Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, sebuah jurnal ternama di Amerika Serikat pernah mempublikasikan sebuah penelitain tentang manfaat dan khasiat propolis. Penelitain terhadap 430 anak secara random itu dilakukan selama musim dingin. Mengapa para peneliti memilih musim dingin untuk melakukan penelitiannya? Sebab, pada musim dingin di Amerika Serikat, pada umumnya anak-anak mudah terkena infeksi saluran pernafasan. Penelitian tersebut dilakukan untuk membandingkan antara propolis dengan obat buatan pabrik. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa anak-anak mendapat terapi Propolis tidak mudah terkena infeksi saluran pernafasan. Dalam prosentase, mereka yang diterapi propolis 55 % lebih rendah terkena infeksi pernafasan dibandingkan anak-anak lain yang mendapatkan obat buatan pabrik.
Selain di Amerika Serikat, penelitian terhadap khasiat propolis juga dilakukan di Belanda, Rumania, dan Polandia. Hasilnya pun sama, persis dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, seperti yang disebutkan di depan.
Tak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di Brazil dan Jepang menyatakan bahwa propolis juga efektif untuk menghentikan pertumbuhan bakteri-bakteri di mulut. Dengan kalimat lain, propolis sangat cocok untuk pencuci mulut (mouth rinses). Sebagaimana kita ketahui, bakteri-bakteri yang ada di dalam mulut pada umumnya dapat menyebabkan penyakit gusi, kerusakan gigi, cavities, dan plaque pada gigi.
Penelitian yang dilakukan di Jepang tersebut juga menyebutkan bahwa pasien bedah mulut yang kemudian menggunakan propolis sebagai pencuci mulut mengalami proses penyembuhan lebih cepat. Mulut mereka pun lebih bersih dan rasa sakit/inflamasi yang sangat berkurang dibandingkan pasien lain yang menggunakan pencuci mulut buatan pabrik. Penelitian yang dilakukan di Brazil bahkan menemukan fakta yang lebih mengejutkan. Propolis ternyata dapat digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus HIV/AIDS. Menurut penelitian tersebut, propolis mampu menghambat replikasi virus HIV.
Tak kalah mengejutkan, penelitian terhadap khasiat propolis yang dilakukan di State Medical University of Ukraina membuktikan bahwa propolis mampu menyembuhkan seluruh pasien yang terkena Herpes Simplex Infection. Beberapa catatan para peneliti juga menyebutkan bahwa propolis yang dicampur dengan Madu ternyata mampu menyembuhkan luka lebih cepat daripada Silver Sulfadiazine (SS).
Penelitian untuk membuktikan khasiat propolis terus berlangsung di berbagai negara. Hasilnya selalu menyebutkan bahwa propolis dangat efektif menyembuhkan berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan masuknya bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh (keracunan).
Lalu, apa saja alasan yang memperkuat propolis mampu menjadi obat yang berkhasiat? Setidaknya ada lima alasan yang memperkuat jawaban atas pertanyaan tersebut:
- Propolis mengandung lebih dari 180 phytochemicals, yaitu antara lain: flavonids, berbagai turunan asam orbanic, phytosterols, dan terpenoids. Zat-zat tersebut terbukti memiliki berbagai sifat, yakni: anti-inflamatory, antimicrobial, antihistimanine, antimutagenic, dan anti allergenic.
- Propolis mengandung Flavonids yang bersifat sebagai antioxidant (mencegah infeksi) dan menumbuhkan jaringan. Mengapa propolis mampu meningkatkan tumbuhnya jaringan? Sebab propolis memiliki sifat tissue strengthening dan regenerative effect dari quercetin, kaemferol, epigenin, dan luteolin.
- Di dalam propolis terdapat aktifitas antibiotic dari phytochemicals yang antara lain disebabkan oleh berbagai turunan asam organic, seperti cinnamic, ferrulic, benzoic, caffeic, coumaric, terpenes, dan turunan-turunan berikutnya seperti limonene, p-cymene, eugenol, galangin, dan quercetin.
- Propolis juga memiliki sifat antifungal yang dihasilkan oleh phytochemicals, seperti flavonoids pinocembrin, quercetin, sakauranetin, dan lain sebagainya.
- Propolis juga memiliki sifat antivius yang berasal dari turunan-turunan asam organic, seperti Caffeic Acid Phenethyl Ester (CAPE).