Tatkala merebut Ankara Khalifah Harun Al Rasyid (786-809) dan ketika Khalifah Al Ma’mun (814-833) meraih kemenangan atas Kaisar Romawi Timur, Michel II, kedua pemimpin Islam itu tidak menuntut ganti rugi peperangan kecuali penyerahan manuskrip-manuskrip kuno. Di mesir pada abad ke-10, Khalifah Al Aziz memiliki perpustakaan dengan 1.600.000 buku dan 16.000 diantaranya tentang matematika.
Dalam perspektif Islam, matematika adalah suatu jalan yang menghubungkan antara apa yang dirasakan dan yang difikirkan, antara alam yang selalu berubah dan alam yang abadi. Ini sangat berbeda dengan landasan sains Yunani yang menjadi dasar pengembangan sains Rumawi. Keduanya didasarkan pada landasan empiris (sesuatu yang terlihat dan teraba)
Itulah yang kemudian melahirkan karya gemilang. Angka Arab membawa revolusi karena memperkenalkan angka nol, yang membuat penulisan angka menjadi tak terbatas. Selain itu angka Arab juga membuat penulisan menjadi mudah. Nomor angka Arab 4444 dalam angka Romawi ditulis menjadi MMMMCCCCXLIV. Kemudahan dan penemuan angka nol menjadi salah satu pemicu berkembangnya sains, teknik, industri, perdagangan dan ilmu tata buku.
Al Khawarizmi memberi sumbangsih besar dalam dunia matematika melalui bukunya Aljabar (yang hingga kini masih menjadi salah satu mata ajar wajib pada fakultas sains dan teknologi). Al Khawarizmi membuka jalan bagi bersatunya pemahaman angka sebagai ukuran besar dan angka sebagai “hubungan”.
Dikutip dari : http://blogislamdanmatematika.blogspot.com/