Kesenangan Dan Kesusahan adalah Ujian. Manusia beranggapan bahwa bila ia mendapat kesenangan ia dimuliakan Tuhannya, sebaliknya bila ia mendapat Kesusahan katanya Tuhan marah kepadanya atau menghinakannya. Tapi apakah benar seperti itu ? Tidak, itu hanyalah perkataan manusia, sebab “Kesenangan dan Kesusahan” itu adalah ujian seperti firman Allah dalam surat Al Fajr ayat 15 dan 16 : Faammal insanu izaa maabtalaahu rabbuhuu faakromahuu wana’amahuu fayaqulu rabbiii akraman (ayat 15), Waamma izaa maabtalaahuu faqodaro ‘alaihi rizqohuu fayaqulu rabbiii ahanan. (ayat 16).
Yg artinya kira-kira : Adapun manusia bila Tuhannya mengujinya, memberinya kemuliaan dan keni’matan. Berkatalah ia “Tuhanku memuliakan daku” (ayat 15). Tapi apabila (Tuhan) mengujinya dan membatasi rezekinya. Iapun berkata, “Tuhanku menghinakan daku”.
Dalam empat ayat berikutnya Tuhan menjelaskan bahwa kemarahan Tuhan disebabkan oleh empat hal :Pertama seperti dikatakan pada ayat 17 : Kalla ballatukrimunal yatiima. Bukan karena itu, tapi karena kamu “tidak menghormati anak yatim”. Ayat ini diperkuat oleh ayat 9 surat Adh-Dhuha : Fammal yatiima falaa taqhar. (Karenanya anak yatim janganlah kau aniaya).
Kedua penyebab timbulnya kemarahan Allah adalah “Dan kamu tidak saling menyuruh memberi makan orang miskin” (terjemahan ayat 18: Walaa tahaaadhdhuuna ‘ala tho’aamilmiskiini), kita hanya mencoba memberi sesuai kemampuan kita belum saling menyuruh atau menghimbau rekan atau saudara kita yg mampu untuk memberi makan / membantu orang miskin.
Ketiga, Wata’kuluunatturaatsa aklallamma (ayat 19), “kamu makan harta warisan, lahap dan serakah. Harta warisan memang enak karena tanpa berusaha kita bisa memperoleh harta hanya karena orang tua atau mamak (bagi orang Minang) kita kaya, ketika beliau meninggal kita mendapat harta gratis, yg kadang menimbulkan keributan bahkan bisa saling membunuh diantara keluarga karena merasa berhak atas harta gratis tersebut.
Keempat, Kamu cinta “kekayaan” dengan cinta berlebihan (terjemahan ayat 20, Watuhibbunalmaala hubban jamma). Sering kita lihat kejadian bila harta (rumah, tanah, kendaraan bermotor) miliknya mendapat gangguan dari pihak lain, bisa terjadi pertumpahan dahak yg bisa berlanjut ke pertumpahan darah.
Agar kita jangan kena amarah Allah, hindarilah empat hal diatas seperti dikatakan Tuhan dalam ayat-ayat berikut nya :
Kalla izaa dukkatil ardhu dakkan dakkaa, Tidak ! Janganlah demikian ! Dan ingatlah bila bumi ditumbuk menjadi serbuk luluh lumat, Wajaa a robbuka walmalakul shoffan shoffa, Dan bila hukuman Tuhanmu datang dan para malaikat barisan demi barisan.
Bila kita melanggar aturan Allah diatas maka Allah akan menumbuk bumi menjadi luluh lantak, sebagaian diantaranya telah diperlihatkan Allah kepada kita, gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin puting beliung, longsor dan sebagainya. Masihkah kita akan mengabaikan peringatan Tuhan ini? kalau ya bersiap-siaplah menghadapi kemarahan Tuhan yg akan menumbuk bumi menjadi serbuk yg luluh lantak.
Ringkasnya, Bila mendapat kesenangan jangan langsung Geer, Tuhan memuliakan saya atau jangan gundah bila mendapat kesusahan, karena kesenangan dan kesusahan itu adalah ujian dari Tuhan apakah kita sabar menerima cobaan atau bersyukurkah kita bila menerima kesenangan (ni’mat)?
Karena ialah yg mengeluarkan orang yg ingkar diantara ahli Al-Kitab kala pengusiran pertama kali. Tidak kamu sangka mereka akan keluar, dan mereka menyangka dapat bertahan dalam benteng-bentengnya terhadap Allah. Lalu hukuman Allah datang kepada mereka dari tempat yg tiada mereka sangka, dan Allah memasukkan rasa ketakutan dalam hatinya. Mereka hancurkan rumah-rumah mereka dg tangannya sendiri dan tangan orang beriman.
Maka ambillah ini sebagai pelajaran, hai orang-orang yg punya pandangan tajam (Al Hasyr, ayat 2)..Maha Benar Allah dengan segala firmannya.