Metrotvnews.com, Yogyakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan tidak terjadi gangguan cuaca El Nino atau La Lina di Samudera Pasifik pada tahun ini. Hal ini membuat pergantian musim akan berjalan normal.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Toni Agus Wijaya, Senin (28/11) mengatakan, pola peralihan musim kemarau ke musim hujan pada tahun ini berlangsung normal. Menurutnya, pola peralihan musim dihitung BMKG dalam waktu 30 tahun terakhir.
"Pada tahun ini musim hujan cenderung berlangsung normal. Di DIY hanya terjadi gangguan jangka pendek yang berlangsung dalam waktu singkat, tandanya adalah suhu udara panas dan cuaca berawan saat memasuki musim hujan," kata Toni.
Toni menambahkan, musim hujan pada tahun ini tidak sama dengan Tahun 2009. Sebab, pada 2009 terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi akibat ganguan cuaca yang disebabkan EL Nino atau La Lina di Samudra pasifik.
"Tahun 2009 musim kemarau mengalami penyimpangan atau terjadi anomali musim karena ada gangguan cuaca sehingga berakhir lebih cepat, yakni Agustus," kata dia.
Sementara itu mengenai sebagian wilayah DIY belum lama ini mengalami cuaca ekstrem dan wajar terjadi memasuki musim hujan, Toni mengatkan hal itu akibat cuaca ekstrem. Cuaca ekstrim terjadi jika intensitas curah hujan dalam sehari mencapai 50 milimeter. kecepatan angin 40 kilometer per jam, dan suhu udara minimum lima derajat Celcius lebih rendah dari kondisi normal.
"Di tempat-tempat tertentu di DIY telah mengalami cuaca ekstrem, misalnya kejadian cuaca buruk di kawasan Bandara Adisucipto pada awal November dan angin kencang yang merobohkan pohon beberapa hari lalu," katanya.
Dia mengatakan, cuaca ekstrem yang patut diwaspadai adalah meningkatnya intensitas curah hujan, yang berpotensi menyebabkan banjir.
"Puncak curah hujan diprediksi terjadi pada Januari dengan intensitas curah hujan per hari mencapai 150 milimeter sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan banjir di beberapa titik," katanya. (Ant/*)
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Toni Agus Wijaya, Senin (28/11) mengatakan, pola peralihan musim kemarau ke musim hujan pada tahun ini berlangsung normal. Menurutnya, pola peralihan musim dihitung BMKG dalam waktu 30 tahun terakhir.
"Pada tahun ini musim hujan cenderung berlangsung normal. Di DIY hanya terjadi gangguan jangka pendek yang berlangsung dalam waktu singkat, tandanya adalah suhu udara panas dan cuaca berawan saat memasuki musim hujan," kata Toni.
Toni menambahkan, musim hujan pada tahun ini tidak sama dengan Tahun 2009. Sebab, pada 2009 terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi akibat ganguan cuaca yang disebabkan EL Nino atau La Lina di Samudra pasifik.
"Tahun 2009 musim kemarau mengalami penyimpangan atau terjadi anomali musim karena ada gangguan cuaca sehingga berakhir lebih cepat, yakni Agustus," kata dia.
Sementara itu mengenai sebagian wilayah DIY belum lama ini mengalami cuaca ekstrem dan wajar terjadi memasuki musim hujan, Toni mengatkan hal itu akibat cuaca ekstrem. Cuaca ekstrim terjadi jika intensitas curah hujan dalam sehari mencapai 50 milimeter. kecepatan angin 40 kilometer per jam, dan suhu udara minimum lima derajat Celcius lebih rendah dari kondisi normal.
"Di tempat-tempat tertentu di DIY telah mengalami cuaca ekstrem, misalnya kejadian cuaca buruk di kawasan Bandara Adisucipto pada awal November dan angin kencang yang merobohkan pohon beberapa hari lalu," katanya.
Dia mengatakan, cuaca ekstrem yang patut diwaspadai adalah meningkatnya intensitas curah hujan, yang berpotensi menyebabkan banjir.
"Puncak curah hujan diprediksi terjadi pada Januari dengan intensitas curah hujan per hari mencapai 150 milimeter sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan banjir di beberapa titik," katanya. (Ant/*)