Jumat, 30 Oktober 2009

Wasiat Shaikh Mujahid Imam Samudra -Kepada Singa-Singa Media Jihad-

 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِءوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَفِرُونَ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Semoga tiap tetesan darah dan keringat para mujahid tidak sia-sia dan akan menjadi batu-batu pondasi yang kokoh dalam membangun kejayaan Islam di masa mendatang. Allahu Akbar..

www.info-iman.blogspot.com

Benarkah kita sudah cinta


Rasa cinta itu apabila kamu merasa tentram berada di dekatnya dan betah bersamanya serta kamu mau memberikan apa saja yang kamu punyai untuk diri yang kamu cintai. Kamu juga senang bila dia senang dan kamu selalu mengharapkan ridlonya.
Bagaimana cintaku pada-Mu, ya Alloh?
Benar-benatkah aku mencintai-Mu? Ataukah aku cinta yang tak Cinta.
Inilah yang perlu kita cari. Benarkah kita memang benar-benar cinta kepada-Nya ataukah kita hanya pura-pura cinta? Benarkah ketika kita mengucakan aku rela Alloh sebagi Rabbku, islam agamaku dan Muhammad sebagai nabiku memangkita benar-benar rela dan ridlo? Ataukah itu hanya sebatas keinginan untuk ridlo saja.
Sesungguhnya ridlo yang paling bermanfaat adalah ridlo setelah kejadian. Ridlo yang benar-benar direalisasikan dengan dengan pelaksanaan tuntutan keridloan itu sendiri.
Orang tidak bisa dikatakan ridlo ketika di tempat yang aman dia mengatakan bahwa dirinya ingin pergi ke medan perang dan dia akan tetap ridlo dengan segala kemungkinan yang terjadi. Sekali lagi orang tersebut belum bisa dikatakan ridko manakala pada kenyataannya ketika ia benar-benar berada di medan pertempuran kemudian ia kehilangan tangan dan kakinya dalam peperangan lalu ia menyatakan penyesalannya terjun di medan perang. Sungguh dia bukanlah orang yang ridlo. Tetapi ia hanya mempunyai semangat untuk ridlo dan ridlo dalam kondisi belum terbentur dengan tuntutan dari ridlonya sekali kali bukanlah ridlo namanya tetapi hanya tekad atau azzam untuk ridlo.
Sama seperti halnya ketika dalam setiap harinya kita mengucapkan dan mengikrarkan bahwa kita ridlo Alloh sebagi Rabb kita, Isalam sebagai agama kita  dan Muhammad sebagai utusan Alloh. Sekali lagi itu tidak dinamakan ridlo ketika pada kenyataannya kita enggan melakukan ketaatan kepada Alloh dan menjauhi perbuatan yang dilarang-Nya.
Karenanya, ada baiknya kita lihat diri kita sudahkan kita benar-benar telah ridlo ataukah baru sebatas keinginan untuk ridlo saja.
Allohumma inni asaluka ridlo ba'dal qodlo.

www.info-iman.blogspot.com

Kamis, 29 Oktober 2009

Daftar Isi



www.info-iman.blogspot.com

Membuat Masalah Menjadi Teman

Anda pasti sepakat dengan saya bahwa hidup manusia selalu disertai dengan masalah dengan kompleksitas yang berbeda-beda. Bahkan sejak dari bangun tidur sampai mau tidur kita sudah dihadapkan pada berbagai permasalahan. Mulai dari bau badan yang tidak enak, bau ketiak dan sebagainya. Mungkin untuk sebagian orang hal itu tidak menjadi masalah besar (atau bahkan tidak dianggap masalah.). Tetapi
bagi sebagian yang lain persoalan itu bisa menjadi masalah yang besar.
Intinya bagaimana kita melihat masalah dan menyikapinya. Ada yang menganggap biasa ada yang kemudian dalam hidupnya menjadikan masalah sebagai teman.
Ya, menjadikan masalah sebagai teman. Tentu Anda paham akan teman bukan. Benar, ia adalah yang senantiasa menyertai kita. Teman adalah seseorang yang kita kenal luar dalam. Bahkan kita mengetahui akibat yang akan dihasilkan dari berteman dengan teman kita.
Nah, agar masalah tidak menjadi masalah jadikan ia sebagai teman. Kenali ia luar dalam, pahami akibat yang akan ditimbulkannya serta lihatlah alternatif dari penyelesaiannya.
Ada beberapa trik yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah agar masalah tidak menjadi masalah, antara lain:
Buatlah skala priotas dalam penyelesaiannya.
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita ambil pelajarannya. Di sebuah fakultas ada sebuah dosen yang membawa ember. Di hadapan mahasiswanya, dia mengisi ember itu dengan batu sebesar genggaman jari sampai penuh. Kemudian dia bertanya pada mahasiswanya:"Apakah ember itu sudah penuh?" Serentak para mahasiswa menjawab,"Ya".
Kemudian sang dosen memasukkan kerikil kerikil ke dalam ember itu dan menggoncang-goncangkan sehingga kerikil itu  bisa masuk. Kemudian dia bertanya lagi,"Apakah kerikil tadi bisa masuk". Mereka menjawab,"ya" Dosen bertanya lagi,"Apakah ember ini sudah penuh?" Mereka menjawab,"Ya"
Lalu sang dosen mengambil pasir dan dimasukkanlah pasir tadi ke dalam ember dan dia bertanya lagi,"Apakah pasir ini bisa masuk?" Dijawb oleh mereka,"Ya" Lalu sang dosen memasukkan air ke dalam ember tadi hingga penuh. Kemudian dia bertanya, "Apa yang dapat Anda ambil pelajaran dari ilustrasi ini".
Spontan ada seorang mahasiswa menjawab,"Bagaimanapun banyaknya masalah dalam hidup kita asal kita mau berusaha keras kita pasti bisa keluar dari masalah itu"
"Bukan, bukan itu jawabannya,"Sahut sang dosen. Tentunya kalau saya memasukkan yang kecil-kecil dulu ke dalam ember nanti yang besar kan tidak akan bisa masuk". 
Berpikir Positif
Caranya adalah dengan selalu mengucapkan kata-kata yang positif. Berpikir positif akan merangsang kita bergerak ke depan.
Anda tentu tahu kata problem. Benar kata yang diidentikan dengan masalah. Tetapi tahukah Anda asal kata tersebut? Kata problem berasal dari bahasa Yunani dari akar kata proballein. Pro berarti foward (maju) sedangkan ballein berarti to drive atau to throw yang berati bergerak. Sehingga kata problem berarti bergerak maju.
Jadi orang yang mempunyai problem (masalah) sebenarnya dia akan diarahkan pada kemajuan selama dia mampu berpikir positif dan menyikapi masalah dengan baik. Ingat masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk diselesaikan.
Menjadikan Masalah sebagai pemacu prestasi
Arnold Swarzenegger pada masa kecilnya selalu dipukuli dan dimarahi ayahnya. Kemudian teman dan tetangganya selalu mengatakan ,'Kamu tidak bisa melakukan ini'
Di saat seperti itu ia selalu mengatakan pada dirinya sendiri,'Ini tidak lama, karena saya akan keluar dari semua ini. Saya ingin jadi kaya dan saya ingin menjadi seorang yang dihormati".

www.info-iman.blogspot.com

Melihat dengan Sudut Pandang yang Berbeda

Saya akan memulai tulisan ini dengan ...
Ada dua orang  yang sama-sama dibalik terali penjara. Mata mereka sama-sama menerawang ke langit melihat bintang-bintang. Akan tetapi diantara keduanya ada yang beda. Yang seorang sangat amat menikmati keindahan malam yang bertabur bintang, dengan wajah yang tenteram dan d
amai, dia memandang dengan penuh ketakjuban.
Tetapi, yang seorang lagi, sekalipun matanya melihat bintang, tetapi mata hatinya selalu galau karena tertusuk tajamnya kehidupan dan pahitnya berada dibalik jeruji penjara.
Ada juga yang begini ceritanya,
Dua orang yang sama-sama menderita penyakit jantung dan sama-sama dioperasi dan bahkan di rumah sakit yang sama. Lalu mereka berdua sama-sama sembuh. Yang pertama berkata dengan wajah bersinar, “Setiap kali aku bangun pagi penuh dengan rasa syukur dapat menikmati hidup setelah dibayang-bayangi dengan kematian, saya akan lebih menghargai hidup ini. Rasanya hidup ini indah dan bermakna. Saya akan memanfaatkan hidup ini menjadi lebih berguna”.
Akan tetapi orang yang kedua lain lagi yang dipikirkannya. Dia justru melupakan kesembuhan yang sudah dialaminya  dan selalu termenung dengan persoalan-persoalan  hutang-hutangnya, istri, anaknya dan juga pekerjaannya. Dia sekalipun tak pernah takjub akan kesembuhannya, karena dia menganggap sebagai hal yang wajar dan keahlian dokter semata. Akhirnya diapun anfall lagi dan akhirnya mati.
Sahabatku semuanya….
Apa bedanya….??
Bedanya bukan terletak pada apa yang dialami olehnya, melainkan BAGAIMANA MENGHAYATINYA. Orang hebat akan mempunyai sudut pandang yang hebat pula, dan oleh karena itu bintang yang dilihatnya akan menjadi tampak lebih kemilau, mentari akan tampak lebih bercahaya, udara akan lebih terasa segar dan sendi-sendi kehidupan bergerak dengan sangat mengagumkan.
Seseorang yang dengan kekayaan dan kekuasaannya bisa memiliki segalanya di dunia ini  belum tentu dia bisa menikmati apa yang bisa dia punyai. Mereka akan menjadi iri pada petani miskin yang bisa menghayati tidur dengan nyenyaknya di sebuah gubug ditengah sawah.
Orang hebat adalah orang yang tidak pernah mencerca keadaan, tidak suka mengeluh dan mempunyai segudang harapan untuk mengalahkan segala rintangan yang menghalangi langkahnya.
Memang ketika kita tidak  mampu mengubah kenyataan yang ada pada diri kita mengapa bukan kita yang mencoba mengubah sudut pandang kita? Aku selalu berkata pada diriku sendiri ketika mengalami masalah yang serius, bahwa Tuhan selalu merencanakan yang terbaik dalam hidupku.
Kita sebaiknya memakai kacamata spesial. Bila kita memakai kacamata hitam, maka segala sesuatu yang indahpun akan menjadi hitam pula. Apabila kita bisa memakai kaca mata special yang bernama keindahan… maka segala sesuatu yang nampak jelekpun akan berubah menjadi indah dan enak dipandang
Jadi kita tidak hanya merenung tetapi kita melakukan sesuatu betapapun  kecilnya dan betapapun sederhananya.
Bila aliran listrik tiba-tiba putus, orang hebat tidak akan mencerca kegelapan  tetapi akan menyalakan lilin.
Jadi… apa bedanya aku dengan sahabat semuanya? Mungkin tidak akan ada bedanya, karena kita akan sama-sama memiliki sudut pandang yang indah  dalam menghayati kehidupan. Enjoy your day!

www.info-iman.blogspot.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Anda Paling Bahagia

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti mempunyai masalah dengan kompleksitasa yang berbeda-beda. Ada yang karena saking menderitanya merasa bahwa di dunina ini dialah yang paling menderita. Pun sebaliknya ada manusia yang saking kecilnya derita dunia dan banyaknya kenikmatan dunia merasa bahwa dia adalah orang yang paling bahagia di dunia.
Tetapi ada sebuah hadits yang menjelaskan kepada kita bahwa di akhirat Alloh memanggil orang yang paling bahagia di dunia dan dia tidak pernah merasakan penderitaan lalu ditanya oleh Alloh,
:"Apakah kamu di dunia pernah mendapatkan derita?"
Dengan tegas dan mantap dia menjawab,"Tidak ya Alloh"
Kemudian dia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan kemudian ditanya,"Apakah kamu pernah mendapatkan kebahagiaan"?
Dia jawab,:"Tidak saya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan"
Kemudian dipanggillah orang yang di dunianya termasuk orang yang paling mendapatkan derita, orang yang paling menderita. Lalu ditanya oleh Alloh,"APakah kamu pernah mendapatkan kebahagiaan di dunia?"
Dia menjawab,"Belum pernah"
Kemudain orang ini dimasukkan ke jannah (surga) dengan sekali masuk (sebentar sekali) lalu ditanya,"Apakah selama ini kamu pernah menderita?"
Iapun menjawab,"Tidak ya Alloh"
(Hadist selengkapnya bisa dilihat di buku Huru Hara Hari Kiamat, terbitan At Tibyan, Solo)
Apa yang dapatkita ambil dari hadits ini?
Ya ternyata kenikmatan hidup dan kebahagiaanya serta terkumpulnya dunia dalam gemggaman kita tidak akan ada manfaatnya bahkan kenikmatannya tidak pernah akan tersisa sedikitpun manakala apa yang telah kita dapatkan tersebut tidak kita pernah kita ivestasikan untuk kenikmatan di akhirat.
Sebaliknya penderitaan dunia sedasyat apapun manakala mampu menjadikan kita istiqomah di jalan Alloh maka kebahagiaan yang akan kita peroleh akan melenyapkan derita yang pernah kita rasakan.
Intinya, ingatlah perkataan salah seorang shahabat Rasululloh jetika dia berkata, seandainya sabar dan syukur itu dua kendaraan saya tidak akan peduli kendaraan mana yang harus saya tunggangi. Maknanya, manakala dia berada dalam kesempitan dunia dia akan bersabar dan kesabaran itu adalah baik baginya sementara ketika dia berada dalam kelapangan dunia dia akan bersyukur dan syukur itu adalah baik baginya.
Bukankah dengan demikian keadaan umat islam itu sangat menakjubkan? Ya, karena dalam kondisi apapun dia manakala dia mampu mensikapinya dengan kataatan kepada Alloh semuanya bernilai kebaikan.
Lalu apakah Anda hari ini orang yang paling bahagia? Kalau anda menjawab ya, ingatlah suatu saat ia akan musnah tanpa sisa jika kita tidak  menggunakan nikmat kebahagiaan itu untuk taat kepadaNya. 

www.info-iman.blogspot.com

Agar Tidak Merugi


Siapa orang yang mau merugi? Tentu tidak ada bukan, termasuk Anda juga tidak mau kan? Nah, tidak rugi biasanya disamakan dengan berhasil atau untung. Dalam lingkup yang lebih besar ragi tidak rugi bisa berarti mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan hidup. Ini artinya setiap orang pasti ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia terlebih di akhirat.
Islam sebagai din yang sempurna telah memberiak rambu-rambu yang harus
dilakukan manusia agar dia tidak termasuk orang yang merugi. Dan lebih ditegaskan lagi bahwa orang yang tidak melaksanakan resep ini dijamin dia akan menjdao orang yang merugi.
Ada beberapa syarat agar kehidupan manusia di tidak mengalami kerugian, yaitu:
1. Iman
Iman adalah syarat mutlak manusia mendapatkan kebahagiaan. Inilah modal dasar kebahagiaan manusia. Karena iman (baca iman kepada Alloh) inilah yang akan menjadi motivasi dalam setiap tindakanya. Ia ibarat mesin yang dengannya kehidupan akan nampak hidup.
2. Amal Sholih
Sebagaimana yang dikatakan Abdul Mazid Al Zamdani dalam bukunya Al Iman bahwa iman itu ada 2 unsur yaitu keyakinan dan buah dari keyakinan itu. Bagi Anda yang pernah hidup di desa dan dekat dengan petani tentu kenal dengan dewi Sri. Sebuah mitos yang diyakini mampu mendatangkan panen yang bagus sekaligu us mampu menggagakannya. Keyakinan ini akhirnya mendorong para petani melakukan sesaji di sawah yang ditujukan untuk dewi padi ini.
Begitu pula keyakinan pada Alloh. Keyakinan ini akan mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang dituntut dari keyakinannya. Tanpa amal keimanan ibarat sebuah pohon yang tidak mendatangkan manfaat.
3. Saling menasihati dalam kebenaran.
Inilah kunci kebahagian berikutnya. Salang memberi nasihat kepada sesama tentang suatu kebenaran. Karena kesempurnaan kebahagiaan seorang hamba manakala ia mampu menjadi jalan bagi orang yang mendapat hidayah. Dan itu hanya bisa dicapai dengan saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan kesebaraaran.
Ketigak kunci kebahagian tersebut terangkum dalam surat Al Ashr, yang artinya:
Demi waktu Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang yang beriman, beramak sholih dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

www.info-iman.blogspot.com

Prasangka Baik Kepada Alloh


"Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku",
demikian sebuah penggalan hadist qudsi, hadist yang matannya dari Alloh Subhanahu wata'ala. Artinya, jika seseorang berpasangka baik kepada Alloh maka Alloh akan mengabulkan apa yang ada dalam persangkaannya itu.

Nampaknya hal ini mudah tetapi ternyata untuk bisa berprasangka kepada Alloh tidak semudah yang kita pikirkan. Kenapa?

Ya, karena prasangka baik kepada Alloh hanya bisa dilakukan oleh orang - orang yang senantiasa berbuat ketaatan kepada Alloh. Sedangkan orang yang senatiasa berbuat maksiat dan bergelimang dalam dosa akan sulit berprasangka baik kepada Alloh.

Gambarannya demikian. Seorang yang senantiasa bergelimang dalam hal yang haram dalam berusaha memenuhi kebutuhannya, berarti saat itulah ia sudah su'udzan kepada Alloh. Karena dengan begitu berati dia tidak yakin bahwa Alloh bisa mencukupi kebutuhan hamba-Nya dengan hanya yang halal saja sehingga manusia harus mencari yang haram dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bagaimana pendapat Anda terhadap orang yang selalu berbuat kesalahan terhadap bosnya? Tentu kalau ia mengetahui bahwa bosnya tahu pelanggaran yang dilakukan, orang tersebut akan merasa bahwa apapun kebijakan yang dibuat bosnya untuk dirinya merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepadanya. Lalu bagaimana jika yang dilanggar itu aturan Alloh, Dzat Yang Maha Tahu yang lahir maupun yang batin, yang sudah terjadi dan yang akan terjadi? Tentu, orang yang senantiasa berbuat maksiat, akan selalu su'udzan kepada Alloh. (wallohu a'lam bishshowwab)

www.info-iman.blogspot.com

Derita Karena Dunia


Alloh menurunkan Adam dan Hawa ke dunia ini bukan karena Adam akan diberi nikmat yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi justru Adam diturunkan ke dunia ini karena saru dosa yang telah diperbuatnya. Maknanya, sebenarnya dunia ini bukanlah tempat untuk bersenang-senang tetapi dunia adalah tempat menjalani ujian. Karenanya, sangatlah keliru orang yang hidup di dunia ini hanya utuk bersenang-senang.
Memang Alloh telah menghiasi dunia ini sehingga nampak indah dan menyenangkan yang karenanya terkadang orang lupa akan hakikat hidup di dunia yang sebenarnya, yaitu menjalani ujian. Bahkan ada orang yang malah menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk bersenang-senang. Hidup sekali mengapa harus dibuah susah, begitu katanya.

Tapi ada jaminan dari Alloh bahwa siapa saja yang menginginkan kehidupan dunia dengan segala perhiasannya pasti ia akan mendapatkannya. Tetapi Alloh juga memberikan peringatan kepada orang yang berbuat demikian bahwa suatu saat apa yang telah ia usahakan di dunia itu tidak akan ada manfaatnya sama sekali bagi dirinya manakala memang tidak ada sebagian dari apa yang telah ia dapatkan di dunia ini tidak ia investasikan untuk akhiratnya.

Haruslah disadari bahwa sekali dunia adalah ujian dan termasuk ujian itu adalah keinginan manusia untuk mendapatkan dunia yang menyenangkan. Padahal ada derita bagi siapa saja yang hidupnya hanya terarah kepada dunia. Minimal ada 3 derita yang akan dialami sesorang pecinta dunia.

Kepedihan Dalam Usahanya mendapatkan Apa yang diingininya

Tentu kita masih ingat hiruk pikuk pemilu. Kita juga bisa merasakan betapa beratnya usaha yang mereka lakukan untuk mendapatkan kekuasaan. Saling cemooh dan mencela. Mendakwa dan menggunggat bahkan menyiksa dan membunuh saingan. Ini tentu (kalau mereka jujur) bentuk siksaan tersendiri. Ingat pula orang yang menginginkan menjadi artis sehingga ia harus show kesana sini demi mendapatkan kepopuleran, dan sebagainya. Pokoknya usaha seseorang dalam mencapai dunia sungguh sebenarnya merupakan bentuk siksaan tersendiri bagi dirinya. Baik siksaan pisik maupun psikis.

Takutnya ia kehilangan dari Apa yang telah mereka peroleh.

Ingatkah kisah fir'aun dan Musa? Konon di jaman nabi musa sebelum lahir fir'aun membuat satu perja (peraturan kerajaan), mungkin sekarang di sebut undang-undang, yang berisi perintah membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Dan masih ingatkah Anda apa penyebab munculnya undang-undang itu? Betul, karena menurut seorang ahli takwil mimpi pada saat itu bahwa kerajaanya akan dimusnahkan atau dia akan dibunuh oleh seorang laki-laki dari negerinya. Akhirnya, munscullah undang-undang itu.

Apa yang bisa diambil dari peristiwa itu? Yah, Seorang penguasa yang takut kehilangan kekuasaannya, takut dilengser akhirnya dia membuat undang-udang yang mengharuskan para bawahannya membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir karena sang raja was-was jangan-jangan bayi itulah yang nantinya akan membunuh dan menghancurkan kekuasaannya. Sangat dasyat. Ini adalah gambaran dari ketakutannya kehilangan apa yang telah ia dapatkan dari dunia.

Derita saat ia benar-benar kehilangan dunia yang sudah didapatkannya.

 Anda tentu sering mendengar kasus bunuh diri gara-gara kehilangan pacar. Atau orang yang tiba-tiba gila karena kehilangan dunia yang telah didapatkannya. Apa yang dapat anda petik darinya.

Itulah pecinta dunia. Kelihatannya ia mendapatkan kesenangan tetapi ternyata derita dasyat yang ia alami.

Lalu bagaimana seharusnya bersikap agar dunia tidak membuat derita. Satu kata kunci yang barangkali bisa kita renungkan. Genggamlah dunia dengan tanganmu tetapi jangan dengan hatimu. Inilah yang menentramkan kita. Kalau kita mampu bersikap demikian niscaya segala persoalan yang berkaitan dengan dunia tidak akan sampai menyebabkan derita hatinya. Dan bagusnya, kalau kita senantiasa ingat bahwa kehidupan dunia ibarat seorang musafir yang akan kembali ke tempat asalnya yaitu akhirat. Baik buruknya kehidupan di akhirat sangat tergatung benih apa yang telah kita tanam di dunia. Tentu semuanya harus berpijak pada niatan ikhlas tatkala beramal dan selalu Alloh dan RasulNya yang selalu kita jadikan pedoman dalam beramal.

www.info-iman.blogspot.com

Ridlo Ba'dal Qodlo


Anda ridlo Alloh sebagai Rabb Anda? Muhammad sebagai nabi dan untusan-Nya? serta Islam sebagai din (Agama) Anda?
Ya, saya yakin Anda akan menjawab: YA
Karena setiap saat Anda senantiasa mengucapkannya:
Rodhitu billahi rabban wa bil islami dinan wa bi muhammadin nabiya wa rasulah..."
Tetapi benarkah Anda sudah benar benar Ridlo?
Sudah dimaklumi bahwa mengucapkan itu lebih mudah daripada mewujudkan tuntutan dari ucapan itu sendiri. Demikian juga mempunyai niat dan keinginan itu bisa dilakukan oleh setiap manusia baik yang besar maupun yang kecil, yang kaya maupun yang miskin. Karena keinginan dan niat itu tidak mempunyai syarat. DAn jika niat itu ingin direalisasikan dengan sungguh-sungguh itulah yang dinamakan semangat.
Demikian pula ketika Anda menyatakan bahwa anda Ridlo kepada Alloh dan
seterusnya kemudian Anda mempuyai keinginan yang kuat untuk melaksanakannya, maka sikap Anda itu dinamakan semangat atau azzam untuk ridlo. Bukti dari keridloaan anda itu akan terbukti manakala anda dihadapkan dan dibenturkan pada konsekuensi dari rasa ridlo Anda tersebut, yaitu tatkala Anda dihadapkan pada perintah dan larangan Alloh apakah Anda akan bersikap sami'na wa atho'na atau anda akan menghindar dan memilih-milih perintah Alloh. Kalau anda bersikap sami'na wa atho'na berarti anda memang benar-benar sudah ridlo tetapi manakala Anda masih minggring-minggring (memeilih-milih perintah dan larangan Alloh sesuai dengan keinginan Anda ) berarti sebenarnya Anda belum ridlo. Karena hanya ridlo setelah kejadianlah (ridlo ba'dal qodlo) yang bermanfaat. Untuk itu Rasululloh mengajarkan doa:
Allohumma ini asaluka ridlo ba'da qadlo, ya Alloh aku memohon kepada-Mu rasa ridlo setelah kejadian.
Kalau rasululloh saja masih meminta demikian, tentu kita lebih pantas dan layak untuk meminta kepada Alloh dengan sepenuh kesadaran.
Semoga Alloh memberi kekuatan kepada kita.

www.info-iman.blogspot.com

Dasyatnya Fitnah Dunia

Meningkatnya iman yang kurasakan melambungkan rasa bahagia tersendiridalam hatiku. Kekhusukan ibadah yang kulakukan mempertentram hatiku dan persahabatan yang kujalin dengan jalinan aqidah menghancurluluhkan semua sakit dan penyakit yang ada dalam hatiku. Semuanya itu menyebabkan ringan dan mudahnya aku dalam melakukan ibadah. Betah dan rindunya aku berkomuniksi dengan Alloh.

Akh, pokoknya kesemangatan dalam hidup jelas ada manakala hati terpaut pada Alloh.

Lalu pelan-pelan syetan datang menghembuskan hasadnya kepada hamba yang mencoba mencintai Rabbnya.
Syetan menawarkan berbagai macam kenikmatan. Kecintaan pada harta. Kecintaan pada keluarga. Kecintaan pada teman dan kecintaan pada dunia.

Lalu hati pun terluka karenanya. Hidup pun tak lagi terpaut pada Alloh. Sedikit demi sedikit dunia mengisi hatinya dan nama Alloh sedikit demi sedikit tersingkir dari hatinya. Tidak sejuk lagi yang terasa dalam hati manakala syetan yang terbuat dari api sudah menguasai hati. Panas dan melelahkan. Mata pun pucat. Tak ada sinar lagi di matanya, sinat yang menyejukkan bila dipandang.

Lelah, tak ada gairah lagi dalam beribadah dan gerak hidup pun menjadi membosankan bila syetan telah membayangi hati orang yang tadinya iman.

Lalu langkahpun gontai. Tujuan menjadi tak terarah dan akhirnya tak mampu lagi untuk kokoh berada di jalan-Nya.

Semua itu akibat dari kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan melalaikan. Semua itu akibat ketidakikhlasan dalam beribadah kepada-Nya

Ya, Alloh hanya kepada-Mu lah aku berserah

www.info-iman.blogspot.com

Sabtu, 24 Oktober 2009

Download Gratis

Perkembangan teknologi memang sangat mempermudah manusia. Apalagi hadirnya internet membuat seolah jarak tidak lagi menjadi masalah untuk berkomunikasi. Ada banyak manfaat yang bisa didapat. Salah satunya adalah dengan tukar menukar informasi bahkan software.
Nah, pada halaman ini saya mempunyai beberapa hal
yang bisa anda manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan kamu dalam menggunakan sarana di dunia maya. Bahkan bisa kamu-kamu gunakan  untuk mendapatkan penghasilan melalui internet.
Silakan download dan pilih mana yang bisa kamu gunakan.

Perangkat pembelajaran:
Ada beberapa yang bisa anda ambil dari download tan ini, antara lain:

Sofware Islam
Beberapa software yang bisa memudahkan kamu dalam mempelajari islam, antara lain:
Script-Script Bisnis


www.info-iman.blogspot.com

Jumat, 23 Oktober 2009

Bagaimana Mendidik Anak?

بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya. Dan kami berlindung diri kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal kami. Barangsiapa diberi petunjuk Allah, maka tak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa Dia sesatkan, maka tak ada yang bisa menunjukinya. Dan Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan yang tak terhingga banyaknya kepadanya, kepada keluarganya serta para sahabatnya.
Amma ba`du: Sesungguhnya banyak orang-orang Islam yang dikarenakan situasi penindasan, teror dan kezhaliman yang dialaminya di negeri tumpah darahnya sendiri --oleh para penguasa Thaghut yang mencengkeram peri kehidupan ummat dan nasib mereka,
dan memaksakan pada rakyat mereka kebijakan politik mereka yang batil dan idiologi-idiologi mereka yang kafir lagi tak bermoral dengan tangan besi dan kekerasan-- terpaksalah mereka berhijrah dan mencari tempat lain. Suatu tempat di mana mereka bisa mendapatkan keamanan dalam batas ukuran relatif bagi diri mereka, keluarga mereka dan anak-anak mereka...
    Dikarenakan negeri-negeri Barat menjanjikan di dalamnya keamanan dalam batas relatif tersebut ... maka negeri-negeri tadi menjadi tujuan banyak orang-orang Islam yang tertindas agama dan penghidupan mereka  ... lantas merekapun berhijrah ke sana membawa serta anak-anak dan istri-istri mereka, untuk menghadapi tantangan baru dalam bentuk lain, yang tak mereka sadari ataupun tak mereka bayangkan sebelumnya. Tantangan tersebut berbeda bentuknya dengan tantangan-tantangan yang dahulu mereka hadapi di negerinya...!
    Tantangan dari sisi "Tazyiinul Baathil wat targhiib bihi" (penampakan baik hal yang batil dan pemikatan terhadapnya) ... tantangan dari sisi ekspose iklan-iklan yang syarat dengan gambar-gambar mesum, cabul dan bejat secara besar-besaran ... tantangan dari sisi tekanan kurikulum-kurikulum pendidikan yang menyesatkan lagi rusak, yang didapat oleh putra-putra Islam di sekolah-sekolah mereka ... tantangan-tantangan dari sisi menyebar-luasnya banyak etika-etika moral yang berjalan di negeri-negeri Barat, yang bertentangan dengan etika-etika moral dan ajaran-ajaran Islam yang lurus ..
    Di bawah atmosfer kehidupan yang menyimpang lagi mengejutkan banyak orang-orang Islam (yang berhijrah ke negeri Barat) ini, maka banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang masih memiliki ghirah terhadap agama dan putra-putranya saling bertanya-tanya: Bagaimana kita mendidik putra-putra kita dengan tarbiyah Islam yang benar. Bagaimana kita menjaga akidah mereka dan budaya asli mereka dari ancaman kepunahan...bagaimana kita menghubungkan mereka dengan cita-cita ummat mereka yang tengah dipadamkan dan digegeroti oleh musuh-musuh dari segenap penjuru dan tempat?!!
    Pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan serupa sering menggoda benak pikiran orang-orang tua muslim yang masih memiliki ghirah terhadap agama mereka, membikin tak jenak tidur mereka dan membuat gelisah hidup mereka...mereka benar, dalam semua hal itu, karena anak merupakan belahan jiwa, penyejuk mata dan harapan ummat. Mereka adalah amanah yang terletak di tangan mereka,  dan kelak mereka akan dimintai pertanggung jawaban atasnya pada hari kiamat: Apakah mereka mengabaikannya ataukah menjaganya dan memberikan pada mereka hak-haknya.
    Karena itu, saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh --insya Allah-- untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting di atas pada lembar-lembar halaman berikut, dengan sedikit lebih detail dan terperinci. Berharap, kiranya Allah Ta`ala berkenan memberikan petunjuk para hamba dengannya serta mewujudkan maksud tujuan daripadanya...sesungguhnya Allah Ta`ala Maha Mendengar, Maha Dekat lagi Maha mengabulkan permintaan.
    Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, mungkin ada pada poin-poin berikut:
Pertama: Rasa Tanggung jawab terhadap anak.
    Yang saya maksud dengan "Rasa tanggung jawab terhadap anak" adalah, bahwa para bapak harus memiliki lebih dahulu perasaan kuat akan tanggung jawab diri mereka terhadap para putra-putrinya. Rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk senantiasa mengawasi dan memperhatikan para putra-putri mereka sampai pada derajat risau dan khawatir. Sebab perasaan ini bisa dikata sebagai syarat bagi solusi atau teraphi apapun. Sebab tanpanya, tiada guna solusi-solusi yang lain. 
    Perasaan bahwa anak-anak tersebut adalah amanah yang tergantung di leher para bapak, dan mereka akan ditanya tentang anak-anak mereka kelak di hadapan Allah Ta`ala: Apakah mereka sudah memenuhi apa-apa yang menjadi hak mereka, ataukah mereka melalaikan, mengabaikan dan menyia-nyiakannya...?
Rasulullah Saw. bersabda:
" كُلُّكم راعٍ وكلكم مسؤولٌ عن رعيته؛ الإمام راعٍ ومسؤول عن رعيته، والرجلُ راعٍ في أهله ومسؤول عن رعيته، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولةٌ عن رعيتها، والخادمُ راعٍ في مالِ سيده ومسؤول عن رعيته، فكلكُم راعٍ ومسؤولٌ عن رعيته " متفق عليه . 
"Masing-masing kalian adalah gembala (penjaga), dan masing-masing kalian akan ditanya tentang gembalaan (apa yang dijaga)nya. Suami adalah penjaga di tengah keluarganya, dan dia akan ditanya tentang anggota keluarganya. Istri adalah penjaga rumah suaminya, dan dia akan ditanya tentang isi rumahnya. Pembantu adalah penjaga harta milik tuannya, dan dia akan ditanya tentang harta yang dijaganya. Masing-masing kalian adalah penjaga, dan akan ditanya tentang apa yang dijaganya." Muttafaqqun `alaih.
    Di antara wujud rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah memberikan kepada mereka hak-hak mereka tanpa mengurangi ataupun melampaui batas, dan tidak pula mengalihkan perhatian mereka kepada hak-hak yang lain... yang mana setiap pemilik hak diberikan haknya secara penuh dan sempurna.
    Maka tidaklah adil, tidak bijak dan tidak perwira apabila seseorang sibuk membangun rumah orang lain, sementara rumahnya sendiri hancur digerogoti wabah dan penyakit, material dan spiritual..!
Rasulullah Saw.
" كفى بالمرءِ إثماً أن يُضيع من يَقوتَ "
"Cukuplah seseorang dikatakan berdosa bila dia mengabaikan orang harus dia beri makan"
Yakni istri dan anak-anak yang harus dinafkahinya.
    Pengabaian mereka dari sisi keagamaan, akhlak dan tarbiyah merupakan pengabaian yang punya dampak pengaruh --di dunia dan akherat-- jauh lebih besar daripada pengabaian mereka dari sisi kehidupan materiil.. !
Rasulullah Saw. bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah sebaik-baik kalian terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku."
Dan kebaikan yang datang dalam hadits tersebut di sini ialah kebaikan yang mencakup semua aspek: baik materiil maupun spirituil. Yang kami maksud dengan spirituil adalah aspek keimanan dan akhlak, serta aspek pengajaran yang berguna...hadits tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang terdapat pada dirinya kebaikan, maka kebaikannya adalah hal pertama yang seharusnya dia nampakkan kepada istri dan anak-anaknya. Apabila kebaikannya jauh dari istri dan anaknya, maka sudah sepantasnyalah bila kebaikannya juga jauh dari ummatnya dan jauh dari yang lain. Dan jika dia mengatakan yang sebaliknya, maka dia --menurut petunjuk hadits tersebut-- termasuk di antara para pendusta..!   
    Jadi siapa yang tidak berusaha ataupun bekerja untuk mendirikan Daulah Islam di tengah keluarga dan rumahnya, maka dia tidak jujur dalam upayanya mendirikan Daulah Islam di tengah masyarakat dan ummatnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
من كتم علماً عن أهلهِ، أُلجمَ يومَ القيامة لجاماً من نار
"Siapa yang menyembunyikan satu ilmu dari keluarganya, maka kelak pada hari kiamat dia akan diberi kekang dengan kekang api "
Allah Ta`ala berfirman:
يا أيها الذين آمنوا قُوا أنفسَكم وأهليكم ناراً
"Wahai orang-orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka."
`Ali ra. berkata menafsirkan ayat di atas:
(Ajarkan kebaikan pada keluarga kalian)
    Tapi semua itu tidak akan jadi kenyataan kecuali setelah orang tua memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan putra-putrinya.
    Inilah poin jawaban yang pertama atas pertanyaan penting yang datang di awal pembahasan ini...untuk kita beralih setelahnya --dengan idzin Allah-- kepada poin jawaban yang kedua.

Kedua: Malakukan kontrol dan pengawasan terhadap sumber-sumber penerimaan di kalangan para putra
    Melalui tekanan yang bercokol di dalam dada mereka, yang dipraktekkan oleh masyarakat jahiliyah, dalam lingkungan di mana mereka hidup di dalamnya, maka mereka menghadapi banyak sumber penerimaan yang telah tercemar: Di antaranya adalah nilai-nilai rusak, pemikiran-pemikiran usang lagi atheis dan perilaku-perilaku buruk yang mungkin mereka dapatkan dari sekolah-sekolah sekuler yang sesat (menyimpang dari ajaran Islam) ... jadi sekolah-sekolah yang sesat tadi --dan ia adalah sekolah-sekolah yang saat ini tengah menguasai dan mendominasi  -- padanyalah digantungkan kepercayaan terbesar di dalam merusak generasi Islam dan menggiring mereka mengikut skenario-skenario dan plot-plot para biang kemusyrikan dan kekafiran...!
    Di antaranya adalah adat kebiasaan, perilaku dan kata-kata jorok yang mereka peroleh dari teman-teman jahat --di sekolah dan tempat-tempat yang lain--...!
    Di antaranya adalah nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran batil yang mereka terima melalui bacaan-bacaan pelajaran sekolah, atau buku-buku dan buletin-buletin yang jatuh ke tangan mereka, atau majalah-majalah yang dialirkan semuanya ke dalam bilik-bilik kebatilan dan perusak, kemesuman dan kejahatan, yang menyebarkan  syubhat-syubhat serta membangkitkan nafsu syahwat...!
    Di antaranya juga pengawasan terhadap apa yang mungkin mereka peroleh dari mas media, khususnya mas media visual...karena banyak paket-paket program yang disiarkan jaringan televisi tujuannya adalah melayani kepentingan thaghut, mempropagandakan ketuhanannya dan penyembahannya sebagai tuhan selain Allah Ta`ala..!
    Televisi adalah media para penguasa thaghut dan poros kejahatan untuk menyerang rumah-rumah orang Islam dan menyerang akhlak serta nilai-nilai keislaman mereka.. jika persoalannya adalah demikian, maka bukanlah suatu kebijaksanaan ataupun keselamatan memberikan idzin kepada putra-putra kita untuk duduk selama berjam-jam memegang "Remote Kontrol", berpindah-pindah dari satu saluran ke saluran yang lain menikmati siaran yang menayangkan berbagai macam kebejatan, kecabulan dan guyonan mesum yang bertujuan merusak moral, agama, keutamaan dan nilai-nilai keutamaan...!
    Bukan suatu keselamatan, mengidzinkan kaum musyrikin penyembah hawa nafsu dan perbuatan tak bermoral untuk menyebarkan paket-paket siaran mereka yang beracun untuk ditonton oleh anak-anak kita dengan penuh keasyikan tanpa mereka menyadari bahayanya dan racunnya yang amat berbisa..!
    Demikian pula internet dan mas media-mas media yang lain, harus pula diawasi dan diarahkan penggunaannya, agar anak-anak bisa mengambil sisi-sisi positipnya dan meninggalkan sisi-sisi negatipnya yang merusak..!
    Saya katakan: "Kita harus mengawasi sumber-sumber penerimaan itu semua, dan mengawasi apa yang diperoleh anak-anak kita --berupa makna-makna, nilai-nilai dan perilaku-perilaku yang batil lagi rusak-- melaluinya, dan mengatasinya secara dini, sebelum pengaruh buruk tersebut melekat kuat di dalam jiwa, tabi`at dan perilaku anak, sehingga sukar saat itu untuk mengatasi dan memecahkannya..!
    Sesungguhnya mengabaikan anak dari aspek yang satu ini bisa mengakibatkan sang anak banyak melakukan hal-hal yang jahat, meski bukan semua kejahatan. Si orang tua baru akan menyadari pada saat sang anak tumbuh dewasa dan ia mengejutkannya dengan segenap keberaniannya, dengan seabrek persepsi-persepsi dan konsepsi-konsepsi batil yang telah bertumpuk-tumpuk dalam benaknya sejak dia kecil dan seiring dengan perjalanan zaman, sehingga --konsepsi-konsepsi batil ini-- membentuk kepribadiannya, pemikirannya dan persepsinya tentang hidup dan kehidupan...dia akan mempertahankannya dengan penuh berani, tanpa rasa segan ataupun malu-malu...!!
    Maka saat itu sang ayah dibuat shock, karena ia ada di hadapan seorang pribadi yang berbeda jauh dengan kepribadian bocah yang polos lagi patuh, yang dahulu dapat dipimpinnya menurut keinginannya, dan dapat dia bungkam mulutnya hanya dengan satu patah kata..!!
    Saat itulah datang sang ayah menanyakan kepada orang-orang pandai tentang problemanya dengan anaknya, bagaimana dia harus mempergaulinya atau bagaimana cara mengatasinya..?!
    Saya katakan padanya: "Anda telah ketinggalan kereta...anda telah terlambat memberikan obat pada anak anda, sehingga penyakit tersebut sukar anda sembuhkan, dan sukar pula bagi para dokter untuk menyembuhkan penyakitnya yang sudah kronis...kecuali siapa yang Allah berkehendak memberikan petunjuk dan kesembuhan padanya. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
    Karena itu --supaya tidak terjadi hal itu, tidak timbul penyesalan, dan kata penyesalan sudah terlambat-- kami menasehati para bapak agar mereka memotivasi putra-putra mereka untuk menceritakan kepada mereka tentang apa saja yang mereka saksikan dan mereka dapatkan, dari konsepsi-konsepsi dan nilai-nilai yang datang dari sumber-sumber penerimaan yang telah disebutkan di muka. Dan bersabar terhadap mereka --tanpa menggertak atau menakut-nakuti anak dengan kata celaan tatkala mendengar apa yang ia ceritakan-- dan terhadap penuturan mereka. Kemudian dia menyaring dengan cara yang bijak dan sederhana, sesuai dengan tingkatan berpikir sang anak, atas apa yang didapat sang anak hari itu juga tanpa menunda-nundanya kepada hari esok. Lalu dia membuang pandangan-pandangan salah pada diri anaknya, dan menguatkan pandangan-pandangan yang benar lagi bermanfaat yang ada padanya.
    Seorang bapak haruslah bisa memaklumi pertanyaan-pertanyaan anak mereka, seperti perkataan mereka: Mengapa Allah menciptakan kita...siapa yang menciptakan Allah...kenapa ini halal dan itu haram.. dan bahwa `Isa As adalah putra Allah --sebagaimana yang dia dengar dari teman-temannya di sekolah-sekolah-- bahwasanya `Isa As disalib... bahwasanya Paus Noil (Sinterklas) dapat mendatangkan manisan dan hal-hal yang menyenangkan anak... serta pertanyaan-pertanyaan dan syubhat-syubhat lain disebabkan karena pikiran sang anak telah terkontaminasi oleh lingkungan budaya sesat yang mengelilinginya!!
    Seorang bapak harus --tanpa disertai kemarahan atau sikap emosi, yang boleh jadi bisa membuat anak segan untuk mengajukan pertanyaan yang lain kepada bapaknya -- bersabar menyikapi berbagai pertanyaan anak mereka dan menjawabnya dengan cara yang benar, mudah dan sederhana..
    Dan siapa yang tak mampu melakukan itu, maka tak mengapa atasnya minta pertolongan kepada saudara-saudaranya yang memiliki pengetahuan dan pengalaman.
   
KETIGA: MENGARAHKAN ANAK KEPADA SUMBER-SUMBER PENERIMAAN YANG BENAR

     Tak cukup hanya mengawasi sumber-sumber penerimaan yang didapat oleh anak anak kita, dan berhenti saat mengatasi nilai-nilai rusak yang mereka dapatkan dari sumber-sumber tersebut...Itu saja tak cukup. Kita harus mengarahkan mereka kepada sumber-sumber penerimaan yang bermanfaat dan membangun. Mengarahkan mereka kepada sisi yang mereka ambil, di antaranya adalah nilai-nilai, prinsip-prinsip dan hukum-hukum...
Yang saya maksud dengan sisi ini adalah: Al Kitab dan As Sunnah yang mengandung peri kehidupan Nabi Saw...baik perkataan dan perbuatan...yang mencakup kebaikan dunia dan akherat serta kebahagiaan di dunia dan di akherat..
Mengarahkan mereka kepada ilmu yang bermanfaat, yang mengambil hujjahnya dari Al Kitab dan As Sunnah mengikuti pemahaman Salafush-shaleh.
    Nabi Saw. tidak meninggalkan suatu kebaikan yang bisa mendekatkan kepada Allah dan surga melainkan dia telah menerangkannya kepada ummatnya, sebagaimana beliau tidak meninggalkan suatu keburukan yang bisa menjauhkan dari Allah dan mendekatkan kepada neraka melainkan dia telah menerangkannya kepada ummatnya dan melarang mereka daripadanya. Sebagaimana dalam hadits:
:" إنه ليس شيءٌ يقربكم إلى الجنة إلا وقد أمرتُكم به، وليس شيءٌ يقربكم إلى النار إلا وقد نهيتكم عنه "
"Sesungguhnya tiada sesuatu yang bisa mendekatkan kalian kepada surga kecuali aku telah memerintahkan kalian dengannya, dan tiada sesuatu yang bisa mendekatkan kalian kepada neraka, kecuali aku telah melarang kalian daripadanya."
    Jika persoalannya adalah demikian, maka sia-sia dan sesatlah jika kita mencari kebaikan dan petunjuk kepada selain misykat (lentera) Nabi Saw. Kita pergi untuk mencari pinjaman dan mengemis bantuan kepada para pendosa penghisap darah, sebelum kita merujuk kepada stok kekayaan kita yang amat besar lagi melimpah dengan segala kebaikan, yang membuat kita cukup dan tidak perlu lagi mengulurkan tangan kepada orang lain untuk mengemis ampas-ampas pemikiran dan prinsip-prinsip yang rendah dari mereka...!
    Dahulu Nabi Saw. benar-benar menjaga aspek yang satu ini terhadap para sahabatnya dengan sepenuh penjagaan, agar dari sebagian mereka tampil sebagai generasi unik yang pernah ada pada level tingkatan agama ini...yakni pada level tanggung jawab besar yang tengah menunggu-nunggu mereka... 
    Tatkala `Umar ra datang membawa lembaran-lembaran Taurat, dan ia hendak membacakannya pada Nabi Saw...maka Nabi Saw. marah bukan kepalang, yang mendorong `Umar terus berkata: "Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya...aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya...aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya...aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku" ..sampai reda kemarahan Nabi Saw. Lantas beliau berkata: "Demi Dzat yang mana jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya Musa As hidup, kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkanku, pasti kalian akan sesat. Sesungguhnya kalian adalah bagianku di antara ummat-ummat yang ada, dan aku adalah bagian kalian dari Nabi-nabi yang ada.
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Sungguh, demi Allah, sekiranya Musa hidup di tengah-tengah kalian, tidak halal baginya kecuali dia harus mengikuti aku."
    Ini adalah persoalan yang betul-betul sangat penting...persoalan dari siapa nilai-nilai, konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu diambil...persoalan yang berhubungan dengan masalah  Itbaa` wa Talaggi "Pengikutan dan penerimaan", dan ia adalah persoalan yang berkaitan dengan akidah dan tauhid serta keselamatan agama...persoalan yang tak bisa tangani dengan cara "Bagaimana keadaan kaum" atau dengan "Isyarat", di mana persoalan tersebut harus dijelaskan dan dispesifikkan...karena itu, Nabi Saw. bersikap keras terhadap `Umar ra., agar tampil daripadanya seorang panglima besar tiada dua, yang sejarah belum mengenal --sesudah Abu bakar ra--bandingan ataupun tandingannya.
    Kendati `Umar itu sendiri adalah orang yang amat ditakuti oleh syetan manusia dan jin, sampai-sampai Nabi Saw. mengatakan tentang diri `Umar dengan perkataannya yang amat masyhur: "Tiadalah `Umar berjalan di satu gang, melainkan syetan akan berjalan di gang yang lain."  Beliau mengatakan pula tentangnya: : Sekiranya ada Nabi sesudahku, tentu dia adalah `Umar."
    Tapi semua itu tidak mencegah Nabi Saw. untuk melarang `Umar sibuk menekuni bacaan lembar-lembar Taurat sebelum dia meminum mata air petunjuk Nabi Saw. sampai batas puas dan kenyang..!!
    Dengan tarbiyah nabawi yang agung ini, generasi sahabat berbeda dengan generasi-generasi Islam yang datang sesudahnya...khususnya generasi-generasi belakangan, yang mana kita adalah bagian daripadanya... di mana kamu lihat kita orang sibuk menekuni ilmu-ilmu dan beraneka ragam bacaan, yang tidak diketahui kebaikannya di antara keburukannya, sebelum kita minum hingga puas atau mengetahui apa yang datang dalam Al Kitab dan As Sunnah!!
    Kita membaca ratusan buku tulisan Fulan dan Polan, sebelum kita membaca --sekalipun-- Kitabullah Ta`ala, memikirkan makna dan maksudnya..!!
    Putra-putra kita berpaling pada bacaan bacaan yang datang dari manusia-manusia rendah --dengan mengatas namakan kebebasan, pentingnya melakukan penelitian dan penemuan-- sebelum mereka membaca Shahih Al Bukhari atau Shahih Muslim...!
    Kemudian setelah itu, kita bertanya-tanya mengenai sebab-sebab kekalahan moral dan intelektual yang dialami putra-putra kita..?!
    Kita bertanya-tanya mengenai  berbagai penyakit dan berbagai penyelewengan moral dan intelektual yang menimpa pemahaman dan benak pikiran mereka...seolah-olah kita tidak tahu bahwa kita sendirilah yang menjadi sebab semua itu, ketika kita memberikan kemudahan kepada kita untuk mengetahui segala sesuatu...kecuali mengetahui Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya...biografi sahabat, para pahlawan ummat ini, pahlawan mereka hingga hari kiamat..!!
    Perumpamaan kita dan perumpamaan generasi Islam yang pertama dari golongan sahabat adalah: Bahwa para sahabat dahulu meminum hingga kenyang dari mata air jernih yang paling atas. Mereka minum air yang suci dan bersih dari noda serta kotoran...mereka selamat dari gangguan, penyakit dan pencemaran...maka dari itu, mereka beda dengan generasi dan bangsa-bangsa sesudah mereka.
    Sementara perumpamaan kita dan perumpamaan generasi-generasi kita yang telah tercemar pemikirannya dan mengalami kekalahan akidahnya...adalah seperti orang yang minum dari aliran sungai yang paling akhir, setelah aliran tersebut diminum oleh binatang ternak, hewan melata, kuman dan penyakit yang  berkubang di dalamnya...lalu sampailah pada mereka aliran air yang penuh dengan limbah, kuman dan kotoran...maka mereka terserang penyakit, bahkan berbagai penyakit!!
    Inilah perumpamaan kita dan perumpamaan mereka...kemudian setelah itu datang orang yang mengatakan dengan lancang la9i tanpa malu-malu: "Kaum Khalaf (orang-orang Islam generasi datan9 kemudian) lebih paham dan lebih bijak daripada kaum Salaf (orang-orang Islam generasi pertama).. "Alangkah jelek perkataan yang keluar dari mulut mereka, tiadalah mereka berkata kecuali dusta."!!
    Semoga Allah merahmati Sayyid Guthb, yang mengatakan: "Saya melihat kita ini mengambil sistem hidup kita, hukum-hukum kita, undang-undang kita dari sumber-sumber yang datang dari luar...saya melihat kita mendapatkan norma-norma perilaku, etika dan moral kita dari genangan rawa-rawa yang menjadi muara akhir peradaban materi yang kosong dari spirit agama...agama apapun...kemudian kita masih mengaku --demi Allah-- kita adalah orang-orang Islam!  Ini adalah pengakuan yang dosanya lebih berat daripada dosa Kufrun Bawwah (kekafiran yang nyata). Kita mempersaksikan Islam dengan kegagalan dan pencemaran, di mana tidak mempersaksikan denan kesaksian berdosa seperti itu orang-orang yang tidak mengaku seperti kita bahwa mereka adalah orang-orang Islam!!  Selesai.

   
   
Keempat: Menjaga penyampaian prioritas saat mengajar atau mendikte anak:

 Di mana dalam proses pengajaran yang telah disebutkan di muka, kita harus senantiasa menjaga prioritas, yang paling penting baru kemudian yang penting...dengan itu kami hendak menunjukkan pentingnya menanamkan pengajaran akidah dan tauhid dalam jiwa anak sejak usia dini, dan memberikan prioritas tersebut ketika terjadi benturan kepentingan, yang harus diberikan dan disampaikan kepada anak. Adapun yang mendorong saya mengutarakan hal di atas adalah karena alasan-alasan sebagai berikut:
Di antaranya: Bahwa penyampaian tauhid dan pemprioritasannya..adalah manhaj para Nabi, kaum salafus shaleh dalam berdakwah kepada Allah Ta`ala, dan dalam mentarbiyah putra-putra serta generasi ummat.
    Maka camkan dan renungkan wasiat Luqman Al Hakim pada putranya saat ia menasehatinya, sebagaimana yang dituturkan oleh Al Qur`anul Karim kepada kita. Dan bagaimana dia memberi nasehat dan bimbingan pada putranya secara berurut menurut skala prioritas: "Hei anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kezhaliman yang besar...hei anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) sebiji sawi, lalu dia ada di batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Maha halus lagi Maha Mengetahui...hei anakku dirikanlah shalat dan perintahlah (manusia) untuk mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari mengerjakan yang munkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)...dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri...dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adala suara keledai."  Qs Luqman.
    Perhatikanlah urutan dalam pengarahan di atas, bagaimana Luqman mengawali nasehatnya kepada sang anak dengan penanaman akidah dan tauhid  .. لا تُشرك بالله , oleh karena syirik adalah  biang dibalik semua penyakit dan musibah...
    Kemudian bagaimana dia berbicara padanya --jauh dari methode Ahli Kalam dan keyakinan-keyakinan mereka-- tentang kebesaran ilmu Allah Ta`ala dan kekuasaan-Nya, dan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk ciptaan; bahkan biji sawi --yang demikian amat kecil-- di batu atau di langit atau di bumi, maka sesungguhnya Allah Ta`ala meliputinya dengan ilmu-Nya dan sanggup mendatangkannya...Allahu Akbar!!
    Seakan-akan ia mengatakan pada putranya:  "Janganlah kamu mengira bahwa kamu dapat menyembunyikan diri dari pengamatan Allah Ta`ala, atau melepaskan diri dari kekuasaan-Nya jika kami hendak berbuat dosa atau maksiat...sesungguhnya Allah Ta`ala melihatmu...dan tak ada sesuatu yang bisa luput dari pandangan dan kekuasaan-Nya"!!
    Jika persoalannya adalah demikian, maka ini mendorongmu untuk tidak mendurhakai Allah dalam hal apapun...!!
    Luqman melarang putranya mengerjakan maksiat dan dosa...bukan dengan cara menakut-nakutinya dengan neraka dan siksaannya yang sangat pedih, tapi dengan cara menjelaskan tauhid dan menjelaskan keagungan Sang Khalik Swt. Cara ini lebih mengena dan lebih mencegah.
    Kemudian Luqman melanjutkan nasehatnya kepada sang putra dengan mengarahkan dan memerintahkan kepada rukun dan fardu terbesar sesuda tauhid, yakni   وأقم الصلاة  --Dirikanlah shalat!__ ...kenapa demikian...ole karena shalat, baik cepat atau lambat akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar         إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر 
    Shalat adalah faridhah satu-satunya yang mana Nabi Saw. mengidzinkan orang tua memukul anaknya --setelah menginjak usia 10 tahun bukan sebelumnya-- jika mereka lalai dalam menunaikannya, sebagaimana dalam hadits Shahih:
"Perintahlah anak-anak kalian shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka"   Yakni dalam tidur.
    Kemudian setelah itu dia mengarahkannya untuk memikul amanat agama ini kepada yang lain.. dan mengarahkannya untuk berjihad dan bersabar dalam menanggung beban dan resiko dakwah kepada Allah.. perintahlah (manusia) untuk mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari mengerjakan yang munkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpa kamu...penanaman didikan yang seperti ini akan membuat si anak memiliki perasaan bahwa dia adalah sesuatu yang besar --dan memang demikianlah keadaannya--, bahwa dia mengemban amanat --yang mana dia harus bergerak memikulnya-- padahal gunung-gunung yang kokoh menjulang tak mampu memikulnya...ini tak pelak lagi, menjadikan dia senantiasa memandang kepada pencapaian cita-cita yang tinggi dan tidak berpaling kepada hal-hal sepele dan perkara-perkara yang remeh. Sebagaimana dia mewarnai hidupnya dengan kesungguhan dan jauh dari sendau gurau dan kemewahan...dan ini sesuai dengan dakwah yang diperjuangkannya. Dalam hadits disebutkan:
"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar kagum pada pemuda yang tak mengalami masa kanak-kanak."
    Kemudian Luqman menuntun anaknya kepada adab dan akhlak yang terpuji...yang dengan adab dan akhlak itu, dia naik ke level tingkatan agama yang agung ini, dan naik ke tingkatan sebagai da`i  yang menyeru manusia kepada Allah Ta`ala:
 ولا تصعر خدك للناس ولا تمشِ في الأرض مرحاً إن الله لا يُحب كلَّ مختالٍ فخور، واقصِد في مشيك واغضض من صوتكَ إنَّ أنكر الأصوات لصوتُ الحمير 
"dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri...dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adala suara keledai." 
    Jadi kebenaran yang  tidak dikelilingi dengan pagar adab dan akhlak nabawi yang luhur...maka akan berkurang efektifitasnya, dan akan lemah pengaruhnya di dalam jiwa orang lain, bahkan mungkin menjadi sebab yang memalingkan orang dari mengikut agama ini dan masuk ke dalamnya, sebagaimana firman Allah Ta`ala kepada Nabi-Nya Saw:
"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Qs Ali `Imran 159)
Akan tetapi Nabi kita Saw. diberi akhlak yang paling luhur dan paling mulia, yang tak diberikan kepada seorangpun di alam semesta, sebagaimana Allah Rabbul `Alamien memberikan pengakuan atas hal itu padanya:
 وإنك لعلى خُلُقٍ عظيم 
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung" (Qs Al Qalam 4)
    Tertib urutan dalam pengarahan dan pengajaran ini tidak disebut Al Qur`an secara sia-sia tanpa maksud tujuan yang dikehendaki Allah dari kita.
    Adapun hal yang menunjukkan wajibnya menjaga sisi tauhid dan memberikan padanya prioritas dalam pengajaran, adalah hadits Jundab bin `Abdullah, yang mengatakan: "Kami bersama Nabi Saw. saat usia kami masih muda belia. Kami mempelajari iman sebelum kami mempelajari Al Qur`an. Kemudian kami mempelajari Al Qur`an, sehingga bertambahlah keimanan kami karenanya."
    Inilah salah satu sebab di antara sebab-sebab yang mengharuskan kita memberikan tauhid sebagai prioritas..
    Di antara alasannya yang lain: Bahwa tauhid adalah syarat sahnya amal dan keta`atan; tidak diterima amalan atau keta`atan seseorang kecuali setelah dia menyempurnakan tauhid dan merealisir tauhid dalam dirinya dalam wujud keyakinan, perkataan dan amalan...dan di antara tuntutannya adalah hendaknya orang  tua bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan tauhid dalam diri anak-anak mereka sebelum umur mereka menginjak usia di mana berjalan atas mereka pena (pencatat amal) dan hisab (perhitungan).
    Jadi problematikanya adalah manakala anak menjadi dewasa dan menginjak usia akil baligh, sementara dia tidak tahu terhadap tauhid, yang menjadi hak Allah atas diri hamba...tidak mengenal Tuhannya dengan Asma-asma dan sifat-sifat-Nya, dan tidak mengetahui pula hak Allah  atas dirinya dalam kehidupan...ini adalah musibah besar yang boleh jadi remeh bila seseorang tidak tahu sebagian hukum-hukum agama dan cabang-cabangnya...sebaliknya jika dia tidak tahu tentang tauhid!
    Inilah sebab rasional yang mendorong kami untuk mengingatkan para orang tua untuk memberikan tauhid sebagai prioritas pada saat mereka mendidik dan mengajar putra-putrinya.
    Di antara alasannya yang lain: Bahwa akidah tauhid akan memberikan benteng yang kuat pada diri seseorang untuk menangkal serangan budaya atau pemikiran apapun...sebagaimana ia akan memberikan padanya kekebalan terhadap pelarutan dalam tradisi kaum, perilaku dan moralitas mereka yang menyimpang; khususnya apabila akidah wala` dan barro` telah kokoh terpatri dalam dirinya. Akidah yang mendorongnya untuk mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, dan mendorongnya untuk menyatakan baik apa yang dinyatakan baik oleh Allah Ta`ala, dan menyatakan buruk semua apa yang diburukkan Allah Ta`ala dalam syari`at-Nya.
    Akidah wala` dan barro` yang mendorong pemiliknya untuk mengikuti syari`at ke manapun syari`at berputar...dalam damai dan perang, dalam mencinta dan membenci, dalam menyatakan baik dan menyatakan buruk...maka dia dengan akidah itu akan jadi seperti bintang di langit, telah mencapai keimanan yang paling tinggi dan paling  kuat...yang sulit dicapai atau larut dalam adat istiadat kaum dan moralitas mereka yang batil.
    Akan tetapi boleh jadi akan timbul pertanyaan: Bagaimana kita mengajarkan akidah dan tauhid pada putra-putri kita. Apakah ini memaksa kita untuk membacakan kepada mereka sebagian matan-matan akidah atau kitab-kitab yang berisikan akidah Islam yang benar...atau bagaimana?!
    Saya katakan: "Dalam tahap-tahap awal pengajaran tidak disyaratkan membacakan matan-matan akidah kepada anak , yang menjadikan mereka harus duduk berjam-jam lamanya mendengarkan bacaan tersebut, sementara banyak di antara mereka yang tak kuat melakukannya...banyak cara lain yang mudah namun cocok untuk kondisi anak, dan ia mudah bagi orang tua,  bisa dijadikan alternatip untuk menggantikan pembacaan kitab-kitab atau matan-matan yang panjang...di antara cara-cara dan sarana-sarana tersebut ialah:
1-- Memanfaatkan tempat-tempat mengaji yang memungkinkan hal tersebut: Adapun bentuknya adalah bapak bersama putra-putrinya, saat membaca bersama sebagian ayat-ayat Al Qur`an, memahami sebagian ayat-ayat Al Qur`an yang menjelaskan sebagian makna-makna tauhid, seperti pemahaman mereka --misalnya-- terhadap ayat-ayat Al Qur`an yang menunjukkan bahwa `Isa As adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, bahwasanya dia tidak mati disalib --seperti yang dikatakan orang-orang Nashrani--, akan tetapi yang disalib itu adalah orang lain yang diserupakan dengan wajahnya...lalu bapak menjelaskan makna-makna dan maksud-maksud dari ayat tersebut kepada putra-putrinya dengan cara yang sesuai dengan tingkatan berpikir mereka.   
    Demikian puka makna-makna tauhid dan akidah selebihnya, saat mereka mereka melewatinya dalam Al Qur`anul Karim...
2-- Melalui penuturan kisah-kisah Nabi Saw., kisah-kisah para sahabat radhiyallahu `anhum dan para pahlawan dalam sejarah Islam: Biasanya anak-anak cenderung suka mendengarkan kisah-kisah...maka orang tua harus memanfaatkan hal tersebut. Tak cukup hanya menuturkan kisah-kisah tersebut tanpa memahami sebagian makna-makna akidah dan iman yang demikian banyak di sela-sela penuturan kisah-kisah itu tadi...tapi dia perlu menjelaskan kepada mereka misalnya: Melalui peristiwa kejadian di mana seorang bapak yang mu`min memerangi anaknya yang kafir, dan seorang anak mu`min memerangi bapaknya yang kafir, sebagaimana pernah terjadi dalam sebagian perang-perang Islam...bagaimana wala` (loyalitas) dalam Islam adalah untuk akidah dan iman bukan untuk darah atau kabilah atau bangsa atau ikatan-ikatan yang lain.
    Demikian pula melalui penuturan kisah-kisah hijrah, bapak menjelaskan misalnya bagaimana para sahabat mengutamakan keselamatan akidah dan ibadah daripada kecintaan terhadap negeri dan kampung halaman, oleh karena manusia itu diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta`ala. Dus dengan demikian dia harus senantiasa berputar bersama tujuan ini ke manapun berputarnya atau adanya.
    Demikianlah makna-makna tauhid selebihnya, orang tua perlu menyampaikannya ke telinga putra-putranya melalui penuturan kisah-kisah yang pasti dan benar dari para pahlawan ummat ini.
3-- Melalui ulasan singkat terhadap sebagian peristiwa-peristiwa yang terjadi: Seorang bapak menuturkan misalnya, pembantaian yang dilakukan orang kafir terhadap kaum muslimin di Bosnia dan Herzegovina, dan apa yang terjadi sekarang di Chechna, yakni upaya musuh melenyapkan bangsa muslim Chechna...kemudian dia menyampaikan padanya bahwa sebabnya adalah karena bangsa tersebut memeluk Islam, dan oleh karena mereka adalah orang-orang Islam; dengan  cara tersebut, dia menanamkan ke dalam hati anaknya kecintaan terhadap orang-orang beriman dan menaruh simpati terhadap mereka, membenci orang-orang kafir dan berlepas diri dari mereka.
    Demikian pula apa yang telah terjadi dan sedang terjadi di Palestina, negeri kaum muslimin...ia akan menanamkan di dalam hatinya kebencian terhadap orang-orang Yahudi, dan kebencian terhadap agama mereka dan adat istiadat mereka.
    Demikian pula jika si anak sakit...orang tua perlu menjelaskan kepadanya --meski ia berobat dan minum obat-- bahwa yang menyembuhkan sakit hanyalah Allah Ta`ala semata, dan bahwa obat itu tiada lain cuma sebab perantaraan yang Allah menitipkan kesembuhan dan penawar padanya.
    Dan hendaknya orang tua menjelaskan padanya bahwa yang memberi manfaat dan memberi bahaya hanyalah Allah Ta`ala semata...tidak boleh berlindung kepada selain-Nya untuk menghindarkan bahaya atau mendatangkan manfaat...dengan pengajaran seperti itu, maka orang tua menanamkan dalam diri anaknya sifat selalu bergantung kepada Allah Ta`ala bukan kepada yang lain. Dan ini termasuk tauhid.
    Demikianlah, pada setiap kesempatan atau kejadian yang lewat, seorang bapak harus memberikan padanya penafsiran menurut akidah dan iman, untuk menjadi masukan yang berharga bagi anak..!!
4-- Melalui panutan yang baik: Yang kami maksud dengan contoh yang baik adalah, hendaknya seorang bapak menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya...mereka membaca tauhid dan akidah melalui sikap dan perkataan bapak mereka sehari-harinya; dia --misalnya-- menyanjung baik seseorang di hadapan anak-anaknya, karena dia adalah seorang lelaki yang shaleh, mu`min dan mujahid, bukan karena alasan yang lain..
    Demikian pula dia memburukkan seseorang, oleh karena dia adalah seorang kafir dan musyrik, buruk perilaku dan agamanya, bukan karena alasan yang lain.. maka melalui perkataan tersebut, anak-anak mendapatkan timbangan dan tolok ukur yang dengannya dan di atas landasannya, mereka bisa menimbang orang-orang lain dan sikap-sikap mereka.
    Dan ketika dia berlepas diri dari rezim tertentu, maka dia berlepas diri darinya karena ia adalah rezim kafir yang memerangi Islam, memusuhi Allah dan Rasul-Nya...bukan karena rezim tersebut tidak memberikan jaminan pekerjaan padanya...demikian pula halnya yang berlaku dengan sikap-sikapnya yang lain.
    Agar supaya timbangan ini tidak goyah dalam benak kepala anak, maka sudah seharusnyalah bagi orang tua untuk berhati-hati dengan perkataan-perkataan mereka di hadapan anak-anak mereka; jangan sampai misalnya mereka terlalu gampang memuji orang kafir atau orang musyrik...atau memuji adat kebiasaan dan perbuatan orang-orang musyrik...atau memuji sebagian dari rezim-rezim thaghut...karena anak-anak itu akan mengulang-ulang dan mempercayai apa yang dikatakan bapak-bapak mereka  di belakang mereka!
    Camkanlah sabda Nabi Saw. sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits shahih:
"Kedua orang tuannyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nashrani, atau Majusi..."
Itu terjadi melalui proses pengajaran yang tidak benar terhadap anak-anak mereka, setelah mana Allah menciptakan mereka di atas fitrah, yakni lurus dan mentauhidkan Allah.
    Saya hendak menunjukkan, melalui point persoalan di atas, bahwa anak-anak mendapatkan banyak makna-makna akidah dan tauhid melalui pembicaraan orang tua mereka di depan mereka, dan melalui perilaku dan perbuatan mereka sehari-hari...karena itu orang tua harus senantiasa mengontrol diri, perkataan dan perbuatan mereka, khususnya di hadapan anak-anak mereka.
5-- Melalui koreksi tindakan dan perkataan yang salah yang dilakukan oleh anak-anak: Jadi anak-anak itu, lewat aktifitasnya sehari-hari, pasti akan timbul kesalahan daripadanya juga...maka orang tuan harus mengingatkan kesalahan-kesalahan tersebut, bahwasanya kesalahan itu menafikan kesempurnaan tauhid.
    Contohnya, boleh jadi orang tua mendengar di antara anak-anaknya ada yang bersumpah dengan nama selain Allah...maka dia mengingatkannya bahwa perkataan itu termasuk perbuatan syirik yang dilarang oleh Allah Ta`ala dan Rasul-Nya Saw. ...dan jika dia harus bersumpah, maka hendaknya dia bersumpah dengan nama Allah Ta`ala saja.
    Dan jika dia mengatakan --disebabkan masukan yang ia perleh dari sekolah atau lingkungan yang lain-- bahwa Sinterclas bisa memberi manfaat dan mampu mendatangkan manis-manisan dan hadiah-hadiah yang bagus dan berharga...maka orang tua harus menjelaskan kepadanya bahwa Sinterclas tiada lain hanyalah berhala semata. Ia adalah tahayul yang dibikin oleh tangan pendeta-pendeta dan rahib-rahib, yang tidak bisa mendatangkan manfaat atau menolak bahaya bagi dirinya sendiri, lebih-lebih memberikannya kepada yang lain.
    Demikian pula jika si anak menonton adegan-adegan dalam film-film karton, di mana tokoh-tokoh pahlawan dalam film tersebut digambarkan bisa mengendalikan angin, hujan dan alam semesta...maka orang tua harus membenarkan kesalahan tersebut, dan menjelaskan kepada mereka bahwa itu termasuk syirik, yang tidak  boleh ditonton.
    Demikianlah melalui koreksi tindakan-tindakan dan perkataan-perkataan salah yang dilakukan anak, maka mereka mendapatkan banyak makna-makna akidah dan tauhid.
    Inilah sebagian di antara sarana-sarana dan cara-cara yang sederhana dan mudah --dan penting dalam waktu yang sama--, melalui perantaraannya, orang tua mampu menjelaskan akidah dan tauhid kepada putra-putra mereka.
Kelima: Perkawanan dan pertemanan.
    Yang kami maksud dengannya --sebagai tambahan dari poin-poin di muka-- adalah, seorang ayah haruslah mempergauli putra-putranya sebagai seorang kawan dan teman mereka, di samping statusnya sebagai seorang ayah yang punya hak atas diri mereka, hak-hak yang dilindungi oleh syara`. Ini akan membantu tercapainya dua tuntutan penting dalam proses pendidikan dan pemeliharaan anak di negeri-negeri Barat. Pertama: Anak-anak tidak mendapatkan kendala-kendala yang menghalangi mereka untuk berterus terang kepada bapak-bapak mereka dalam hal apapun, atau meminta pendapat mereka dalam setiap hal baru bagi mereka...dan ini memungkinkan orang tua untuk mengetahui semua problem anak dan dan apa saja yang mereka hadapi, sebagaimana ia memungkinkan mereka untuk mengarahkan anak-anak mereka secara bijak, ke arah kecenderungan yang benar dan diminta.
    Sesungguhnya ketidak terus terangan anak terhadap orang tua untuk menyampaikan berbagai problem dan persoalan-persoalan baru yang dihadapinya, yang memang membutuhkan bantuan orang lain, pada umumnya akan membuat anak melakukan curhat/mengadu kepada teman-temannya yang tak baik. Ia akan meminta pendapat mereka dalam urusannya dan dalam memecahkan problem yang dihadapinya, untuk ia dapatkan pada mereka pendapat-pendapat yang terburuk dan solusi-solusi yang terjelek, yang bisa merusak dan membinasakannya, sekiranya ia melakukannya...!
    Tidak ada dalam lingkungan kehidupan anak-anak, seseorang yang menghendaki kebaikan untuk diri mereka seperti halnya orang tua-orang tua yang shaleh...tentu saja ini menuntut terciptanya hubungan yang baik (harmonis) dalam bentuk lain, yang memudahkan proses keterus terangan dan pengarahan tanpa ada kendala atau hambatan psychologis yang tak bermanfaat dan tak perlu.  
    Kedua: Sesungguhnya persahabatan yang benar seperti ini akan memberikan kepada anak perasaan yang tulus terhadap kecintaan, kasih sayang dan belas kasih orang tua terhadap mereka...!
    Perasaan akan kecintaan orang lain terhadap mereka, sangat mereka hajatkan di negeri-negeri ini.. anak selamanya akan mencari seseorang yang mencintai dan perduli terhadapnya, dan ia akan tertarik kepadanya, kepada pengarahan-pengarahan dan pengajaran-pengajarannya...jika dia tidak menemukan kecintaan ini pada diri orang tuanya, maka dia akan mencari seseorang yang mana dia dapat menemukan perasaan itu padanya, untuk memenuhi kebutuhannya pada sisi ini...!
    Problem bisa menjadi besar dan sangat berbahaya, pada saat anak tidak mendapatkan kecintaan dan kasih sayang dari orang tua mereka, kemudian mereka mendapatkan sesuatu daripada itu pada diri guru-guru mereka, yang musyrik dan fasik, atau pada diri sahabat-sahabat mereka dari kalangan teman-teman jahat..!!
    Maka saat itu, guru yang rusak dan teman yang jahat, keduanya bisa menjadi idola dan panutan bagi anak, dan dari keduanya dia menerima banyak nilai-nilai, pemahaman-pemahaman dan adat kelakuan-adat kelakuan yang buruk...!
    Sisi persoalan ini, karena sangat pentingnya, maka Islam sangat menaruh perhatian besar padanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits muttafaq `alaih, riwayat Al Bukhari dan Muslim, dari `A'isyah ra, dia berkata: Seorang Arab Badui datang menemui Nabi Saw., lalu dia bertanya: "Apakah kalian biasa mencium anak-anak kecil? Kami tidak biasa mencium mereka!!"  Maka berkatalah Nabi Saw.: "Apa yang bisa kuperbuat atasmu, kalau Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu."
    Dan dari Abu Hurairah ra., dia berkata: " Nabi Saw. mencium Husein bin `Ali ra, sedang di sampingnya ada Aqra` bin Habis. Lalu Aqra` bertanya: "Sesungguhnya aku punya sepuluh orang anak, tak seorangpun di antara mereka yang pernah kucium." Mendengar perkataan tersebut, Nabi Saw. menoleh kepadanya kemudian berkata: "Siapa yang tidak berbelas kasih, tidak akan dibelas kasihi" Muttafaqqun `alaih.
    Dan dari `A'isyah ra., dia berkata:"Aku belum pernah melihat seseorang yang paling mirip terhadap Rasulullah Saw daripada Fathimah, semoga Allah memuliakan wajahnya. Adalah Fathimah, apabila dia mengunjungi Nabi Saw, maka beliau menyongsongnya, memegangnya dan menciumnya dan kemudian mendudukkannya di tempat duduknya. Dan apabila beliau mengunjunginya, maka ia memegangnya dan menciumnya dan kemudian mendudukkannya di tempat duduknya."
    Dari Al Barra`, dia berkata: Aku mengunjungi Abu Bakar pada saat pertama dia datang ke Madinah. Kulihat `A'isyah putrinya tengah berbaring terserang demam. Lalu Abu Bakar ra mendatanginya dan bertanya padanya: "Bagaimana keadaanmu wahai putriku?"Lalu dia mencium pipinya.
    Dari Abu Hurairah, dia berkata: Adalah Rasulullah Saw. pernah lidahnya kepada Husein bin `Ali, lalu anak tersebut melihat merah lidahnya, maka ia pergi cepat-sepat mendatanginya."
    Dan dari Buraidah, dia berkata: "Rasulullah Saw. sedang berkhotbah di hadapan kami, lalu Hasan dan Husein mendatanginya mengenakan dua ghamis mereah. Keduanya jatuh dan bangun. Maka beliau turun dan memegang keduanya dan membawa keduanya naik ke mimbar, kemudian beliau berkata: Maha Benar Allah  (Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah). Kulihat dua orang bocah ini, lalu aku tidak sabar, kemudian aku ambil dalam khotbah."
    Adalah Nabi Saw. pernah berjalan untuk satu keperluan bersama beberapa orang sahabatnya. Lalu datanglah anak-anak, memegang ujung baju Nabi Saw,...lalu beliau berjalan bersama mereka ke manapun mereka mau!!
    Allahu Akbar...pemimpin ummat manusia dan gurunya yang paling besar secara mutlak...dituntun oleh anak-anak Madinah...lalu dia berjalan bersama mereka -- karena rasa belas kasih dan sayangnya kepada mereka-- ke manapun mereka mau...!!
    Inilah sebagian di antara akhlak guru kita yang terbesar dan Nabi kita yang agung Muhammad Saw....Lalu di mana mereka yang mengikutinya dan mengambil petunjuknya, akhlaknya dan adabnya yang luhur...kemudian di mana mereka yang berpaling dari petunjuk dan akhlak Nabi kita Saw, dan mengambil akhlak dan budaya-budaya paganis lagi usang yang masuk kepada kita dari negeri-negeri Barat dan negeri-negeri non Muslim yang lain...?!!
    Janganlah mereka menganggap bahwa mereka baik-baik...atau bahkan menganggap bahwa mereka adalah orang-orang Islam...!!
    Jika ada yang menanya, mengapa saya mengkhususkan masjid-masjid di Pakistan...? Maka saya jawab: "Saya tidak melihat masjid-masjid yang menganjurkan ummat untuk menjauhkan anak-anak daripadanya --meski mereka menjaga ketenangan dan kebersihan-- seperti halnya masjid-masjid yang diurus dan dikelola oleh saudara-saudara muslim dari Pakistan..!!

Peringatan:
    Semua uraian yang telah disampaikan di muka tidak khusus menjelaskan hubungan pergaulan orang tua dengan anak laki-laki mereka saja, tapi ia mencakup anak laki-laki dan anak-anak perempuan. Bahkan anak-anak perempuan, pendidikan mereka dan keharusan berbuat baik kepada mereka, memiliki keistimewaan khusus di dalam Islam, yang hanya menjadi hak monopoli mereka, sedangkan anak laki-laki tidak ikut berserikat di dalamnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
" مَن عالَ ثلاثاً من بناتٍ يكفيهِنَّ ويرحَمهُنَّ، ويُرفقُ بهنَّ، فهو في الجنَّةِ "
"Siapa yang menanggung nafkah 3 orang anak perempuan, dia mencukupi (kebutuhan hidup) mereka, menyayangi mereka dan berlaku baik pada mereka, maka dia di surga."
Rasulullah Saw. bersabda:
"Siapa yang  menanggung nafkah dua anak gadis hingga keduanya akil baligh, maka aku dan dia masuk surga, seperti ini" Beliau mengucapkan demikian seraya merapatkan jari-jari tangannya."  HR. Muslim.
Ini adalah keistimewaan yang menjadi monopoli anak-anak perempuan, anak-anak lelaki tidak ikut berserikat di dalamnya.
    Maka camkan dan renungkan wahai orang yang hanya memperhatikan anak-anak lelaki dan mengabaikan anak-anak perempuan serta hak-hak mereka atasnya...!!
    Adapun selanjutnya: Ketahuilah bahwa yang menunjukkan kepada setiap kebaikan adalah Allah Ta`ala semata. Barangsiapa yang Allah hendan memberinya petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, meskipun seluruh bangsa jin dan manusia bersatu padu untuk menyesatkannya, sebagaimana firman Allah Ta`ala:
 من يهدِ اللهُ فهو المهتد ومَن يُضلل فلن تجد له ولياً مرشداً 

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang penolongpun yang dapat menunjukinya." (Qs Al Kahfi 17)
 ومن يُضلل اللهُ فما له من هاد 
"Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak seorangpun yang bisa memberi petunjuk padanya." (Qs Az Zumar 23)
    Maka dari itu tidak ada jalan keluar bagimu, wahai hamba Allah --di samping iltizammu kepada poin-poin solusi di atas-- selain berlindung selalu kepada Allah Ta`ala; memohon petunjuk dan keselamatan untuk dirimu dan keluargamu...karena Allah adalah sebaik-baik penjaga, dan Dia adalah Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
Dan akhir seruan kami adalah ucapan "Alhamdulillaahi rabbil `Alamien"


www.abubaseer.com



www.info-iman.blogspot.com

Bagian 5 Syarah Hadits Ka’b bin Malik oleh Syaikh Usamah bin Ladin –hafizhahullah-

Kemudian setelah itu Allah SWT menyebutkan sifat yang agung lagi mulia,  yaitu sifat jujur. Itulah sifat yang menyelamatkan sahabat ini ra. Sesungguhnya jujur menunjukkan kepada kebajikan dan keabjikan menunjukkan kepada surga. Seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha jujur sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Hendaknya kalian berlaku jujur. Waspadalah dari sifat dusta.

(( إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ))

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (jujur).” [QS. Al-Hujurat (49): 15].

Ya Allah langgengkan untuk kami nikmat kejujuran dan jadikan kami ke dalam golongan orang-orang yang jujur dengan ramat-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih.

Saya katakan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin di mana saja janganlah jadi orang sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Jangnlah salah seorang dari kalian menjadi bunglon. Apabila manusia berbuat baik ia ikut berbuat baik dan apabila mereka berbuat buruk ia ikut berbuat buruk.” Kelak pada hari kiamat engkau akan dibangkitkan sendirian, diletakkan di kuburmu dan ditanya juga sendirian. Apa yang akan engkau katakan pada hari engkau ditanya tentang penelantaran laa ilaaha illallaah? Apa yang akan engkau katakan jika pertanyaan itu datang, apa yang membuatmu absent? Apa yang membuatmu absent? Padahal Allah SWT telah membuatmu kaya.

(( إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَاء رَضُواْ بِأَن يَكُونُواْ مَعَ الْخَوَالِفِ وَطَبَعَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ )) .

“Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).” [QS. At-Taubah (9): 93].

Mengenai bencana yang menimpa umat Islam pada hari ini bicaralah semaumu tidak ada masalah. Mereka duduk-duduk berpangku tangan tidak berjihad sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Keluarlah wahai hamba Allah. Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah yang laksana potongan-potongan malam yang gelap gulita. Gunakan kesempatanmu. Gunakan kesempatanmu untuk membuka pintu-pintu surga. Telah shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya pedang itu penghapus berbagai kesalahan.” Orang yang mati syahid diampuni seluruh dosanya kecuali hutang. Sesungguhnya pedang itu, sesungguhnya pedang itu penghapus berbagai kesalahan.

Ikutilah Rasulullah SAW yang diutus dan dikirim kepada kita untuk mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya. Ilmu kita, ilmu semua manusia pemeluk dienul Islam berasal dari ilmu Rasulullah SAW. Jibril yang diberi amanah menyampaikan wahyu turun kepada beliau, apa yang beliau katakan?  Beliau mengatakan dengan menggunakan bahasa Arab yang nyata dan jelas. Apa argument kalian, padahal Allah telah menjadikan kalian paham dan mengerti bahasa Arab?

Beliau SAW bersabda dalam hadits shahih sebagaimana tercantum dalam Shahih Bukhari-Muslim dan yang lainnya, beliau Ash-Shadiq Al-Mashduq bersumpah: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, seandainya saya tidak memberatkan kaum Muslimin, saya tidak akan duduk-duduk di belakang pasukan yang berperang di jalan Allah selama-lamanya.” Bukankah kalian mengerti bahasa Arab? Manusia terbaik ini SAW bersumpah dengan nama Allah bahwa ia sekali-kali tidak akan duduk-duduk di belakang pasukan yang berperang di jalan Allah. Perbuatanmu memahami bahwa seolah-olah ada amalan-amalan lain yang lebih utama dari ini.

Front belum ada. Sampai ketika para ulama berfatwa di kesempatan yang lalu, banyak ulama kaum Muslimin yang berkumpul dan berfatwa bahwa jihad hukumnya fardhu ‘ain ketika Rusia masuk menyerang (Afghanistan). Apa argumenmu sampai engkau tidak berangkat. Apa argumenmu? Argumennya tidak lain adalah jiwa yang terpedaya, merasa berat dan merasa nyaman di tempatmu. “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, seandainya saya tidak memberatkan kaum Muslimin, saya tidak akan duduk-duduk di belakang (dalam riwayat lain: meninggalkan) pasukan yang berperang di jalan Allah selama-lamanya.”

Bagaimana dengan orang yang mengklaim bahwa ia mencintai Muhammad SAW dan mengklaim bahwa ia berada di atas manhaj Muhammad SAW tapi ia tidak pernah sekalipun berangkat (berjihad) di jalan Allah. Laa haula walaa quwwata illaa billaah. Di zaman jihad fardhu ‘ain, bagaimana kita mengambil dari orang yang duduk-duduk tentang fikih jihad. Fikih jihad itu, sebagaimana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sang Alim Rabbani Mujahid, yang berangkat dengan jiwanya untuk memerangi pasukan Tartar, ia berkata: Dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan jihad –maksudnya fatwa dalam masalah jihad- seharusnya diambil dari ulama yang benar-benar ulama yaitu yang mengerti realitas dunia –yang diantaranya adalah masalah jihad- bukan berdasarkan pandangan orang yang memandang dengan dien secara lahir dan juga bukan berdasarkan ulama yang tidak punya ilmu tentang realitas keadaan dunia.

Saya berikan contoh sederhana untuk kalian. Di antara argument orang yang beralasan dan berudzur, ia mengatakan: Sekarang ini kami tidak punya kemampuan untuk menghadapi Amerika dan para tentaranya, hal itu karena ia berfatwa sedangkan ia jauh dari syarat-syarat yang seharusnya bagi seorang mufti. Seorang mufti harus paham …, sebagaimana ditetapkan para ulama, diantaranya Ibnul Qayyim rhm menyebutkan dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in, ia berkata: Seorang mufti dan hakim -sebelum berfatwa- harus paham fiq-hul waqi’, yaitu paham akan peristiwa yang terjadi dan menelitinya. Menyimpulkan dari perkara-perkaranya, meneliti indikasi-indikasinya dan tanda-tandanya. Kemudian syarat yang kedua (bagi mufti dan hakim sebelum berfatwa) adalah memahami kewajiban dalam keadaan dan realitas itu, yaitu hukum Allah SWT yang sesuai dengan peristiwa itu, baru kemudian berfatwa.

Anda belum pernah terjun dalam pertempuran masa kini, belum tahu bagaimana kekuatan kafir dihentikan dan bagaimana orang-orang beriman –yang yakin dengan janji Allah dan yakin bahwa apa yang di sisi Allah SWT itu lebih baik, yang yakin bahwa mereka pasti akan menemui Allah SWT- dalam jumlahnya yang sangat sedikit dan dengan persenjataan yang sederhana mampu mengalahkan Uni Sovyet.

Mereka menganalogikan tanpa punya data-data yang lengkap (tentang mujahidin). Ia mengatakan kepadamu: “Kan jumlah para pemuda sedikit, kita tidak mengenal senjata dengan baik, persenjataan kami sedikit.” Wahai hamba Allah, itu bukan urusan kalian. Sesungguhnya urusan fatwa adalah urusan yang sangat besar.
Ada hadits shahih dari Nabi kita SAW mengenai seorang lelaki yang pergi ke suatu kaum di zaman beliau SAW. Pada waktu itu kepalanya terluka dan ia sedang junub. Lalu ia bertanya kepada kaum tersebut tentang hukum keadaanya itu, apa yang harus dilakukannya. Mereka menjawab: Kamu harus mandi. Mereka berfatwa padahal ilmu syar’i mereka belum memadai tentang masalah ini. Mereka tidak memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit. Ketika mandi, ia meninggal ra. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Mereka telah membunuhnya. Semoga Allah juga membunuh mereka.”

Maka bagaimana dengan orang yang pada hari ini tampil berfatwa, padahal puluhan ribu kehormatan kita dinodai di Bosnia Herzegovina. Beribu-ribu darah kita, darah saudara-saudara kita ditumpahkan dengan tank-tank anti peluru di Chechnya. Saudara-saudara kita dibakar di masjid-masjid di Indonesia. Anak-anak dan keluarga kita di Palestina disiksa dengan siksaan yang amat keji oleh tangan-tangan Yahudi.

Di mana saja kamu lihat Islam di suatu Negara
Kamu dapati seumpama burung yang patah sayapnya

Di mana-mana ada bencana. Apakah  kita cukup sampai sekarang kita katakan (jihad hukumnya masih) fardhu kifayah. Siapa yang mengatakan (jihad hukumnya sudah) fardhu ‘ain pasti ditelantarkan dengan berbagai cara! Maka siapa saja yang dalam hatinya ada keimanan yang kuat ia akan mengikuti Muhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia.

Saya tutup penjelasan mengenai hadits yang agung ini dengan sifat yang diberikan Allah SWT kepada para sahabat yang mulia. Allah SWT menyifati sebagian mereka ketika kembali dari jihad, padahal dulunya ketika disiksa di Mekkah mereka meminta perang. Mereka tahu bahwa harus membalas kepada orang-orang kafir, karena kalau tidak maka mereka akan dibinasakan. Rasulullah SAW mengakhirkan permintaan mereka. Beliau memerintahkan agar menahan diri. Beliau berkata: “Saya belum diperintahkan untuk berperang.” Ketika Allah SWT mewajibkan perang kepada mereka, mereka ra menarik sikapnya. Allah Ta’ala berfirman:

(( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّواْ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً )).

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya.” [QS. An-Nisa (4): 77].

Wahai para hamba Allah ini pada diri sebagian para sahabat yang mulia ra. Bertakwalah kepada Allah. Introspeksi dirimu. Ayat ini ditujukan kepada para sahabat yang mulia, maka bagaimana engkau merasa tenang dengan dirimu ketika engkau duduk-duduk berpangku tangan dari membela laa ilaaha illallaah?

(( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّواْ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُواْ رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ )) .

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?".” [QS. An-Nisa (4): 77].

Inilah tipu daya jiwa dan merasa berat dan tenteram dengan tempat tinggal. Untuk apa engkau mengundur-undur dan terlambat? Sampai kepada beberapa waktu lagi. Apa yang akan terjadi? Alasan-alasan duniawi yang tidak pernah habis. Dan angan-anganmu lebih panjang daripada umurmu.

(( لَوْلا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً ))

“Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” [QS. An-Nisa (4): 77].

Lalu Allah SWT menjawabnya. Dia menjelaskan kepada mereka bahwa sebabnya adalah tipu daya jiwa yang tergantung dengan kesenangan dunia yang hanya sebentar. Dia menjelaskan kepada mereka bahwa itu hanya kesenangan dunia yang hanya sebentar. Maka Allah SWT mengarahkan mereka kepada kebaikan yang kekal abadi. Akhirat itu lebih baik daripada itu.

(( قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً ))

“Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” [QS. An-Nisa (4): 77].

Kemudian Allah SWT memberitahu mereka dengan ayat yang sangat tegas.

 (( أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ))

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” [QS. An-Nisa (4): 78].

Syaitan selalu memperdayamu, menakut-nakuti para wali-Nya. Ia berkata padamu: “Kalau kamu pergi kamu akan terbunuh.” Maka datanglah ayat ini.

(( أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ )) .

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” [QS. An-Nisa (4): 78].

Saya berharap kepada Allah SWT agar melapangkan dada kaum mukminin untuk berjihad di jalan-Nya dan memantapkan kita dan kalian di atas manhaj Muhammad SAW dalam semua perintah dan urusannya dan dalam semua sunnahnya SAW.

Saya ingin menyemangati diriku dengan beberapa perkataan. Dan saya ingin menyemangati kaum Muslimin agar kita bisa terus-menerus berada di atas jalan ini untuk mengingatkan kita kepada manhaj salaf ra. Dahulu mereka memiliki syair-syair tentang pertempuran dan perang. Di antaranya adalah perkataan Ja’far ra ketika perang telah menghancurkan para sahabat, dentingan pedang betautan keras, debu-debu beterbangan dan teriakan-teriakan menyelimuti mereka. Hatinya melihat sebagaimana Anas bin Nadhr. Ja’far berkata kepada Sa’ad sebagaimana dalam Shahih Bukhari: Wahai Sa’ad bin Mu’adz saya mencium bau surga di balik bukit Uhud. Padahal ia sedang ada di Madinah, namun ia mencium bau surga karena kuatnya keyakinan mereka ra.
Ja’far berkata:
Duhai bagusnya mendekati surga
Enak dan sejuk minumannya
Sungguh, Romawi telah mendekati siksaannya
Jika aku menemuinya saya harus menyerangnya

Ketika para sahabat pergi ke bani Lihyan, mereka terjebak dalam pengepungan yang ketat dari Bani Lihyan dari kabilah Hudzail. 100 orang menghadapi 10 orang. Mereka berkata: Bergabunglah dengan kami. ‘Ashim bin Tsabit Al-Aqdah ra menjawab: Saya tidak mau bergabung dengan agama kafir. Namun mereka terus berusaha merayunya. Tapi ia tetap menolak dan mengatakan:



ما علـتي وأنـا جـلدٌ نـابلُ
Apa alasanku, sedang aku adalah orang yang perkasa dan mulia …
والقـوسُ فيـها وتٌر عنابلُ
Pun busur terpasang padanya senar yang kokoh …
الموتُ حقٌ والحياةُ باطلُ
Kematian adalah pasti sementara hidup adalah semu …
إن لم أقاتلكُم فأمي هـابلُ
Jika aku tidak memerangi kalian berarti ibuku mandul …
Semoga Allah meridhai mereka semua. Musibah kita menimpa tempat-tempat suci kita. Tidak seharusnya seorang muslim mengakuinya. Saya tutup dengan bait-bait syair tentang kondisi Baitul Maqdis dan Ka’bah Musyarrofah di Hijaz milik Rasulullah SAW:
أهالي فلسطينَ احتسوا أكأسَ الشجى
Keluargaku di Palestina menenggak gelas kesengsaraan …
وجرحُ حجازٍ فيكَ ما عادَ يضمرُ
Luka Hijaz tidak samar lagi bagimu …
وليــسَ بـنـي الإسـلام إلا نــجــائــبٌ
Bangsa Islam adalah bangsa yang mulia …
بجـرحكَ أضمتها المصـيبةُ ضمرُ
Karna lukamu, musibah yang menimpanya menjadi kecil …
ولـكنـهم رغـــمَ الجـراحِ يقـــيـنـهــم
Namun meski terluka, keyakinan mereka  …
بـعـودةِ أمـجـادِ الخـلافـــةِ يـكـبـــرُ
akan kembalinya kejayaan Khilafah makin besar …
وقـد أقسـموا باللهِ أنّ جـهـادهــم
Dan mereka telah bersumpah atas nama Alloh bahwa jihad mereka …
سيـمضي ولو كـسرى تـحدى وقيصرُ
akan terus berlanjut meski Kisro (Persi) dan Kaisar (Romawi) menghadang …

Kita mengharap semoga Allah SWT menerima saudara-saudara kita yang telah meninggal sebagai syahid di jalan-Nya. Semoga Allah menganugerahi kita terbunuh di jalan-Nya agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi. Semoga Allah memperbaiki umat ini sehingga orang-orang yang taat kepada-Nya dimuliakan dan orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dihinakan. Hal yang makruf diperintahkan dan hal yang mungkar dilarang. Sesungguhnya hanya Dialah yang mampu melakukannya.
Ya Allah saya memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, kesucian diri dan kecukupan. Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga shalawat dan keberkahan dilimpahkan kepada Muhammad, keluarga dan segenap sahabatnya. Akhir doa kami Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

www.info-iman.blogspot.com

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina