Disebutkan bahwa tumbuhan merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam jenis mulai dari jenis tumbuhan tingkat rendah sampai dengan jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Dalam rantai makanan, tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena dapat memproduksi makanan sendiri yang bermanfaat sebagai makanan bagi manusia dan hewan. Tumbuhan tidak pernah berkeluh kesah misalnya setahun istirahat untuk tidak menghasilkan buah-buahan, biji-bijian dan umbi-umbian. Tapi ia selalu tunduk dan patuh pada Tuhan yang menciptakannya. Pada hakekatnya tumbuhan menghasilkan buah, biji, umbi dan sebagainya itu bukan atas kehendak dirinya tapi atas kehendak Allah swt.
“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” (QS. Ar-Rahman (55) : 6)
Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa seorang laki-laki datang, lalu bertanya : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dalam tidurku melihat diriku seakan-akan sedang shalat di balik sebuah pohon. Ketika aku sujud, pohon itu ikut sujud bersamaku, dan aku dengar pohon itu mengucapkan do’a berikut :
“Ya Allah, catatkanlah sujudku ini untukku di sisi Engkau sebagai suatu pahala, dan hapuskanlah dariku karenanya suatu dosa, dan jadikanlah sujudku ini sebagai suatu simpanan di sisi Engkau bagiku, dan terimalah sujudku ini dariku sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-Mu Daud”
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, “Lalu Rasulullah saw. membaca ayat sajadah dan bersujud, dan ternyata saya dengar beliau mengucapkan do’a seperti do’a yang telah diceritakan oleh lelaki itu tentang ucapan pohon tersebut.” (HR. Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Ibnu Hibban)
Demikian pula Majalah Qiblati edisi no. 11 tahun 2006 memuat hasil penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Selama hampir 3 tahun para ilmuwan meneliti fenomena yang mencengangkan ini dan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains berhasil mengkaji fenomena tersebut yang mengisyaratkan bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika dan Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan Muslim asal India. Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”. Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu. Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah :
“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa’ (17) : 44)
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layar (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luar biasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara. Subhanallaah, Maha Suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Azza wa Jalla.
Pada akhirnya orang yang bertanggungjawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan Al-Qur’an dan terjemahnya kepada sang professor.
Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich–Miloun, ia mengatakan:
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan ada di dalam Al-Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’.”
Sang professor ini pun telah mengumumkan keislamanya dihadapan para hadirin yang sedang terperangah. Allahu Akbar !! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Dinul Islam.
“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi.” (QS. Shaad (38) : 88)
“Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al-An’aam (6) : 67)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesunguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat (41) : 53)
Dalam Al-Qur’an, masih banyak ayat seperti di atas yang menyebut tentang tanaman dan pepohonan bertasbih dan bersujud kepada Allah. Selama ini, ayat-ayat tersebut ditafsirkan hanya sebagai kiasan. Artinya, tumbuhan bersujud dan bertasbih dengan cara tunduk pada hukum alam (sunnatullah).
Tumbuhan dianggap makhluk tak berjiwa. Mereka yang meyakini tanaman berjiwa akan dicap sebagai penganut animisme atau dinamisme yang musyrik. Sayang sekali, padahal hal itu (konsepsi pohon berjiwa) mengandung isyarat ilmu. Akhirnya, ilmuwan non-muslimlah yang berhasil menemukan fakta ilmiah tumbuhan yang mempunyai jiwa dan kecerdasan.
Richard Karban, ahli ekologi University of California, dalam makalahnya yang berjudul Ecology Letterdi tahun 2008 membuktikan bahwa tumbuhan bisa merespon situasi lingkungannya. Mereka bisa berkomunikasi satu sama lain, bahkan juga saling memperebutkan mangsa. Mereka bisa bereaksi sama terhadap stimulus yang pernah dialami. Ini artinya mereka mempunyai memori.
Tanaman pemangsa bisa bergerak secepat 1/30 detik menangkap serangga. Bahkan bunga Morus Alba dapat menyergap mangsa dengan kecepatan kilat Mach 0.5. Tanaman lain bisa bergerak melingkar lebih lambat dalam hitungan beberapa jam.
Tanaman juga ‘berburu’ di bawah tanah dengan akarnya. Long Li, ilmuwan dari China Agricultural University (Beijing), meneliti respon akar kacang yang menyemburkan zat kimia asam untuk mengejar dan menangkap cairan fosfor (yang ia perlukan) di dalam tanah. Ketika serangga jenis tertentu memakan atau melubangi daunnya, tanaman tersebut mengeluarkan berbagai jenis zat kimia yang dapat ‘memanggil’ serangga jenis lain yang merupakan musuh serangga pertama. Bukan hanya itu, tanaman di sekitarnya juga ikut ‘berteriak’ dan membuat pertahanan.
Anthony Trewavas dari University of Edinburgh dalam bukunya mengatakan bahwa tanaman punya kemampuan problem solving. Ini berarti bahwa mereka memiliki kecerdasan. Pada bulan Mei 2009, para peneliti plant neurobiology berkumpul untuk kelima kalinya di Florence (Italia) untuk membahas keberadaan otak pada tumbuhan. Consuelo M De Moraes dari Penn State University menemukan bahwa tanaman bisa membedakan dirinya dari tanaman sejenis. Ini mengindikasikan bahwa tanaman mempunyai kepribadian khas yang membedakannya dengan tanaman (sejenis) lain. (by Info-iman)