerima ketetapan Rasul saw. dengan penuh kesadaran dan kerelaan tanpa sedikit pun rasa enggan dan pembangkangan, baik pada saat ditetapkannya hukum maupun setelah itu, merupakan syarat keabsahan iman seseorang, demikian Allah bersumpah dalam Al-Quran Surah Al-Nisa' ayat 65.

Tetapi, di sisi lain, harus diakui bahwa terdapat perbedaan yang menonjol antara hadis dan Al-Quran dari segi redaksi dan cara penyampaian atau penerimaannya. Dari segi redaksi, diyakini bahwa wahyu Al-Quran disusun langsung oleh Allah SWT. Malaikat Jibril hanya sekadar menyampaikan kepada Nabi Muhammad saw., dan beliau pun langsung menyampaikannya kepada umat, dan demikian seterusnya generasi demi generasi.

Redaksi wahyu-wahyu Al-Quran itu, dapat dipastikan tidak mengalami perubahan, karena sejak diterimanya oleh Nabi, ia ditulis dan dihafal oleh sekian banyak sahabat dan kemudian disampaikan secara tawatur oleh sejumlah orang yang --menurut adat-- mustahil akan sepakat berbohong. Atas dasar ini, wahyu-wahyu Al-Quran menjadi qath'iy al-wurud. Ini, berbeda dengan hadis, yang pada umumnya disampaikan oleh orang per orang dan itu pun seringkali dengan redaksi yang sedikit berbeda dengan redaksi yang diucapkan oleh Nabi saw. Di samping itu, diakui pula oleh ulama hadis bahwa walaupun pada masa sahabat sudah ada yang menulis teks-teks hadis, namun pada umumnya penyampaian atau penerimaan kebanyakan hadis-hadis yang ada sekarang hanya berdasarkan hafalan para sahabat dan tabi'in. Ini menjadikan kedudukan hadis dari segi otensititasnya adalah zhanniy al-wurud.

Walaupun demikian, itu tidak berarti terdapat keraguan terhadap keabsahan hadis karena sekian banyak faktor -- baik pada diri Nabi maupun sahabat beliau, di samping kondisi sosial masyarakat ketika itu, yang topang-menopang sehingga mengantarkan generasi berikut untuk merasa tenang dan yakin akan terpeliharanya hadis-hadis Nabi saw.
 
Fungsi Hadis terhadap Al-Quran

Al-Quran menekankan bahwa Rasul saw. berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah (QS 16:44). Penjelasan atau bayan tersebut dalam pandangan sekian banyak ulama beraneka ragam bentuk dan sifat serta fungsinya.

'Abdul Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar, dalam bukunya Al-Sunnah fi Makanatiha wa fi Tarikhiha menulis bahwa Sunnah mempunyai fungsi yang berhubungan dengan Al-Quran dan fungsi sehubungan dengan pembinaan hukum syara'. Dengan menunjuk kepada pendapat Al-Syafi'i dalam Al-Risalah, 'Abdul Halim menegaskan bahwa, dalam kaitannya dengan Al-Quran, ada dua fungsi Al-Sunnah yang tidak diperselisihkan, yaitu apa yang diistilahkan oleh sementara ulama dengan bayan ta'kid dan bayan tafsir. Yang pertama sekadar menguatkan atau menggarisbawahi kembali apa yang terdapat di dalam Al-Quran, sedangkan yang kedua memperjelas, merinci, bahkan membatasi, pengertian lahir dari ayat-ayat Al-Quran.

Persoalan yang diperselisihkan adalah, apakah hadis atau Sunnah dapat berfungsi menetapkan hukum baru yang belum ditetapkan dalam Al-Quran? Kelompok yang menyetujui mendasarkan pendapatnya pada 'ishmah (keterpeliharaan Nabi dari dosa dan kesalahan, khususnya dalam bidang syariat) apalagi sekian banyak ayat yang menunjukkan adanya wewenang kemandirian Nabi saw. untuk ditaati. Kelompok yang menolaknya berpendapat bahwa sumber hukum hanya Allah, Inn al-hukm illa lillah, sehingga Rasul pun harus merujuk kepada Allah SWT (dalam hal ini Al-Quran), ketika hendak menetapkan hukum.

Kalau persoalannya hanya terbatas seperti apa yang dikemukakan di atas, maka jalan keluarnya mungkin tidak terlalu sulit, apabila fungsi Al-Sunnah terhadap Al-Quran didefinisikan sebagai bayan murad Allah (penjelasan tentang maksud Allah) sehingga apakah ia merupakan penjelasan penguat, atau rinci, pembatas dan bahkan maupun tambahan, kesemuanya bersumber dari Allah SWT. Ketika Rasul saw. melarang seorang suami memadu istrinya dengan bibi dari pihak ibu atau bapak sang istri, yang pada zhahir-nya berbeda dengan nash ayat Al-Nisa' ayat 24, maka pada hakikatnya penambahan tersebut adalah penjelasan dari apa yang dimaksud oleh Allah SWT dalam firman tersebut.

Tentu, jalan keluar ini tidak disepakati, bahkan persoalan akan semakin sulit jika Al-Quran yang bersifat qathi'iy al-wurud itu diperhadapkan dengan hadis yang berbeda atau bertentangan, sedangkan yang terakhir ini yang bersifat zhanniy al-wurud. Disini, pandangan para pakar sangat beragam. Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan pada Al-Quran terlebih dahulu. Sehingga, apabila mereka menemukan dalam tumpukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al-Quran, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al-Quran lebih utama untuk diikuti."

Pendapat di atas, tidak sepenuhnya diterapkan oleh ulama-ulama fiqih. Yang menerapkan secara utuh hanya Imam Abu Hanifah dan pengikut-pengikutnya. Menurut mereka, jangankan membatalkan kandungan satu ayat, mengecualikan sebagian kandungannya pun tidak dapat dilakukan oleh hadis. Pendapat yang demikian ketat tersebut, tidak disetujui oleh Imam Malik dan pengikut-pengikutnya. Mereka berpendapat bahwa al-hadits dapat saja diamalkan, walaupun tidak sejalan dengan Al-Quran, selama terdapat indikator yang menguatkan hadis tersebut, seperti adanya pengamalan penduduk Madinah yang sejalan dengan kandungan hadis dimaksud, atau adanya ijma' ulama menyangkut kandungannya. Karena itu, dalam pandangan mereka, hadis yang melarang memadu seorang wanita dengan bibinya, haram hukumnya, walaupun tidak sejalan dengan lahir teks ayat Al-Nisa' ayat 24.

Imam Syafi'i, yang mendapat gelar Nashir Al-Sunnah (Pembela Al-Sunnah), bukan saja menolak pandangan Abu Hanifah yang sangat ketat itu, tetapi juga pandangan Imam Malik yang lebih moderat. Menurutnya, Al-Sunnah, dalam berbagai ragamnya, boleh saja berbeda dengan Al-Quran, baik dalam bentuk pengecualian maupun penambahan terhadap kandungan Al-Quran. Bukankah Allah sendiri telah mewajibkan umat manusia untuk mengikuti perintah Nabi-Nya?
Harus digarisbawahi bahwa penolakan satu hadis yang sanadnya sahih, tidak dilakukan oleh ulama kecuali dengan sangat cermat dan setelah menganalisis dan membolak-balik segala seginya. Bila masih juga ditemukan pertentangan, maka tidak ada jalan kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al-Quran) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis).
 
Pemahaman atas Makna Hadis

Seperti dikemukakan di atas, hadis, dalam arti ucapan-ucapan yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw., pada umumnya diterima berdasarkan riwayat dengan makna, dalam arti teks hadis tersebut, tidak sepenuhnya persis sama dengan apa yang diucapkan oleh Nabi saw. Walaupun diakui bahwa cukup banyak persyaratan yang harus diterapkan oleh para perawi hadis, sebelum mereka diperkenankan meriwayatkan dengan makna; namun demikian, problem menyangkut teks sebuah hadis masih dapat saja muncul. Apakah pemahaman makna sebuah hadis harus dikaitkan dengan konteksnya atau tidak. Apakah konteks tersebut berkaitan dengan pribadi pengucapnya saja, atau mencakup pula mitra bicara dan kondisi sosial ketika diucapkan atau diperagakan? Itulah sebagian persoalan yang dapat muncul dalam pembahasan tentang pemahaman makna hadis.

Al-Qarafiy, misalnya, memilah Al-Sunnah dalam kaitannya dengan pribadi Muhammad saw. Dalam hal ini, manusia teladan tersebut suatu kali bertindak sebagai Rasul, di kali lain sebagai mufti, dan kali ketiga sebagai qadhi (hakim penetap hukum) atau pemimpin satu masyarakat atau bahkan sebagai pribadi dengan kekhususan dan keistimewaan manusiawi atau kenabian yang membedakannya dengan manusia lainnya. Setiap hadis dan Sunnah harus didudukkan dalam konteks tersebut.

Al-Syathibi, dalam pasal ketiga karyanya, Al-Muwafaqat, tentang perintah dan larangan pada masalah ketujuh, menguraikan tentang perintah dan larangan syara'. Menurutnya, perintah tersebut ada yang jelas dan ada yang tidak jelas. Sikap para sahabat menyangkut perintah Nabi yang jelas pun berbeda. Ada yang memahaminya secara tekstual dan ada pula yang secara kontekstual.
Suatu ketika, Ubay ibn Ka'ab, yang sedang dalam perjalanan menuju masjid, mendengar Nabi saw. bersabda, "Ijlisu (duduklah kalian)," dan seketika itu juga Ubay duduk di jalan. Melihat hal itu, Nabi yang mengetahui hal ini lalu bersabda kepadanya, "Zadaka Allah tha'atan." Di sini, Ubay memahami hadis tersebut secara tekstual.

Dalam peperangan Al-Ahzab, Nabi bersabda, "Jangan ada yang shalat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah." Sebagian memahami teks hadis tersebut secara tekstual, sehingga tidak shalat Ashar walaupun waktunya telah berlalu --kecuali di tempat itu. Sebagian lainnya memahaminya secara kontekstual, sehingga mereka melaksanakan shalat Ashar, sebelum tiba di perkampungan yang dituju. Nabi, dalam kasus terakhir ini, tidak mempersalahkan kedua kelompok sahabat yang menggunakan pendekatan berbeda dalam memahami teks hadis.

Imam Syafi'i dinilai sangat ketat dalam memahami teks hadis, tidak terkecuali dalam bidang muamalat. Dalam hal ini, Al-Syafi'i berpendapat bahwa pada dasarnya ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi saw., harus dipertahankan bunyi teksnya, walaupun dalam bidang muamalat, karena bentuk hukum dan bunyi teks-teksnya adalah ta'abbudiy, sehingga tidak boleh diubah. Maksud syariat sebagai maslahat harus dipahami secara terpadu dengan bunyi teks, kecuali jika ada petunjuk yang mengalihkan arti lahiriah teks.

Kajian 'illat, dalam pandangan Al-Syafi'i, dikembangkan bukan untuk mengabaikan teks, tetapi untuk pengembangan hukum. Karena itu, kaidah al-hukm yaduru ma'a illatih wujud wa 'adam, hanya dapat diterapkan olehnya terhadap hasil qiyas, bukan terhadap bunyi teks Al-Quran dan hadis. Itu sebabnya Al-Syafi'i berpendapat bahwa lafal yang mengesahkan hubungan dua jenis kelamin, hanya lafal nikah dan zawaj, karena bunyi hadis Nabi saw. menyatakan, "Istahlaltum furujahunna bi kalimat Allah (Kalian memperoleh kehalalan melakukan hubungan seksual dengan wanita-wanita karena menggunakan kalimat Allah)", sedangkan kalimat (lafal) yang digunakan oleh Allah dalam Al-Quran untuk keabsahan hubungan tersebut hanya lafal zawaj dan nikah.

Imam Abu Hanifah lain pula pendapatnya. Beliau sependapat dengan ulama-ulama lain yang menetapkan bahwa teks-teks keagamaan dalam bidang ibadah harus dipertahankan, tetapi dalam bidang muamalat, tidak demikian. Bidang ini menurutnya adalah ma'qul al-ma'na, dapat dijangkau oleh nalar. Kecuali apabila ia merupakan ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perincian, maka ketika itu ia bersifat ta'abbudiy juga. Teks-teks itu, menurutnya, harus dipertahankan, bukan saja karena akal tidak dapat memastikan mengapa teks tersebut yang dipilih, tetapi juga karena teks tersebut diterima atas dasar qath'iy al-wurud. Dengan alasan terakhir ini, sikapnya terhadap teks-teks hadis menjadi longgar. Karena, seperti dikemukakan di atas, periwayatan lafalnya dengan makna dan penerimaannya bersifat zhanniy.

Berpijak pada hal tersebut di atas, Imam Abu Hanifah tidak segan-segan mengubah ketentuan yang tersurat dalam teks hadis, dengan alasan kemaslahatan. Fatwanya yang membolehkan membayar zakat fitrah dengan nilai, atau membenarkan keabsahan hubungan perkawinan dengan lafal hibah atau jual beli, adalah penjabaran dari pandangan di atas. Walaupun demikian, beliau tidak membenarkan pembayaran dam tamattu' dalam haji, atau qurban dengan nilai (uang) karena kedua hal tersebut bernilai ta'abudiy, yakni pada penyembelihannya.
Demikianlah beberapa pandangan ulama yang sempat dikemukakan tentang hadis.
 
Referensi
  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Penerbit Mizan, Bandung, 1992.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982
  • Malik bin Nabi, Intaj Al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi Al-Fikr Al-Islamiy Al-Hadits, Dar Al-Ma'rifah, Beirut, cet. VI
  • Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Dar Al-Manar, cet. III, 1367 H
  • Hanafi Ahmad, Al-Tafsir Al-'Ilmiy li Al-Ayat Al-Kawniyyah fi Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Kairo, cet. II
  • 'Aisyah 'Abdurrahman, Al-Qur'an wa Qadhaya Al-Insan, Dar Al-'Ilmi li Al-Malayin, Beirut, 1982, cet. V
  • Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, Tafsir Al-Mizan, Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, cet. III, 1397 H.K., jilid I
  • Muhammad Al-Bahiy, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, karya Mahmud Syaltut, Dar Al-Qalam, Mesir, cet. II
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Bulan Islam Bulan Hijriah, Bulan Kamariah

ISLAM mengikuti tarikh Hijriah yang dihitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah (622). Perhitungan hari dan bulan Hijriah didasarkan pada peredaran bulan, Tarikh Hijriah mempunyai 12 bulan, berikut nama bulan Hijriah :

BULAN KAMARIAH (HIJRIAH)
  1. Muharam (Muharram)
  2. Safar (Safar)
  3. Rabiulawal (Rabi'al-Awwal)
  4. Rabiulakhir (Rabi'al-Akhir)
  5. Jumadilawal (Jumada al-Awwal)
  6. Jumadilakhir (Jumada al-Akhir)
  7. Rajab (Rajab)
  8. Syakban (Sya'ban)
  9. Ramadan (Ramadan)
10. Syawal (Syawwal)
11. Zulkaidah (Zu al-Qa'dah)
12. Zulhijah (Zu al-Hijjah)


1. MUHARAM
Pada bulan ini larangan perang terhadap kaum Kafir Quraisy dicabut. Bagi kaum Syiah, Muharam merupakan bulan ratapan atas kematian Husein bin Ali (w. 10 Muharam 61)

2. SAFAR
Safar (safar) adalah bulan ke-2 dalam bulam Kamariah yang berarti "kosong" atau "kuning". Pada masa lalu, para pria Arab pergi ke luar rumah mereka untuk berperang, berdagang dan bertualang setiap bulan Safar tiba. Rumah menjadi kosong

3. RABIULAWAL
Rabiulawal (Rabi'al-Awwal) adalah bulan ke-3 dalam bulan Kamariah. Pada tanggal 12 Rabiulawal dirayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Peringatan ini dirayakan di seluruh dunia, meskipun caranya berbeda-beda menurut budaya lokal

4. RABIULAKHIR
Bulan ke-4 dinamai Rabiulakhir (Ar.: Rabi' al-Akhir), yang berarti "menetap terakhir", karena pada masa lalu pria Arab menetap dirumah untuk terakhir kalinya.

5. JUMADILAWAL
Jumadilawal (Jumada al-Awwal) adalah bulan ke-5 dalam bulan Kamariah yang berarti "kemarau pertama"

6. JUMADILAKHIR
Jumadilakhir (jumada al-Akhir) adalah bulan ke6 dalam bulan Kamariah yang berarti "kemarau terakhir"

7. RAJAB
Rajab (Rajab) adalah bulan ke-7 dalam bulan Kamariah yang berarti "mulia". Menurut sejrahnya, bulan Rajab dimuliakan orang Arab dengan menyembelih anak unta pertama dari induknya. Pada bulan ini dilarang berperang dan pintu Ka'bah dibuka.

8. SYAKBAN
Syakban (Sya'ban) adalah bulan ke-8 dalam bulan Kamariah yang berarti "berserak-serak". Menurut sejarahnya, orang Arab bertebaran pergi ke lembah dan oase untuk mencari air pada bulan ini.

9. RAMADAN
Bulan ke-9 dalam tarikh Hijrah dinamai Ramadan, yang secara etimologis berarti "terik" atau "terbakar" karena pada bulan ini cuaca sangat terik dan panas di Semenanjung Arabia. Pada masa Islam, bulan Ramadan merupakan bulan ibadah puasa

10. SYAWAL
Pada masa Islam, bulan Syawal berarti "peningkatan kebajikan setelah melewati masa latihan pengendalian diri selama sebulan penuh dengan puasa Ramadan". Pada awal bulan Syawal, kaum muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri atau perayaan yang menandai kemenangan melawan hawa nafsu.

11. ZULKAIDAH
Zulkaidah (Zu al-Qa'dah), bulan ke-11 dalam bulan Kamariah, yang berarti "yang empunya duduk". Pada bulan ini orang Arab biasanya duduk-duduk saja di rumah

12. ZULHIJAH
Bulan ke-12 disebut Zulhijah (Ar.: Zu al-Hijjah) yang berarti "yang empunya haji". Dahulu pada bulan ini kebiasaan untuk melakukan ibadah haji ke Mekah (Ka'bah). Dalam agama Islam, ibadah haji masih tetap dilaksanakan pada bulan Zulhijah menurut contoh Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 8, 9 dan 10 Zulhijah.

Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999. ISLAM mengikuti tarikh Hijriah yang dihitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah (622). Perhitungan hari dan bulan Hijriah didasarkan pada peredaran bulan, Tarikh Hijriah mempunyai 12 bulan, berikut nama bulan Hijriah :
    BULAN KAMARIAH (HIJRIAH)
      1. Muharam (Muharram)
      2. Safar (Safar)
      3. Rabiulawal (Rabi'al-Awwal)
      4. Rabiulakhir (Rabi'al-Akhir)
      5. Jumadilawal (Jumada al-Awwal)
      6. Jumadilakhir (Jumada al-Akhir)
      7. Rajab (Rajab)
      8. Syakban (Sya'ban)
      9. Ramadan (Ramadan)
    10. Syawal (Syawwal)
    11. Zulkaidah (Zu al-Qa'dah)
    12. Zulhijah (Zu al-Hijjah)

    1. MUHARAM
    Pada bulan ini larangan perang terhadap kaum Kafir Quraisy dicabut. Bagi kaum Syiah, Muharam merupakan bulan ratapan atas kematian Husein bin Ali (w. 10 Muharam 61)
    2. SAFAR
    Safar (safar) adalah bulan ke-2 dalam bulam Kamariah yang berarti "kosong" atau "kuning". Pada masa lalu, para pria Arab pergi ke luar rumah mereka untuk berperang, berdagang dan bertualang setiap bulan Safar tiba. Rumah menjadi kosong
    3. RABIULAWAL
    Rabiulawal (Rabi'al-Awwal) adalah bulan ke-3 dalam bulan Kamariah. Pada tanggal 12 Rabiulawal dirayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Peringatan ini dirayakan di seluruh dunia, meskipun caranya berbeda-beda menurut budaya lokal
    4. RABIULAKHIR
    Bulan ke-4 dinamai Rabiulakhir (Ar.: Rabi' al-Akhir), yang berarti "menetap terakhir", karena pada masa lalu pria Arab menetap dirumah untuk terakhir kalinya.
    5. JUMADILAWAL
    Jumadilawal (Jumada al-Awwal) adalah bulan ke-5 dalam bulan Kamariah yang berarti "kemarau pertama"
    6. JUMADILAKHIR
    Jumadilakhir (jumada al-Akhir) adalah bulan ke6 dalam bulan Kamariah yang berarti "kemarau terakhir"
    7. RAJAB
    Rajab (Rajab) adalah bulan ke-7 dalam bulan Kamariah yang berarti "mulia". Menurut sejrahnya, bulan Rajab dimuliakan orang Arab dengan menyembelih anak unta pertama dari induknya. Pada bulan ini dilarang berperang dan pintu Ka'bah dibuka.
    8. SYAKBAN
    Syakban (Sya'ban) adalah bulan ke-8 dalam bulan Kamariah yang berarti "berserak-serak". Menurut sejarahnya, orang Arab bertebaran pergi ke lembah dan oase untuk mencari air pada bulan ini.
    9. RAMADAN
    Bulan ke-9 dalam tarikh Hijrah dinamai Ramadan, yang secara etimologis berarti "terik" atau "terbakar" karena pada bulan ini cuaca sangat terik dan panas di Semenanjung Arabia. Pada masa Islam, bulan Ramadan merupakan bulan ibadah puasa
    10. SYAWAL
    Pada masa Islam, bulan Syawal berarti "peningkatan kebajikan setelah melewati masa latihan pengendalian diri selama sebulan penuh dengan puasa Ramadan". Pada awal bulan Syawal, kaum muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri atau perayaan yang menandai kemenangan melawan hawa nafsu.
    11. ZULKAIDAH
    Zulkaidah (Zu al-Qa'dah), bulan ke-11 dalam bulan Kamariah, yang berarti "yang empunya duduk". Pada bulan ini orang Arab biasanya duduk-duduk saja di rumah
    12. ZULHIJAH
    Bulan ke-12 disebut Zulhijah (Ar.: Zu al-Hijjah) yang berarti "yang empunya haji". Dahulu pada bulan ini kebiasaan untuk melakukan ibadah haji ke Mekah (Ka'bah). Dalam agama Islam, ibadah haji masih tetap dilaksanakan pada bulan Zulhijah menurut contoh Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 8, 9 dan 10 Zulhijah.

    Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Tokoh Islam di Dunia Abad XIX - XX

Perjalanan Agama Islam sejak awal sampai kini telah melahirkan banyak tokoh penting di berbagai bidang ilmu. Sejalan dengan pesatnya perkembangan berbagai bidang pada abad XIX-XX, Islam melahirkan sejumlah tokoh, antara lain sebagai berikut.
NAMAMASA_HIDUPASALKETOKOHAN
Abduh, Muhammad1849-1905MesirPemikir, teolog, dan pembaru Islam
Abdul Aziz bin Sa'ud1880-1953Arab SaudiRaja pertama Arab Saudi
Abdurrahman, Tunku1903-1990MalaysiaTokoh kemerdekaan Malaysia dan sekjen pertama OKI
Abdus Salam1926-1996PakistanIlmuwan muslim pertama peraih Nobel Fisika, pendiri ICTP (International Centre for Theorical Physics)
Agha Khan Muhammad Syah al-Hali1877-1957IndiaImam Syiah Ismailiyah, penulis, Aga Khan ketiga)
Ahmad Khan, Sir Sayid1817-1898IndiaPembaru Islam
Ali Abdul Raziq1888-1966MesirUlama dan hakim syar'I (hakim agama)
Ali Pasya, Muhammad1765-1849MesirPendiri negara Mesir Modern
Ali Syari'ati1933-1977IranSosiolog, ahli politik, dan ahli syariat
Alusi, Syihabudin Ahmad1802-1854IrakUlama, mufti, dan pemikir
Ameer Ali1849-1928IndiaPembaru, sejarawan, pengacara, dan guru besar hukum Islam
Aqqad, Abbas Mahmud1889-1964MesirJurnalis, kritikus, dan sastrawan
Arkoun, Mohammed1928AljazairPemikir Islam kontemporer di bidang teologi, filsafat dan hukum
Ataturk, Mustafa Kemal1881-1938TurkiPendiri dan presiden pertama Republik Turki
Faisal bin Abdul Aziz1906-1975Arab SaudiRaja Arab Saudi (memerintah 1964-1975)
Farid Wajdi, Muhammad1875-1954MesirWartawan, pengarang, ahli fikih, dan pembaru pemikiran Islam
al-Faruqi, Ismail Raji1921-1986PalestinaIlmuwan, penggagas Islamisasi ilmu pengetahuan, pendiri Pusat Pengkajian Islam Temple University, Philadelphia (Amerika Serikat)
al-Fatani, Daud bin Abdullah1718-1847ThailandAhli fikih, tasawuf dan ilmu kalam
Faziur Rahman1919-1988PakistanCendekiawan, penulis, aktivis muslim, dan guru besar University of Chicago (Amerika Serikat)
Gamal Abdul Nasser1918-1970MesirNegarawan dan presiden Mesir (1956-1970)
Haekal, Muhammad Husain1888-1956MesirSejarawan, sastrawan, dan negarawan
Hasan al-Banna1906-1949MesirTokoh pergerakan dan pembaruan di Mesir
Hassan Hanafi1934MesirFilsuf hukum Islam dan guru besar Filsafat Universitas Cairo
Inayat Khan, Hazrat1882-1927IndiaMusikus dan sufi
Iqbal, Sir Muhammad1873-1938PakistanPenyair, filsuf, dan pembaru Islam
al-Jabati1753-1822MesirSejarawan dan Penulis
Jamaluddin al-Afghani1838-1897AfganistanPembaru Islam, aktivis politik, jurnalis, dan penggerak pan-Islamisme
Jauhari, Tantawi1870-1940MesirCendekiawan dan ahli filsafat
Jinnah, Muhammad Ali1876-1948PakistanPendiri negara Pakistan
Kemal Pasya, Namik1840-1888TurkiPenyair, pengarang, wartawan, penulis drama, dan tokoh Usmani Muda
Khomeini, Ayatullah Ruhollah1900-1989IranPendiri Republik Islam Iran
Mahfouz, Naguib1911MesirSastrawan Muslim, pemenang Nobel sastra 1988
Mahmud II1785-1839TurkiSultan ke-33 kerajaan Usmani
Malcolm X (Malik asy-Syabbaz)1925-1965Amerika SerikatPemimpin muslim Afro-Amerika, tokoh Nation of Islam
al-Manfaluti, Mustafa Lutfi1876-1924MesirPerintis sastra Arab Modern, sastrawan dan nasionalis Mesir
al-Maraghi, Muhammad Mustafa1881-1945SudanUlama, guru besar tafsir, dan mantan rektor Universitas al-Azhar
Maryam Jamilah1934Amerika SerikatPenulis dan intelektual muslim
Maududi, Abu A'la1903-1979IndiaUlama dan pemikir Islam
Mernissi, Fatima1940MarokoTokoh feminimisme Islam
Mutanhari, Murtada1919-1979IranUlama dan filsuf
Naquib al-Attas, Muhammad1931MalaysiaAhli filsafat, pendiri The International Institute of Islamic Thought an Civilization (ISTAC), dan pemikir Islamisasi ilmu pengetahuan
Nasr, Husein1933IranPemikir IslaSyiah kontemporer
Nawawi al-Jawi1813-1897IndonesiaUlama, penulis, dan pendidik asal Banten, menetap di Mekah
Qasim Amin1865-1908MesirPemikir dan toko pembaru, terutama tentang peran dan emansipasi wanita
Qutub, Sayid1906-1966MesirCendekiawan dan tokoh Ikhwanul Muslimin
Rasyid Rida, Muhammad1865-1935MesirPemikir dan ulama pembaru
el-Saadawi, Nawal1931MesirPendiri Arab Women's Solidarity Association (AWSA)
Sabiq, Sayid1915MesirUlama di bidang fikih
Shuon, Frithjof1907SwissAhli perbandingan agama dan pemimpin aliran filsafat perenial, nama muslimnya Muhammad Isa Nuruddin
asy-Sya'rawi, Mutawalli1912MesirUlama dan mantan menteri agama Mesir
Syaltut, Mahmud1893-1963MesirUlama dan pemikir Islam dari Universitas al-Azhar
Syaukani, Muhammad bin Aliw. 1834YamanAhli hadis, fikih, usul fikih, dan mujtahid
Syauqi, Ahmad1869-1932MesirSastrawan Arab modern dan kolumnis surat kabar
Thabathaba'I, Muhammad Husin1903-1981IranMufasir, hakim, ahli syariah dan ilmu esoteris, perancang evolusi Iran
Thaha Husein1889-1973MesirSastrawan, pemikir, dan pembaru
at-Turabi, Hasan1932SudanPolitikus, pendidik, dan tokoh Islamisasi Sudan

Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Seandainya Al-Qur'an Bisa Ngomong


Bila Al-Qur`an Berbicara

firman Allah: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).

Yuk kita luruskan jalan hidup kita agar sesuai dengan kehendak Allah SWT,  dan semoga kita semua dapat tetap menjaga kemuliaan agar derajat kita tidak dipandang rendah di Mata-Nya. Amiin.

Dan Simak uraian Kata-kata bait demi bait yang tidak bisa dibayangkan jika kita membacanya dengan hati yang hikmat dan silahkan renungkan, Blog ini ku dapat dari http://anurachman.wordpress.com semoga bermanfaat buat saya dan semua. Amiin. (hanida_mustakim) 


Bila Al-Qur`an Berbicara

Waktu engkau masih kanak-kanak………
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu’, Aku kau sentuh
dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa…………..
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah…?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji…….
Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali;

Sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.
Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian ,
kesepian.

Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca Beberapa
halaman.
Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau
Sekarang…seawal pagi sambil minum kopi…engkau baca surat Khabar
 
Dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan…
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku
(Bismillah).

Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio
Kesukaanmu Mengasyikkan.

Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku………
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu

Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku
Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.
Menonton siaran telivisyen
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu………
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.

Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu

Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…
Setiap saat berlalu…
Dan akhirnya…..
kubur yang setia menunggu mu………..
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati…
Di kuburmu nanti….

Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah “Al-Qur’an”,kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla

Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu…….
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

Sentuhilah Aku kembali…
Baca dan pelajari lagi Aku….
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu…. Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan aku sendiri….
Dalam bisu dan sepi….






Rahasia Amerika Borong Nobel Sains


Gegap pengumuman pemenang Nobel sepanjang dua pekan pertama Oktober usai sudah. Adidaya Amerika Serikat tak berharap pada Nobel Perdamaian, sebagaimana ia juga melupakan Nobel Sastra. Akan tetapi, untuk Nobel Ekonomi dan terlebih-lebih Nobel sains (Fisika, Kimia) serta Kedokteran, AS boleh berbangga. Malah bisa dikatakan, tradisi AS untuk menyapu bersih Nobel sains makin kuat karena tahun ini, dari tiga hadiah yang pertama kali diumumkan, kelima pemenangnya warga AS. Masuk akal kalau orang lalu bertanya di mana ilmuwan Eropa? Di mana ilmuwan Jepang? Dua kubu yang terakhir ini juga bukannya kelas ringan dalam kiprah sains.

Sebaliknya, para anggota Komite Nobel di Swedia menyatakan tidak heran apabila Nobel sains disapu oleh Amerika Serikat (AS). Gunnar Oquist, Sekretaris Tetap Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia yang menjadi pengawas pemberian Nobel sains, seperti dikutip kantor berita Associated Press, 4 Oktober lalu, mengatakan, Eropa ketinggalan jauh dibandingkan dengan AS dalam soal pendanaan dan ambisi ilmiah.

"Eropa seharusnya punya ambisi untuk beroperasi pada level yang sama dengan AS dalam soal penemuan baru," ujar Oquist. Semua terpulang kepada politisi Eropa untuk memikirkan hal itu dan melakukan sesuatu (untuk memperbaikinya). Kalau dalam tempo 25 tahun Eropa bisa memberikan pendanaan memadai guna mengimbangi AS dalam riset dasar, Oquist yakin mereka bisa mencapai level setara.

Prestasi AS memang sangat mengagumkan karena jarang sekali mereka kehilangan penghargaan Nobel di bidang sains. AS tidak mendapat, atau berbagi, Nobel Kimia terakhir kali adalah tahun 1991, yaitu ketika Richard Ernest dari Swiss memenanginya untuk kontribusi terhadap pengembangan spektroskopi resonansi magnetik nuklir resolusi tinggi.

Sebelum tahun 2006, orang masih ingat bagaimana AS menyapu bersih Hadiah Nobel Fisika, Kimia, dan Kedokteran pada tahun 1983, yaitu ketika Subramanyan Chandrasekhar dan William A Fowler berbagi Nobel Fisika, Henry Taube memenangi Kimia, dan Barbara McClintock memenangi Kedokteran. Tahun itu juga Gerard Debreu memenangi Nobel Ekonomi.

Pada tahun 2004, tujuh dari 10 pemenang Nobel sains berkewarganegaraan AS, sementara untuk tahun 2005 pemenang dari AS adalah lima dari 10.

Kelimpahan sains

Selain jumlah ilmuwan kelas dunia, AS juga kelimpahan sains. Lihatlah aneka bidang yang ditampilkan para pemenang tahun ini. Di bidang Kedokteran, Andrew Fire dan Craig Mello menemukan cara hebat meredam efek gen spesifik, cara yang bisa digunakan untuk memerangi berbagai penyakit, mulai dari kanker hingga AIDS. Dalam Fisika, John Mather dan George Smoot menang untuk karya yang meneguhkan Teori Dentuman Besar—teori yang menjelaskan bagaimana alam semesta tercipta—dan dengan itu juga memperdalam pemahaman mengenai asal-usul galaksi dan bintang-bintang. Sementara itu, di bidang Kimia, Roger Kornberg mendapat penghargaan atas jasanya mempelajari bagaimana sel mendapatkan informasi dari gen untuk memproduksi protein, satu proses yang bisa memberi pemahaman lanjut dalam upaya mengalahkan kanker dan memajukan riset sel induk (stem cell).

Kornberg, yang ayahnya juga berbagi Nobel Kedokteran tahun 1959, punya pendapat mengenai fenomena pemenang Nobel asal AS. Menurut dia, selain dana penelitian yang melimpah, di AS memang telah berdiri kelembagaan (establishment) ilmiah yang berukuran besar.

"Seperti Anda tahu, di tempat lain juga banyak ilmuwan luar biasa…, tetapi jumlah (ilmuwan istimewa) di Amerika jauh lebih banyak lagi," ujar Kornberg.

Anggota Komite Nobel Kimia, Anders Liljas, memberi penjelasan bahwa keputusan menganugerahi Kornberg Hadiah Nobel Kimia 2006 merupakan contoh dari apa yang yang ia sebut kelebihan AS dibandingkan dengan negara lainnya di dunia. Sebab, Kornberg bisa melakukan riset ilmiahnya selama satu dasawarsa tanpa didesak menerbitkan penemuannya sesegera mungkin.

"Sistem pemberian hibah (riset) yang memungkinkan peneliti dapat bertahan melakukan pekerjaan ilmiah tanpa hasil yang dipublikasikan untuk kurun waktu begitu lama jelas tidak kami miliki di Swedia, dan boleh jadi juga di negara-negara lain," tutur Liljas. Ia pun menyimpulkan bahwa bisa mendapatkan pendanaan riset yang baik merupakan bagian yang sangat penting (bagi dihasilkannya karya ilmiah berkualitas tinggi sekelas Nobel).

Kreativitas

Satu faktor lain yang disinggung Liljas adalah bahwa universitas di AS sering lebih memiliki "lingkungan universitas kreatif" dibandingkan dengan universitas di negara lain.

"Kreatif artinya orang (ilmuwan) banyak berinteraksi satu sama lain, berbicara satu sama lain. Anda tidak bekerja terpisah seperti pertapa," kata Liljas.

Kreativitas. Tampaknya itu unsur yang paling banyak disebut manakala membahas keunggulan AS. Dulu, ketika melihat kejayaan Jepang di dekade 1980-an, orang sempat membanding-bandingkan apakah raksasa Asia ini sudah setara dengan AS, khususnya di bidang teknologi dan karya ilmiah. Dari riset di bidang pendidikan, rupanya Jepang hanya unggul untuk pendidikan sampai tingkat SMA, sedangkan tingkat universitas, sistem Jepang tidak menunjang berkembangnya pemikiran inovatif, apalagi kreatif. Hal itu menjelaskan mengapa, meski penduduknya besar dan terdidik baik, sampai pertengahan tahun 1980 Jepang baru memenangi empat Hadiah Nobel sains, sementara saat itu AS sudah memenangi 162 (dari survei The Economist, 23/8/86).

Ringkasnya, Barat menyimpulkan Jepang yang hebat itu hanya bersandar pada kemampuan mengasimilasi, mengadaptasi, dan menyempurnakan know-how asing. Perusahaan Jepang punya kemampuan tinggi untuk inovasi teknologi terapan yang digerakkan pasar dan peningkatan proses produksi, tetapi kreativitas di bidang ilmu dan teknologi dasar absen dari pengetahuan bangsa Jepang (keunggulan inovasi Jepang masih dibanggakan, antara lain dalam tulisan Paul Herbig dan Frederick Palumbo, Innovation-Japanese Style di Jurnal Industrial Management & Data System, 1996).

Tentu saja, meski bukan di ranah Nobel, Jepang adalah bangsa besar, yang dalam bidang teknologi—di luar pertahanan, angkasa luar, dan komunikasi—sudah menjadi kampiun yang setara dengan AS.

Bangsa Indonesia layak prihatin karena dana risetnya hanya (tinggal) 0,18 persen produk domestik bruto. Filipina yang merana saja mengalokasikan 7.400 dollar AS per peneliti per tahun, sementara Indonesia yang diandaikan jauh lebih kaya hanya mampu menyediakan 700 dollar AS per peneliti per tahun, sekitar sepersepuluhnya. Anggaran penelitian dari APBN itu menjadi pilar 70 persen penelitian di Indonesia.

Sekarang banyak disemaikan calon ilmuwan melalui program Olimpiade Sains. Dari program tersebut, tampak bakat menonjol. Namun, jalan menuju Nobel adalah jalan yang jauh lebih kompleks, mencakup kultur, mencakup lingkungan sosial kemasyarakatan, serta mencakup pula iklim dan pendanaan yang didukung oleh pemerintah dan dunia swasta.

Setelah menengok ke berbagai penjuru, tampak bahwa dewasa ini AS adalah satu-satunya bangsa yang sosoknya tinggi menjulang dalam jagat sains.

Evolusi Biologi Dimulai di Cekungan-Cekungan di Pantai

Disebutkan bahwa kehidupan pertama kali diperkirakan terjadi di laut. Dengan demikian , organisme mengalami evolusi dari air menuju darat. Semua mahluk hidup mempunyai unsure-unsur persamaan. Sebagai contoh , sel mahluk hidup semuanya mempunyai protoplasma. Jika setiap hewan diciptakan secara terpisah dan tidak mempunyai hubungan kekerabatan , maka setiap hewan akan berbeda. 


Demikian juga pada invertebrate , baik yang habitatnya di air maupum di darat mempunyai persamaan dan terjadi evolusi dari air menuju darat. Sebagai contoh , perkembangan capung dari ordo Odonata yang meliputi Isoptera dan Archiptera. Perkembangan capung mengalami evolusi ; salah satunya adalah pergantian habitat dari air menuju darat , yaitu penetasan larva trejadi di air sedang imago atau bentuk dewasa hidup di darat. 

Perpindahan dari air menuju darat diikuti perubahan fungsi anggota tubuh , seperti alat pernafasan dan alat berenang. Contoh lain yang mengalami perkembanagn yang sama adalah ordo Diptera dengan salah satu anggotanga adalah nayamuk.

Di samping itu peralihan dari bahan tidak hidup menjadi sel hidup memerlukan rentang waktu yang sangat lama. Secara hipotetik , perkembanagn prokariotik terjadi pada atmosfer purba yang terbatas. Organisme pertama yang mempu mengembangkan diri dalam perairan yang kaya bahan organic adalah organisme peragi. Organisme ini memiliki fungsi dasar metabolesme anaerobic. 

Perairan yang kaya akan CO2 da SO4  menyebabkan efektifnya evolusi organisme pada atmosfer electron-elekrton kea rah pembentukan ATP.

Peralihan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau O2  perkembanagn eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung ekologik. Perkembangan mikroorganisme , yang meliputi perkembangan fisiologis dan metabolisme , menjadi lebih baik dengan ditandai perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup cepat.


Evolusi Biologi

Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). 

Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada koaservat.

Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.

Transportasi Pada Tumbuhan


Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.

Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2  zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.

  • Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam
  • Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
  • Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis. 

Transpor aktif : pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele. 

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina