Pada Kegiatan 1, telah dibahas jika benda diam atau bergerak lurus beraturan, maka resultan gaya pada benda nol.
Bagaimanakah jika gaya pada benda tidak nol? Untuk menjawabnya, coba Anda perhatikan uraian berikut.
Gambar 2.1. Beban bermassa m mengalami gaya F.
Gambar 2.1. memperlihatkan beban bermassa m dalam keadaan bergerak dengan kecepatan V1. Kemudian pada benda m diberikan gaya dorong (F) yang searah dengan V1. Ketika kecepatan diukur kembali besarnya menjadi V2. Ini berarti gaya dorong (F) yang diberikan menimbulkan perubahan kecepatan (DV) atau menimbulkan percepatan (a) pada benda m.
Menurut Hukum Newton, besar perubahan kecepatan atau percepatan yang dialami benda berbanding lurus dengan besar gaya yang diberikan. Atau secara matematis. ~ dibaca sebanding dengan |
SF= m.a |
SF = resultan gaya yang bekerja (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan atas benda (m/s2)
Persamaan inilah yang dikenal sebagai Hukum II Newton. Persamaan ini menjelaskan bahwa setiap resultan gaya (SF) tidak bernilai nol pada benda akan menimbulkan perubahan kecepatan atau percepatan pada benda tersebut. Jadi gaya menimbulkan percepatan pada benda.
Untuk mempermudah memahami apa yang telah Anda baca, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh 1
Balok B massanya 2 kg ditarik dengan gaya F yang besarnya 6 Newton. Berapa percepatan yang dialami beban? Gambar 2.2. | |
Berdasarkan Hukum Newton II F = m.a (dengan F = 6 N dan m = 2 kg) |
Balok B mengalami dua gaya masing-masing F1 = 25 N dan F2 = 20 N seperti ditunjukkan pada gambar. Berapa percepatan balok B? Gambar 2.3. | |
Dari Hukum II Newton |
Jika balok B yang massanya 2 kg mengalami percepatan 5 ms-2 ke kanan, berapa besar F3? Gambar 2.4. | |