Waktu berjalan sangat cepat. Kemarin rasanya masih menikmati masa-masa studi yang menyenangkan dengan berbagai dinamika di kampus. Tidak terasa kita sekarang telah mulai beruban. Anak-anak telah mulai beranjak dewasa. Sebagian dari kita telah memiliki menantu. Bahkan sudah punya cucu. Tidak sadar, usia kita telah berkepala 4 !
Apa yang kita rasakan pada usia empat puluh ? Apa yang menjadikan usia ini istimewa ?
Mengapa 40 Tahun ?
Ya, mengapa pilihannya usia 40 tahun ? Ternyata memang ada banyak hal yang istimewa pada usia 40 ini. Lihat bagaimana Al Qur’an memberikan perhatian yang spesifik pada usia ini.
Firman Allah :
“Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya mencapai EMPAT PULUH TAHUN, ia berdoa: Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal salih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ (Al Ahqaf: 15).
Al Hasan memaknai Al Asyud (dewasa) adalah “mencapai usia 40 tahun, dan telah tegak hujjah baginya”. Imam Baidhawi menjelaskan makna hatta idza balagha asyuddahu, “yaitu mencapai usia yang tidak lagi bertambah perkembangannya, dan itu adalah semenjak 30 hingga 40 tahun. Akal ketika itu telah mencapai kesempurnaan”.
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan makna wa balagha arba’ina sanah, ”yakni sempurna 40 tahun, dan ini adalah usia dewasa yang paling sempurna”. Imam Al Qurthubi sependapat dengan hal ini.
Firman Allah :
“Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan” (Al Qashash: 14).
Makna wastawa menurut Ibnu Abbas, “yaitu pada saat usia 40 tahun. Dan kesempurnaan akal di antara usia 30 dan 40 tahun. Jika lebih dari 40 tahun akan mulai berkurang”. Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir dan Ibnu Hatim meriwayatkan dari Imam Mujahid mengenai makna firman Allah wastawa, “yaitu usia 40 tahun”. Imam Qatadah juga berpendapat yang sama. Ath Thabari menjelaskan makna wastawa adalah “pada usia 40 tahun”.
Firman Allah :
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?” (Fathir: 37).
Makna nu’ammirkum, memanjangkan usia dalam masa yang cukup, menurut Imam Ath Thabari adalah pada usia 40 tahun. Imam Mujahid berkata, bahwa ia mendengar dari Ibnu Abbas mengenai ayat di atas, adalah usia 40 tahun. Pendapat seperti ini dinukil pula dalam Tafsir Ath Thabari dan Ibnu Katsir.
Pendapat Para Ulama
“Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya” (Tafsir Ats Tsa’aliby)
“Mereka (kaum salaf) berkata, bahwa jika seseorang sudah mencapai usia 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya” (Ibrahim an Nakha’i)
“Maka sampainya seseorang kepada usia dewasa adalah suatu tingkatan antara baligh dengan usia 40 tahun… Maka apabila telah berkumpul jenggotnya, dia adalah seorang pemuda hingga usia 40 tahun. Kemudian menjadi tua hingga usia 60 tahun, kemudian menjadi lanjut usia” (Ibnul Qayyim Al Jauzy).
Peristiwa Bersejarah saat Usia 40 Tahun
“Para ahli tafsir berkata bahwa Allah Ta’ala tidak mengutus seorang Nabi kecuali jika telah mencapai usia 40 tahun” (Imam Asy Syaukani).
“Rasulullah Saw diutus serta diwahyukan kepada beliau Al Qur’an, ketika beliau berusia 40 tahun” (Ibnu Abbas).
“Demikianlah yang kami sebutkan bahwa beliau Saw diutus menjadi Rasul ketika mencapai usia 40 tahun. Inilah yang benar dan masyhur yang disepakati ulama” (Imam Nawawi)
“Masa mudaku semakin terasa sempurna pada saat perang Qadisiyah, dan saat itu aku berusia 40 tahun” (Abu Amr Asy Syaibani Sa’ad bin Iyas).
”Imam Ahmad bin Hanbal tidak menikah sampai umur 40 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk lebih berkonsentrasi dalam menuntut ilmu” (Imam Ibnu Al Jauzi).
“Masyarakat Quraesy pada masa Jahiliyah tidak memasukkan seorangpun ke dalam Darun Nadwah sebelum mencapai usia 40 tahun. Kecuali Hakim bin Hizam, ia masuk Darun Nadwah usia 15 tahun, karena kecerdasan akal dan kepandaiannya” (Imam Adz Dzahabi).
“Masyarakat China akan mematuhi raja mereka jika raja tersebut telah mencapai usia 40 tahun” (Yaqut Al Hamawi).
Umur 40 dan Uban
Sabda Nabi Saw, “Manusia yang pertama kali melihat uban adalah Ibrahim As, lalu ia berkata: Ya Rabbi apakah ini? Allah Ta’ala menjawab: Ini adalah kemuliaan dan kelembutan wahai Ibrahim. Maka Ibrahim berkata: Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku kemuliaan dan kelembutan” (Riwayat Imam Malik)
Sabda Nabi Saw, “Uban adalah cahaya seorang mukmin. Tidaklah seorang beruban dalam keadaan Islam, kecuali pastilah ia dengan setiap helai ubannya memiliki kebaikan dan diangkat baginya satu derajat kebaikan” (dalam kitab Shahihul Jami’)
“Uban akan datang ketika telah sempurna usia 40 tahun… Uban datang saat usia dewasa, dan ia merupakan tanda perpisahan dengan masa anak-anak” (Imam Al Qurthubi)
“Orang yang telah mencapai 40 tahun, tandanya adalah dengan munculnya uban” (Imam Al Munawi)
”Di antara wasiat Lukman kepada anaknya adalah: Wahai anakku, takutlah engkau dari wanita yang jahat, sebab ia akan menjadikanmu cepat beruban sebelum waktunya” (Imam Al Ghazali).
Apa Yang Harus Dilakukan Pada Usia 40 Tahun ?
“Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya mencapai EMPAT PULUH TAHUN, ia berdoa: Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal salih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ (Al Ahqaf: 15).
1. Memperbanyak doa
Imam Asy Syaukani menjelaskan tentang ayat di atas, ”Dalam hal ini ada dalil bahwa hendaklah seseorang yang mencapai usia 40 tahun memperbanyak doa-doa tersebut”.
Yakni doa dan permohonan agar mendapatkan ilham serta azam yang kuat dan pertolongan Allah, untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya, dan untuk melaksanakan amal salih yang diridhaiNya. Imam Al Qurthubi menjelaskan, ”Allah menyebutkan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun maka telah tiba saat baginya untuk mengetahui nikmat Allah yang ada padanya dan pada kedua orang tuanya serta mensyukurinya”.
Demikian pula doa agar Allah memperbaiki anak keturunannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang lelaki yang mengadukan anaknya kepada Thalhah bin Musharrif. Thalhah berkata kepadanya, ”Mintalah tolong dalam masalah anakmu dengan ayat Rabbi auzi’ni an asykura….
2. Memperbanyak kewaspadaan
Ibnu Katsir meriwayatkan, bahwa ketika Imam Masruq ditanya, ”Kapan seseorang diadzab karena dosa-dosa yang dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah engkau selalu waspada”.
3. Mempersiapkan kematian
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia dan berbaur dengan manusia, namun ketika di antara mereka sudah mencapai usia 40 tahun maka mereka akan memisahkan diri dari orang banyak dan menyibukkan diri dengan persiapan untuk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.
4. Memperbanyak bersyukur kepada Allah
Az Zajjaj berpendapat, ”Maksud ayat tersebut adalah: Halangilah aku dari segala sesuatu, kecuali dari bersyukur terhadap segala nikmatMu”.
5. Memperbanyak taubat
Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat di atas, adalah ”sebuah bimbingan bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun, yakni agar ia memperbarui taubatnya dan kembali kepada Allah, serta bertekat untuk itu semua”.
Referensi
Abdullah Nasih Ulwan, Membentuk Kepribadian Islam, Al Islahy Press, Jakarta, 1988
Ali bin Said bin Da’jam, Misteri Umur 40 Tahun, Pustaka At Tibyan, Solo, 2007
Irsyad Syafar, Manajemen Waktu Muslim, Kairo, 1999
sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1518
www.info-iman.blogspot.com