Suatu hari aku membaca status seorang teman di fbnya, “Kecambah Hendak Menjadi Pohon Jati.” Sungguh sebuah status yang sarat makna fikirku. Saat itu aku tertegun dan langsung berinstrospeksi diri jangan-jangan aku adalah sebiji kecambah yang berpongah dan membusung dada untuk hendak menjadi pohon jati pula??
Hai kawan sekalian, adakalanya kita secara tidak sadar telah menyombong diri hendak menyamai atau bahkan menyaingi orang-orang yang ahli lagi berilmu padahal status kita hanyalah sebagai seorang penuntut ilmu biasa, level pemula pula atau bahkan kita juga bukan dari kalangan penuntut ilmu sama sekali melainkan hanya dari kalangan orang-orang bodoh yang suka asal bunyi agar kelihatan jago dan super-luar-biasa.
Jika kita asal bunyi dalam perkara-perkara yang kita tidak ada ilmu padanya tentu hal ini bisa saja berakibat fatal karena jika seorang dokter saja salah dalam mendiagnosis penyakit pasien dan salah pula dalam menuliskan resep obatnya tentu nyawa pasien adalah taruhannya, apalah lagi jika seorang bodoh yang asal bunyi dalam perkara-perkara agama, tentu pula akan menimbulkan kerusakan yang nyata!!
Lihatlah olehmu wahai kawan, disaat seorang penuntut ilmu telah merasa jago dan berani pula berfatwa tanpa ilmu, berani pula mengambil bagian para ulama dalam hal itu maka lihat sajalah olehmu hasilnya, ummat akan semakin bodoh dan menyimpang dari manhaj salaf yang mulia!!
Maka dari itu, marilah kita sejenak mengevaluasi diri-diri kita ya kawan. Pernahkah kita memaksa-maksakan diri untuk menjawab pertanyaan dari orang-orang disekitar kita mengenai hukum suatu perkara agama yang kita tidak tahu apa-apa tentangnya?? Pernahkah kita menfasih-fasihkan lisan kita ketika menjelaskan suatu masalah agar orang menyangkakan bahwa kita adalah seorang yang faqih?? Terasa beratkah lidah kita untuk mengatakan ‘saya tidak tahu’ apabila ada seseorang yang bertanya terhadap sesuatu yang kita juga tidak tahu?? Pernahkah kita berdalil dengan perasaan, pengalaman dan logika semata atas suatu hal prinsip akan tetapi kita tidak tahu hujjahnya dari Al Quran dan sunnah??
Separagraf pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin masih ditujukan kepada kecambah-kecambah yang kesombongannya masih pada ambang kewajaran sebagai seorang manusia yang secara fitrah memang ingin dihargai dan ingin diakui eksistensinya oleh manusia-manusia lain. Namun lihatlah, betapa banyak dan mudahnya kita temui terutama di dunia maya seorang anak manusia dari kalangan pemuda yang entah seorang penuntut ilmu atau bukan karena tidak tampak sama sekali adab dan akhlak seorang penuntut ilmu tersebut pada diri-diri mereka dengan sangat berani mengkritiki dan bahkan menghina lagi melecehkan seorang imam selevel Imam Bukhari atau seorang ulama sekelas Syaikh Al Albani dan ulama ahlus sunnah lainnya dengan perkataan-perkataaan yang jelek melalui lisan-lisan mereka yang rusak dan pula melalui pena-pena mereka yang tumpul dan tersendat-sendat karena tak bertinta (baca: tak berilmu)!!
Tak sadarkah mereka kalau ia hanyalah sebiji kecambah rapuh yang baru disemai kemarin sore hendak menyombong diri pula menjadi pohon jati nan kuat lagi perkasa?! Tak tahukah ia kalau para imam dan ulama ahlus sunnah yang mereka olok-olokkan telah menghabiskan umur mereka demi melakukan penelitian ilmiah terhadap dalil-dalil dari As Sunnah yaitu mengenai mana hadits yang shahih dan mana hadits yang tidak shahih agar tidak ada lagi kedustaan atas nama Rasulullah, dan agar tidak ada lagi ummat yang merasa nyaman dengan selimut kebodohan terhadap sunnah nabi mereka?!
Telah putih rambut di kepala mereka karena hal itu, telah rabun bahkan telah buta mata mereka karenanya dan telah banyak pula karya mereka yang bermanfaat bagi ummat sebagai hasilnya!! Namun, kalian para kecambah tak tahu diri berani-beraninya menghina dan melecehkan harga diri mereka, berani-beraninya kalian berkata-kata dan menulis macam-macam kejelekan terhadap mereka!! Ketahuilah para kecambah, bertahun-tahunpun orang-orang seperti kalian dalam menuntut ilmu mungkin tidak akan bisa menyamai apalagi hendak menandingi kefakihan ilmu mereka dan keshalihan mereka, kecuali mungkin atas izin Allah sebagai bukti kebesaranNya!!
Wahai para kecambah, tahu diri sajalah!!
***
Oleh sebab itu wahai kawan semuanya, marilah kita semarakkan diri-diri kita dengan usaha untuk mencari dan mengamalkan ilmu agar meski Allah mentakdirkan kita cukup sebagai kecambah saja maka kita bisa menjadi kecambah-kecambah yang subur lagi bisa menyuburkan peranakan manusia karena menurut artikel kesehatan yang aku baca ternyata kecambahpun bisa mendatangkan manfaat untuk melancarkan usaha manusia dalam beranak pinak yang dengannya semoga akan tercipta generasi yang memberi bobot kepada bumi Allah ini dengan kalimat laa illa ha illallaah…
Kemudian marilah kita mengambil manfaat sebesar-besarnya dari beliau-beliau yang ditetapkan Allah sebagai pohon jati dengan berusaha membaca, mempelajari dan memahami kitab-kitab hasil karya beliau. Janganlah lagi kita para kecambah hendak menentang takdir Allah yang telah menjadikan pohon-pohon jati itu dengan menghina mereka karena memang kita tak bisa menjadi seperti mereka. Dengan kualitas hati yang lepek dan iman yang rapuh seperti kita-kita ini, yang hanya dibelai angin semilir saja kita telah terombang-ambing olehnya manalah mungkin kita bisa menahan angin topan yang akan diarahkan Allah kepada pohon-pohon jati itu. Tahu diri sajalah kita-kita ini, ya.
Semoga kita bisa menjadi seorang penuntut ilmu yang bisa berhujjah melawan serangan bisikan-bisakan syetan terhadap diri-dri kita sendiri. Semoga pula kita bisa menjadi seorang penuntut ilmu yang bisa berhujjah melawan musuh-musuh ilmu, yaitu orang-orang ahlul bid’ah, ahlul maksiat, orang-orang bodoh dan pula telah dibodohi terhadap agama melalui pemikiran-pemikiran nyeleneh dalam beragama sebatas kemampuan kita.
Semoga dua paragraph dibawah ini dapat memotivasiku dan pula memotivasi kalian semuanya untuk menjadi seorang penuntul ilmu yang ‘berilmu’ dalam menghadapi segala sesuatu, seorang penuntut ilmu yang bisa memberikan konstribusi untuk membela sunnah dengan ilmunya itu:
“Apabila seorang ahlul bid’ah datang ke sebuah perpustakaan negara yang didalam perpustakaan tersebut terdapat ribuan kitab yang membantah perbuatan-perbuatan bid’ahnya, kemudian si ahlul bid’ah tersebut berkoar-koar dan berbangga-bangga dengan kebid’ahan yang dilakukannya maka tidak akan ada satu buah kitabpun yang bisa mematahkannya.
Akan tetapi, apabila si ahlul bid’ah tersebut berdiri di hadapan seorang penuntut ilmu yang ikhlas dan bersungguh-sungguh, kemudian si ahli bid’ah pula memamerkan aneka konsep dan perbuatan bid’ahnya, maka insya Allah mulutnya akan dibungkam oleh hujjah yang keluar dari lisan si penuntut ilmu tadi.”[i]
Ssstt, tapi ingat ya kawan, membantah yang dimaksudkan pada dua paragraph di atas adalah membantah dengan ilmu dan hujjah bukannya dengan hawa nafsu yang cendrung suka untuk berdebat karena kalau begitu bisa-bisa kita tetap saja menjadi kecambah tak tahu diri dibuatnya.
Terakhir, untukmu dariku wahai para kecambah yang sedang menuntut ilmu:
“Janganlah kalian menyerah dan futur dari manhaj yang haq ini hanya karena dituding begini dan begitu oleh mereka-mereka yang belum diberi hidayah oleh Allah tersebut karena jikalah para imam dan ulama besar saja, bahkan Rasulullah sebagai manusia terbaik yang pernah hidup di atas bumi Allah ini saja, dan bahkannya lagi Allah yang menciptakan para nabi, yang menciptakan para imam dan ulama, yang menciptakan diri-diri kita dan diri-diri mereka sendiri saja tidak luput dari tudingan-tudingan mereka itu, maka apalah lagi dengan kita-kita para kecambah ini?! Jangan ambil pusing dengan perkataan dan ulah mereka!! Do’akanlah mereka agar mereka pula diberi hidayah oleh Allah Ta’ala karena hanya Allahlah yang Maha Membolak-balikkan hati setiap hambaNya. Bukankah Umar Ibnu Khattab sebelumnya juga merupakan orang yang sangat besar kebenciannya dan sangat keras permusuhannya kepada islam, namun ketika hidayah Allah menyapa dan tertanam dihatinya maka lihatlah bagaimana sepak terjangnya dalam membela islam dan lihat pulalah betapa hidupnya beliau dalam sejarah umat manusia!!
Hati manusia hanya Allahlah yang tahu, jadi sebagai seorang penuntut ilmu janganlah kita cepat menuduh orang lain sebagai orang yang keras hatinya lantaran tidak mau menerima seruan kita karena mungkin saja hati kitalah yang kurang ikhlas dalam menyeru mereka atau ilmu kitalah yang tidak cukup dalam hal itu sehingga hati mereka pula tidak bisa menerima seruan kita. Hanya kepada Allah sajalah kita memohon pertolongan.”
Semoga bermanfa’at. Selamat menjadi kecambah yang tahu diri!! He he…
***
06 Ramadhan 1432H
06 Agustus 2011M
Bumi Allah,
Info-iman
***
Untuk semua kawan yang semoga masih bersemangat dalam menuntut ilmu.
[i] Dua paragraph ini aku dapatkan ketika mengikuti ta’lim tentang kitab ‘Ilmu karya Syaikh Sholih Al Utsaimin. Harap maklum jika kata-katanya tidak sesuai dengan redaksi pada kitab yang sebenarnya tapi hanya berdasarkan catatanku saja ketika mendengarnya.
www.info-iman.blogspot.com