Maaf dan Memaafkan Menyehatkan Jasmani dan Rohani. Maaf dan Memaafkan adalah suatu perbuatan yang mulia. Maaf dan memaafkan tidak harus dilakukan pada hari raya saja, tapi bisa dilakukan kapan saja. Manusia tidaklah luput dari kesalahan karena manusia tempat salah, manusia bukanlah malaikat, tapi manusia juga bisa berbuat baik karena manusia mempunyai sifat baik.
Apabila kita melakukan kesalahan terhadap orang lain, baik terhadap teman, saudara, suami, atasan, atau bahkan terhadap bawahan, baik itu disengaja atau tidak disengaja, tidak ada salahnya kita meminta maaf. Janganlah kita merasa gengsi atau merasa kalah karena kita meminta maaf terhadap orang yang telah kita sakiti, karena itu adalah perbuatan mulia. Sebaliknya, kita pun berharap orang yang telah kita sakiti mau memaafkan kita.
Adapun apabila orang lain berbuat kesalahan terhadap kita, atau menyakiti hati kita, baik dengan perkataan, atau sikap yang membuat kita tersinggung, atau sengaja melecehkan kita, wajar kalau kita pun merasa marah atau sakit hati. Dan, kadang kita sulit untuk memaafkan perbuatannya. Emosi kita kadang membisikkan kepada kita untuk membalas perbuatan tersebut. Sikap yang demikian disebut balas dendam. Perbuatan dendam harus kita buang jauh-jauh karena hanya merugikan diri sendiri.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa apabila kita sudah telanjur berbuat salah, maka ikutiah dengan perbuatan baik. Jadi, apabila kita sudah telanjur berbuat salah terhadap orang lain, tidak ada salahnya kita meminta maaf. Sebaliknya apabila orang lain telah berbuat salah terhadap kita, kita pun harus berlapang dada untuk memaafkannya.
Namun, mengapa maaf dan memaafkan itu mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan? Padahal, sejak kecil orang tua kita mengajarkan kepada kita untuk selalu meminta maaf kala kita berbuat salah dan harus selalu mau memaafkan kala kita disakiti. Menurut Efnie Indrianie, M.Psi., "Secara psikologis, maaf merupakan salah satu bagian dari proses yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang mentalitasnya matang. Di dalam proses tersebut, memaafkan tidak sekadar melupakan, tetapi justru membantu situasi orang yang telah menyakiti kita."
"Orang yang emosional dan banyak menyimpan memori negatif, akan sulit meminta maaf dan memaafkan. Dengan memperbanyak aktivitas yang bersifat positif, berbuat baik, dan saling membantu dapat membantu kita untuk dapat memaafkan dengan ikhlas. Selain itu, dengan introspeksi diri, kita dapat mengetahui dan mengukur seberapa besar kita telah berbuat salah, sehingga kita dapat belajar dari kesalahan dan kemudian memperbaikinya." Tambah Efnie.
Kesalahan atau perbuatan yang menyakitkan ibarat kotoran atau sampah yang akan menjadi sumber penyakit. Demikian juga dendam, mendendam berarti menyimpan kotoran dalam jiwa kita. Dendam adalah hal terbesar yang dapat menghilangkan kebahagiaan di hari ini akibat kejadian di masa lalu. Hanya orang-orang yang tidak menghargai dan mencintai dirinya yang mempertahankan dendam.
Menurut penelitian para ilmuwan Amerika, orang-orang yang belajar memaafkan lebih sehat jiwa dan raganya. Memaafkan dapat memberi kekuatan kepada kita untuk melakukan lebih banyak tindakan positif dan rasa percaya diri menatap masa depan.