Sumber : Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Penerbit : PT. Kharisma Ilmu
Tahun Terbit : 2009
Halaman : 105-108
==============================================================
Diriwayatkan oleh Al-Barra’ ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Jika kamu bergegas menuju tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat kemudian berbaringlah miring ke kanan seraya mengucapkan, ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu. Aku limpahkan urusanku kepada-Mu. Aku minta perlindungan tubuhku kepada-Mu karena cinta dan rasa takutku kepada-Mu, tidak ada tempat kembali dan tidak pula keselamatan dari kemurkaan-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Jika kamu mati pada malam tersebut, kamu mati dalam keadaan suci. Karena itu, jadikanlah doa tersebut sebagai kalimat terakhir yang kamu ucapkan.” (Hr. Asy-Syaikhan)
Berbaring di atas tempat tidur dapat dilakukan dalam posisi telungkup, telentang, miring ke kanan, atau miring ke kiri. Akan tetapi, bagaimana posisi yang paling ideal agar organ-organ tubuh tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik?
A. TIDUR TELUNGKUP
Saat seseorang tidur telungkup, seperti yang dikatakan oleh dr. Zhafir Al-Athar, ia akan merasakan sesak napas selama beberapa saat sebab besarnya beban punggung menghalangi otot dada untuk berkontraksi saat mengisap dan mengeluarkan napas. Kesulitan bernapas saat tidur telungkup akan mengakibatkan kelelahan pada jantung dan otak. Posisi ini juga mengakibatkan tulang tengkuk dan tulang leher tertekuk dan organ reproduksi tertekan ke alas tidur sehingga hal ini mendorong seseorang untuk bermasturbasi.
Seorang peneliti dari Australia mengemukakan bahwa intensitas kematian mendadak pada anak mencapai tiga kali lipat lebih banyak saat mereka tidur telungkup dibandingkan tidur dengan posisi miring ke salah satu sisi. Majalah Times terbitan Inggris juga memuat hasil penelitian yang sama. Intensitas kematian mendadak yang dialami oleh anak-anak yang tidur telungkup pun semakin meningkat.
Kesesuaian hasil penelitian dengan larangan Rasulullah SAW mengenai tidur menunjukkan sebuah kemukjizatan. Hal ini sebagaimana yang disebabkan dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melihat seseorang tidur dengan posisi telungkup. Kemudian beliau pun bersabda :
“Seseungguhnya, ini adalah tidur yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Sebuah hadis daif yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melewati seseorang yang sedang tidur di mesjid dengan posisi telungkup. Beliau lalu menendang lelaki tersebut dengan kaki beliau seraya berkata :
“Bangunlah kamu dan duduklah karena itu adalah tidur penghuni jahanam.” (HR. Ibnu Majah)
B. TIDUR TELENTANG
Sementara itu, tidur dengan posisi telentang menyebabkan seseorang bernapas lewat mulutnya. Posisi ini membuat mulut cenderung terbuka karena rahang berada dalam kondisi rileks. Hal ini seperti yang dikatakan oleh dr. Al-Athar. Adapun organ tubuh yang tepat dan dipersiapkan untuk melakukan pernapasan adalah hidung, karena di dalam hidung terdapat rambut dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan udara yang masuk. Selain itu, pada hidung juga terdapat banyak pembuluh darah yang siap menghangatkan udara.
Bernapas lewat mulut biasa dilakukan saat seseorang terserang asma akibat alergi, kedinginan, atau flu, terutama di musim dingin. Selain itu, bernapas lewat mulut juga mengakibatkan gusi kering sehingga dapat menimbulkan peradangan.
Dalam posisi telentang, langit-langit mulut menghalangi celah bagian belakang rongga hidung dan saluran pernapasan. Akibatnya, seseorang akan banyak mendengkur. Saat terbangun, lidahnya akan dipenuhi oleh lapisan berwarna putih yang tidak wajar dan bau mulut tidak sedap.
Bagi wanita, tidur telentang mengakibatkan tulang belakangnya tertekan sehingga hal ini akan mengganggu. Posisi ini tidak baik bagi tulang belakang karena berada dalam kondisi tidak rata. Ada dua bagian tubuh yang melekuk saat tidur telentang, yaitu leher dan daerah punggung bawah. Bagi anak-anak, posisi ini dapat mengakibatkan kepala menjadi rata, terutama bila dibiasakan dalam waktu lama.
C. TIDUR MIRING KE KIRI
Adapun tidur dengan posisi miring ke kiri juga tidak baik sebab jantung tertekan oleh paru-paru sebelah kanan. Ukuran paru-paru sebelah kanan lebih besar dibandingkan paru-paru sebelah kiri. Jika menekan jantung, tentu akan memengaruhi fungsinya dan menurunkan aktivitasnya, terutama pada orang yang sudah tua.
Posisi ini juga mengakibatkan jantung tertekan oleh lever, organ pencernaan terberat yang berada di sebelah kanan tubuh. Posisi lever sendiri tidak stabil karena menggantung. Selain itu, lever juga menekan lambung sehingga hal ini memperlambat proses pengosongan lambung. Jadi tidur dengan posisi miring ke kiri membuat jantung tertekan oleh lever dan lambung.
Berbagai percobaan yang telah dilakukan oleh Galteh dan Butseh menunjukkan bahwa berpindahnya makanan dari lambung ke usus dapat dilakukan dalam waktu 2,5-4,5 jam jika seseorang tidur dengan posisi miring ke kanan. Jangka waktu ini tidak dapat dicapai oleh seseorang yang tidur dengan posisi miring ke kiri karena waktu yang dibutuhkan adalah 5-7 jam.
D. TIDUR MIRING KE KANAN
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan posisi tidur yang benar dan tepat. Ukuran paru-paru sebelah kiri lebih kecil daripada paru-paru sebelah kanan. Karena itu, jantung menahan beban yang lebih sedikit dan lever pun berada dalam kondisi stabil dan tidak menggantung. Lambung juga berada dalam kondisi nyaman. Posisi seperti ini membantu mempercepat proses pengosongan lambung.
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan praktik kedokteran yang paling berhasil. Posisi ini juga memudahkan sekresi yang berupa cairan lendir pada bronkus (cabang paru-paru) sebelah kiri.
Ditambah oleh Ar-Rawi, terjadinya pembesaran paru-paru sebelah kiri dan bukan paru-paru sebelah kanan disebabkan oleh posisi bronkus yang berbeda. Bronkus sebelah kanan posisinya menyamping sehingga lendir mudah dikeluarkan, sedangkan bronkus sebelah kiri posisinya vertikal sehingga lendir lebih sulit dikeluarkan sebab harus didorong ke atas. Jika dibiarkan, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan lendir di batang tenggorokan yang mengakibatkan pula munculnya gangguan pada paru-paru dan organ pengeluaran, seperti ginjal. Karena itu pengobatan paling mutakhir untuk mengatasi masalah tersebut adalah tidur dengan posisi miring ke kanan.1
==============================================================
- “Audaa’ An-Naum Al-Khati’ah” dalam majalah kedokteran berbahasa Arab edisi 196, 1993;
- Ahmad Hamdi Al-Khayyath, Fann As-Sihhah wa At-Tibb Al Waqaa’i (University of Damascus);
- dr. Muhammad Nazzar Ad-Daqar, Rawaa’i At-Tibb Al-Islaamiyy, jilid 4;
- “Idtaji’ ‘Alaa Syaqqika Al-Aiman”, artikel dalam majalah Tabibik, edisi 1, 1968.
Penerbit : PT. Kharisma Ilmu
Tahun Terbit : 2009
Halaman : 105-108
==============================================================
Diriwayatkan oleh Al-Barra’ ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Jika kamu bergegas menuju tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat kemudian berbaringlah miring ke kanan seraya mengucapkan, ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu. Aku limpahkan urusanku kepada-Mu. Aku minta perlindungan tubuhku kepada-Mu karena cinta dan rasa takutku kepada-Mu, tidak ada tempat kembali dan tidak pula keselamatan dari kemurkaan-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Jika kamu mati pada malam tersebut, kamu mati dalam keadaan suci. Karena itu, jadikanlah doa tersebut sebagai kalimat terakhir yang kamu ucapkan.” (Hr. Asy-Syaikhan)
Berbaring di atas tempat tidur dapat dilakukan dalam posisi telungkup, telentang, miring ke kanan, atau miring ke kiri. Akan tetapi, bagaimana posisi yang paling ideal agar organ-organ tubuh tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik?
A. TIDUR TELUNGKUP
Saat seseorang tidur telungkup, seperti yang dikatakan oleh dr. Zhafir Al-Athar, ia akan merasakan sesak napas selama beberapa saat sebab besarnya beban punggung menghalangi otot dada untuk berkontraksi saat mengisap dan mengeluarkan napas. Kesulitan bernapas saat tidur telungkup akan mengakibatkan kelelahan pada jantung dan otak. Posisi ini juga mengakibatkan tulang tengkuk dan tulang leher tertekuk dan organ reproduksi tertekan ke alas tidur sehingga hal ini mendorong seseorang untuk bermasturbasi.
Seorang peneliti dari Australia mengemukakan bahwa intensitas kematian mendadak pada anak mencapai tiga kali lipat lebih banyak saat mereka tidur telungkup dibandingkan tidur dengan posisi miring ke salah satu sisi. Majalah Times terbitan Inggris juga memuat hasil penelitian yang sama. Intensitas kematian mendadak yang dialami oleh anak-anak yang tidur telungkup pun semakin meningkat.
Kesesuaian hasil penelitian dengan larangan Rasulullah SAW mengenai tidur menunjukkan sebuah kemukjizatan. Hal ini sebagaimana yang disebabkan dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melihat seseorang tidur dengan posisi telungkup. Kemudian beliau pun bersabda :
“Seseungguhnya, ini adalah tidur yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Sebuah hadis daif yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melewati seseorang yang sedang tidur di mesjid dengan posisi telungkup. Beliau lalu menendang lelaki tersebut dengan kaki beliau seraya berkata :
“Bangunlah kamu dan duduklah karena itu adalah tidur penghuni jahanam.” (HR. Ibnu Majah)
B. TIDUR TELENTANG
Sementara itu, tidur dengan posisi telentang menyebabkan seseorang bernapas lewat mulutnya. Posisi ini membuat mulut cenderung terbuka karena rahang berada dalam kondisi rileks. Hal ini seperti yang dikatakan oleh dr. Al-Athar. Adapun organ tubuh yang tepat dan dipersiapkan untuk melakukan pernapasan adalah hidung, karena di dalam hidung terdapat rambut dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan udara yang masuk. Selain itu, pada hidung juga terdapat banyak pembuluh darah yang siap menghangatkan udara.
Bernapas lewat mulut biasa dilakukan saat seseorang terserang asma akibat alergi, kedinginan, atau flu, terutama di musim dingin. Selain itu, bernapas lewat mulut juga mengakibatkan gusi kering sehingga dapat menimbulkan peradangan.
Dalam posisi telentang, langit-langit mulut menghalangi celah bagian belakang rongga hidung dan saluran pernapasan. Akibatnya, seseorang akan banyak mendengkur. Saat terbangun, lidahnya akan dipenuhi oleh lapisan berwarna putih yang tidak wajar dan bau mulut tidak sedap.
Bagi wanita, tidur telentang mengakibatkan tulang belakangnya tertekan sehingga hal ini akan mengganggu. Posisi ini tidak baik bagi tulang belakang karena berada dalam kondisi tidak rata. Ada dua bagian tubuh yang melekuk saat tidur telentang, yaitu leher dan daerah punggung bawah. Bagi anak-anak, posisi ini dapat mengakibatkan kepala menjadi rata, terutama bila dibiasakan dalam waktu lama.
C. TIDUR MIRING KE KIRI
Adapun tidur dengan posisi miring ke kiri juga tidak baik sebab jantung tertekan oleh paru-paru sebelah kanan. Ukuran paru-paru sebelah kanan lebih besar dibandingkan paru-paru sebelah kiri. Jika menekan jantung, tentu akan memengaruhi fungsinya dan menurunkan aktivitasnya, terutama pada orang yang sudah tua.
Posisi ini juga mengakibatkan jantung tertekan oleh lever, organ pencernaan terberat yang berada di sebelah kanan tubuh. Posisi lever sendiri tidak stabil karena menggantung. Selain itu, lever juga menekan lambung sehingga hal ini memperlambat proses pengosongan lambung. Jadi tidur dengan posisi miring ke kiri membuat jantung tertekan oleh lever dan lambung.
Berbagai percobaan yang telah dilakukan oleh Galteh dan Butseh menunjukkan bahwa berpindahnya makanan dari lambung ke usus dapat dilakukan dalam waktu 2,5-4,5 jam jika seseorang tidur dengan posisi miring ke kanan. Jangka waktu ini tidak dapat dicapai oleh seseorang yang tidur dengan posisi miring ke kiri karena waktu yang dibutuhkan adalah 5-7 jam.
D. TIDUR MIRING KE KANAN
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan posisi tidur yang benar dan tepat. Ukuran paru-paru sebelah kiri lebih kecil daripada paru-paru sebelah kanan. Karena itu, jantung menahan beban yang lebih sedikit dan lever pun berada dalam kondisi stabil dan tidak menggantung. Lambung juga berada dalam kondisi nyaman. Posisi seperti ini membantu mempercepat proses pengosongan lambung.
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan praktik kedokteran yang paling berhasil. Posisi ini juga memudahkan sekresi yang berupa cairan lendir pada bronkus (cabang paru-paru) sebelah kiri.
Ditambah oleh Ar-Rawi, terjadinya pembesaran paru-paru sebelah kiri dan bukan paru-paru sebelah kanan disebabkan oleh posisi bronkus yang berbeda. Bronkus sebelah kanan posisinya menyamping sehingga lendir mudah dikeluarkan, sedangkan bronkus sebelah kiri posisinya vertikal sehingga lendir lebih sulit dikeluarkan sebab harus didorong ke atas. Jika dibiarkan, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan lendir di batang tenggorokan yang mengakibatkan pula munculnya gangguan pada paru-paru dan organ pengeluaran, seperti ginjal. Karena itu pengobatan paling mutakhir untuk mengatasi masalah tersebut adalah tidur dengan posisi miring ke kanan.1
==============================================================
- “Audaa’ An-Naum Al-Khati’ah” dalam majalah kedokteran berbahasa Arab edisi 196, 1993;
- Ahmad Hamdi Al-Khayyath, Fann As-Sihhah wa At-Tibb Al Waqaa’i (University of Damascus);
- dr. Muhammad Nazzar Ad-Daqar, Rawaa’i At-Tibb Al-Islaamiyy, jilid 4;
- “Idtaji’ ‘Alaa Syaqqika Al-Aiman”, artikel dalam majalah Tabibik, edisi 1, 1968.