Anda pasti sepakat dengan saya bahwa hidup manusia selalu disertai dengan masalah dengan kompleksitas yang berbeda-beda. Bahkan sejak dari bangun tidur sampai mau tidur kita sudah dihadapkan pada berbagai permasalahan. Mulai dari bau badan yang tidak enak, bau ketiak dan sebagainya. Mungkin untuk sebagian orang hal itu tidak menjadi masalah besar (atau bahkan tidak dianggap masalah.). Tetapi
bagi sebagian yang lain persoalan itu bisa menjadi masalah yang besar.
bagi sebagian yang lain persoalan itu bisa menjadi masalah yang besar.
Intinya bagaimana kita melihat masalah dan menyikapinya. Ada yang menganggap biasa ada yang kemudian dalam hidupnya menjadikan masalah sebagai teman.
Ya, menjadikan masalah sebagai teman. Tentu Anda paham akan teman bukan. Benar, ia adalah yang senantiasa menyertai kita. Teman adalah seseorang yang kita kenal luar dalam. Bahkan kita mengetahui akibat yang akan dihasilkan dari berteman dengan teman kita.
Nah, agar masalah tidak menjadi masalah jadikan ia sebagai teman. Kenali ia luar dalam, pahami akibat yang akan ditimbulkannya serta lihatlah alternatif dari penyelesaiannya.
Ada beberapa trik yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah agar masalah tidak menjadi masalah, antara lain:
Buatlah skala priotas dalam penyelesaiannya.
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita ambil pelajarannya. Di sebuah fakultas ada sebuah dosen yang membawa ember. Di hadapan mahasiswanya, dia mengisi ember itu dengan batu sebesar genggaman jari sampai penuh. Kemudian dia bertanya pada mahasiswanya:"Apakah ember itu sudah penuh?" Serentak para mahasiswa menjawab,"Ya".
Kemudian sang dosen memasukkan kerikil kerikil ke dalam ember itu dan menggoncang-goncangkan sehingga kerikil itu bisa masuk. Kemudian dia bertanya lagi,"Apakah kerikil tadi bisa masuk". Mereka menjawab,"ya" Dosen bertanya lagi,"Apakah ember ini sudah penuh?" Mereka menjawab,"Ya"
Lalu sang dosen mengambil pasir dan dimasukkanlah pasir tadi ke dalam ember dan dia bertanya lagi,"Apakah pasir ini bisa masuk?" Dijawb oleh mereka,"Ya" Lalu sang dosen memasukkan air ke dalam ember tadi hingga penuh. Kemudian dia bertanya, "Apa yang dapat Anda ambil pelajaran dari ilustrasi ini".
Spontan ada seorang mahasiswa menjawab,"Bagaimanapun banyaknya masalah dalam hidup kita asal kita mau berusaha keras kita pasti bisa keluar dari masalah itu"
"Bukan, bukan itu jawabannya,"Sahut sang dosen. Tentunya kalau saya memasukkan yang kecil-kecil dulu ke dalam ember nanti yang besar kan tidak akan bisa masuk".
Berpikir Positif
Caranya adalah dengan selalu mengucapkan kata-kata yang positif. Berpikir positif akan merangsang kita bergerak ke depan.
Anda tentu tahu kata problem. Benar kata yang diidentikan dengan masalah. Tetapi tahukah Anda asal kata tersebut? Kata problem berasal dari bahasa Yunani dari akar kata proballein. Pro berarti foward (maju) sedangkan ballein berarti to drive atau to throw yang berati bergerak. Sehingga kata problem berarti bergerak maju.
Jadi orang yang mempunyai problem (masalah) sebenarnya dia akan diarahkan pada kemajuan selama dia mampu berpikir positif dan menyikapi masalah dengan baik. Ingat masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk diselesaikan.
Menjadikan Masalah sebagai pemacu prestasi
Arnold Swarzenegger pada masa kecilnya selalu dipukuli dan dimarahi ayahnya. Kemudian teman dan tetangganya selalu mengatakan ,'Kamu tidak bisa melakukan ini'
Di saat seperti itu ia selalu mengatakan pada dirinya sendiri,'Ini tidak lama, karena saya akan keluar dari semua ini. Saya ingin jadi kaya dan saya ingin menjadi seorang yang dihormati".
www.info-iman.blogspot.com