Hanya ungkapan rasa syukur pada-Nya yang senatiasa kita ucapkan dengan memuji dan memuja-Nya sebagai ungkapan yang mewakili haru birunya hati ketika salah satu doa kita dibulan Ramdhan tahun lalu dikabulkannnya dengan kita dapat berjumpa dan meneguk semua kemuliaan di bulan Ramadhan tahun ini.
Begitulah waktu membawa kita pada bulan mulia ini, tentunnya bulan Ramadhan kali ini banyak yang berubah dibandingkan tahun lalu. Usia kita kian dewasa dan semakin dapat membedakan mana yang bisa meningkatkan produktifitas dan mana yang sebaliknya akan memberdaya kita untuk selalu terlena. Banyak diantara orang-orang dekat yang setahun lalu bersama kita berpacu meraih nikmat ramadhan kini telah dipanggil oleh-Nya. Ramadhan selain sebagai bulan untuk meningkatkan produktifitas amal juga menjadi tempat meningkatkan produktifitas potensi ekonomi ummat Islam.
Hampir setiap sudut bumi dan sisi kehidupan turut menyambut Ramadhan, tayangan televisi hampir semua memasukan tayangan spiritualnya, tempat umum dan perbelanjaan dipenuhi dengan fasilitas dan harga khusus, Institusi pemerintah maupun lembaga kemasyarakatan sibuk membuat acara keIslaman untuk mengisi ramadhan, di setiap jalan dan tempat umum mata kita dimanjakan dengan spanduk dan baliho bernuansa Ramadhan bulan mulia tersebut.
Puasa Ramadhan adalah perintah dari Sang Khalik Pencipta kita. Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa”. (Al-Baqoroh:183)
Bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung dan mulia, dan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, mengandung di dalamnya kebaikan dari Allah SWT, pahala dan ganjaran yang berlipat bagi mereka yang ingin mencarinya. Dalam atsar disebutkan:
أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةٌ، وَقِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةَ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يُزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقُ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ”، قَالُوا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ؟ فَقِيْلَ: يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلىَ تَمْرَةٍ، أَوْ شُرْبَةَ مَاءٍ، أَوْ مَذَقَةَ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka (HR Al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)
Khutbah Rasulullah dalam menyambut Ramadhan diatas cukuplah bagi kita untuk membuka sedikit tabir begitu banyaknya hamparan pahala yang akan di berikan selama bulan suci ini. Dalam beberapa ibadah Allah SWT memberikan waktu dan tempat special untuk memberikan pahala yang berlipat ganda.
Tempat dan waktu special ini ibarat sebuah dermaga untuk kita sejenak menepi mengisi ulang energy jiwa kita untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Kita berhenti untuk menggelorakan kembali semangat, menguatkan azzam (tekad), menambah bekal dan kekuatan, tempat kita melakukan percepatan amal yang sempat berlubang dan kadang tidak mencapai target. Tempat kita menutupi kekurangan-kekurangan dihari lain yang pernah terlalaikan dan kadang tergelincir dalam kubangan. Ramadhan adalah salah satu dermaga dengan waktu special sepanjang tiga puluh hari dengan banyak fasilitas istimewa diantaranya menjanjikan ampunan, dilipat gandakannya pahala, malam lailatul qadar yang lebih baik dari malam seribu bulan.
Ibnu Qayyim mengatakan “ Sebelum usia kita berakhir, sebelum segalanya menjadi terlambat, dan agar kita tidak memanen usia dengan buah yang pahit dihari pembalasan, tanamlah di lahan-lahan waktu kita dengan pohon-pohon yang baik. Belajarlah kiat-kiat mendayagunakan waktu yang telah dipraktekkan oleh para salaf, generasi awal Islam. Karena mereka telah membuktikan, tidak ada waktu mereka yang berlalu dengan sia-sia. Waktu mereka senantiasa terisi dengan kebaikan, ketaatan dan produktifitas.
Ramadhan dengan waktunya 720 jam adalah dermaga yang senantiasa penuh dengan keistimewaan. Waktu 30 hari bukan masa yang panjang ia akan cepat berlalu sesuai dengan karakter sang waktu, ia tidak dapat ditunda walau sesaat karena ia tak dapat kembali. Saatnya kita siapkan semua pontensi dan sumberdaya untuk merengkuh kenikmatan dari semua keuntungan atas keistimewaan Ramadhan yang di hamparkan dan dijanjikan oleh Allah SWT. Jangan kita lewatkan sesaatpun waktu di Ramadhan kali ini karena kita tidak pernah tau apakah Ramadhan tahun ini yang terakhir kita rasakan?. Bulan mulia ini tak akan tersiakan karena Ramadhan Ketika Setiap Detik Begitu Benilai.
Udayana 11, 12:05
1 Ramadhan 1432 H/ 1 Agustus 2011.
Info-iman.
www.info-iman.blogspot.com