Mengendalikan Diri Dengan Sabar. Manusia, selama dalam hidupnya senantiasa diberi ujian oleh Allah Swt., sejak lahir hingga detik-detik hendak meninggalkan dunia ini. Jenis dan sifat ujian sangat bervariasi sejak dari yang sederhana hingga medium (menengah) dan bahkan sangat kompleks. Ujian tersebut berpeluang sepanjang waktu, dimanapun dan kapanpun manusia berada, baik ketika berurusan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat, kolega, kerja dan karir, bisnis, keuangan, organisasi, jabatan, dsb.
Dan, bahkan tidak ada manusia yang hidup di dunia ini bisa bersembunyi untuk menghindari ujian hidup (anti ujian).
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 155 yang artinya : ”dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Jadi telah jelas dan terbykti bahwa Allah Swt telah berjanji untuk menguji pada hambanya dengan berbagai ujian.Di awal ayat tersebut terdapat kalimat ”walanabluwannakum” (dan sungguh Kami akan berikan coban kepadamu). Dimana secara bahasa terdapat huruf lam dan nun yang ditasydid yang berarti sebuah tak-kid yang memiliki maksud makna sungguh-sungguh sangat kuat. Disinilah bahwa Allah Swt bersumpah bahwa Dia akan senantiasa menguji manusia dengan sesuatu. Dan, kenyataanya memang benar adanya. Bahkan ujian tersebut akan diberlakukan, dimana jika seseorang semakin tinggi kedudukanya maka semakin berat juga ujian yang diberikanya.
Dari fakta kehidupan tersebut di atas, dalam realitasnya sedikit manusia yang sukses mensikapi dengan keberhasilan yang gemilang. Namun demikian jauh lebih banyak manusia yang tidak sanggup untuk mensikapinya secara sehat. Fenomena tersebut dalam bahasa psikologi sering disebut mekanisme pengendalian diri (self control mechanism). Hal ini sangatlah penting, sebab pengendalian diri akan menjadi tolok ukur keberhasilan dan kegagalan seseorang.
Bagaimana cara mengendalikan diri agar seseorang tetap dalam psikologis yang prima, maka Al Qur’an dan Al Hadits banyak sekali menyampaikan solusinya antara lain dengan bersabar. Diantara surat dan ayat yang memerintahkan bersabar adalah Al Baqarah ayat 155, 153, 214; Ali Imran ayat 186, 200; Az Zumar ayat 4; dan Asy Syura ayat 43.
Mengendalikan diri dengan bersabar artinya, ketika seseorang sudah berazam dan berniat untuk menjalankan sesuatu, atau ketika mendapatkan musibah maka berupaya secara maksimal dan berserah kepada Allah Swt dengan berbagai jenis keputusanya. Bersabar juga dapat termasuk senantiasa mentaati aqidah dan syariah Allah Swt dalam menjalani seluruh aspek kehidupan.
Dua contoh mengendalikan diri dengan bersabar adalah sebagai berikut. Pertama, ketika seseorang mendapatkan musibah kecelakaan maka diterima sebagai ketetapan dari Allah Swt., berusaha dalam pengobatan secara optimal, tidak terjerumus dalam emosi dengan menyalahkan Allah Swt. Kedua, ketika seseorang mengalami kegagalan dalam karir maka diterimanya sebagai kenyataan setelah berupaya secara optimal, tidak terpancing emosi, dan melakukan instropeksi untuk melanjutkan proses kedepan yang lebih baik.
Seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri ketika proses aktivitas akan dilakukan, sedang berlangsung, atau tidak terima terhadap sebuah keputusan maka akan berdampak fatal. Dampak tersebut antara lain hasil tidak optimal, emosional, menghalalkan segala cara, menderita stress, depresi, bahkan bisa bunuh diri.
Padahal realitas yang tidak terbantahkan bahwa seseorang yang dapat mengendalikan diri dengan penuh kesabaran maka mereka menggapai kesuksesan. Lihatlah, bagaimana anda yang kini menjadi ahli dalam berbahasa asing, ahli ilmu kedokteran, sukses mendirikan rumah dan perusahaan, dsb. Semuanya itu hasil sebuah kesabaraban yang panjang, bukan hasil sebuah sulap Bim Salabim Adakadabra. Itulah kiranya, banyak ayat tersebut dalam Al Qur’an mengabarkan bahwa kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Selamat mencoba!
http://www.psikologi-islam.com