" SABAR, RIDHO DAN IKHLAS "
Sabar adalah tingkatan pertama.
Saat mendapatkan masalah, seseorang harus sabar.
Tetapi sebenarnya, ia masih punya keinginan: keinginan agar jangan ditimpakan masalah.
Saat mendapatkan masalah, seseorang harus sabar.
Tetapi sebenarnya, ia masih punya keinginan: keinginan agar jangan ditimpakan masalah.
Setelah bisa sabar, seseorang baru bisa menanjak ke ridho.
Ridho adalah menerima.
Mendapatkan kebahagiaan, ia ridho.
Demikian pula mendapatkan kesusahan, ia juga ridho.
Tetapi seseorang belum sampai.
Dalam tingkatan ridho ini, ia masih memiliki keinginan sendiri.
Ia lebih merasa nyaman dalam kesenangan.
Tingkatan terakhir adalah ikhlas.
Ikhlas adalah, tidak ada lagi keinginan si aku.
Tujuannya hanya Allah SWT.
Ikhlas adalah, tidak ada lagi keinginan si aku.
Tujuannya hanya Allah SWT.
Tidak ada lagi harapan untuk mendapatkan pujian manusia.
Semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah SWT.
Semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah SWT.
Tidak ada lagi keinginan menunggu terima kasih manusia.
Karena itu pula, salah seorang isteri Rasulullah SAW mempunyai kebiasaan memberi kepada anak kecil.
Kadang-kadang anak kecil mengambil pemberian sambil merebut, kemudian lari terbirit-birit. Itulah anak kecil. Sepi dari terima kasih.
Karena itu pula, salah seorang isteri Rasulullah SAW mempunyai kebiasaan memberi kepada anak kecil.
Kadang-kadang anak kecil mengambil pemberian sambil merebut, kemudian lari terbirit-birit. Itulah anak kecil. Sepi dari terima kasih.
Ikhlas dan Ridho kepada Ketetapan-Nya
- Didalam ikhlas tak ada rasa lelah untuk selalu menunggu, tidak ada rasa lelah untuk
menanti, tidak juga bosan untuk mengantri.
- Didalam Ikhlas tak akan pernah ada luka batin, tidak ada sakit hati, tidak pula ada rasa benci.
- Didalam Ikhlas tidak ada buruk sangka, tidak ada keluh kesah, tidak juga ada fitnah.
- Didalam Ikhlas tidak ada rasa amarah dan emosi.
- Didalam Ikhlas tidak ada rasa takut, tak ada khawatir dan cemas, tidak juga ada rasa was-was.
Didalam Ikhlas itulah keridha-an itu terbentuk..... dan di dalam Keridha-an itulah keikhlas-an teruji.
Keridha-an dan keikhlas-an adalah segala sesuatu yang kita sandarkan hanya kepada Allah semata. Hanya Allah lah yang berhak untuk memberikan ke ikhlasan ke dalam hati hamba-hambanya. Ingatlah jika kita Ikhlas dan Ridha pada Ketetapan-Nya, maka Allah pun akan ridha kepada kita.
"Berkaitan dengan Ikhlas, aku bertanya kepada Jibril. apakah Ikhlas itu ? Lalu Jibril berkata, "Aku bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang Ikhlas, apakah Ikhlas itu sebenarnya ?" Allah SWT Menjawab "Ikhlas adalah suatu Rahasia dari Rahasia-Ku yang Aku tempatkan di Hati hamba-hamba-KU yang KU-cintai." (HR. Al-Qazwini)
menanti, tidak juga bosan untuk mengantri.
- Didalam Ikhlas tak akan pernah ada luka batin, tidak ada sakit hati, tidak pula ada rasa benci.
- Didalam Ikhlas tidak ada buruk sangka, tidak ada keluh kesah, tidak juga ada fitnah.
- Didalam Ikhlas tidak ada rasa amarah dan emosi.
- Didalam Ikhlas tidak ada rasa takut, tak ada khawatir dan cemas, tidak juga ada rasa was-was.
Didalam Ikhlas itulah keridha-an itu terbentuk..... dan di dalam Keridha-an itulah keikhlas-an teruji.
Keridha-an dan keikhlas-an adalah segala sesuatu yang kita sandarkan hanya kepada Allah semata. Hanya Allah lah yang berhak untuk memberikan ke ikhlasan ke dalam hati hamba-hambanya. Ingatlah jika kita Ikhlas dan Ridha pada Ketetapan-Nya, maka Allah pun akan ridha kepada kita.
"Berkaitan dengan Ikhlas, aku bertanya kepada Jibril. apakah Ikhlas itu ? Lalu Jibril berkata, "Aku bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang Ikhlas, apakah Ikhlas itu sebenarnya ?" Allah SWT Menjawab "Ikhlas adalah suatu Rahasia dari Rahasia-Ku yang Aku tempatkan di Hati hamba-hamba-KU yang KU-cintai." (HR. Al-Qazwini)