Setiap individu tentunya dalam dirinya melekat sebuah identitas yang membedakannya dengan orang lain, ya minimal dengan identitas itu orang lain dapat mengetahui siapa diri kita. Sulit dibayangkan jika kita semua tidak memiliki identitas maka akan terjadi sesemerawutan atau bahkan banyak orang yang akan memanfaatkan ketidak adaan indentitasnya untuk hal-hal yang merugikan orang lain.
Mengapa masyarakat Indonesia begitu marah ketika Malaysia mengklaim batik Indonesia, reog ponorogo dan angklung sebagai budaya mereka? Iya itu karena hal-hal tersebut adalah identitas bangsa Indonesia. Seharusnya itu juga yang tetap ada dalam identitas pribadi kita, tidak mudah tergoyah oleh apapun dan siapapun atau bahkan identitas itu tidak ingin kita tunjukan karena ketidak percayaan diri padanya, padahal identitas adalah hal yang senantiasa melekat pada setiap manusia walaupun ditutupi.
Hal yang cukup sederhana misalnya, dalam social media seperti Facebook hampir banyak orang yang enggan mencantumkan identitas yang sebenarnya bahkan hal tersebut terkait dengan Foto Profile. Begitu banyak orang yang terkecoh oleh status wah seseorang dan sebaliknya sebegitu bangganya seseorang membuat status palsu, padahal ia sedang bangga dengan ketidak terus teranggannya.
Kadang saya berpikir diantara hal yang paling sulit adalah mengubah pandangan orang lain terhadap diri kita. Ketika kita telah membentuk orang lain dengan sebuah identitas terhadap diri kita, bukan hal yang mudah untuk meyakinkan orang lain kembali ketika harus membentuk pandangan orang lain terhadap kita dengan sebuah identitas baru yang sebenarnya identitas baru itulah sesungguhnya diri kita tanpa harus menorehkan kekecewaan pada orang lain. Kenapa kita harus sibuk dengan kepalsuan? sedang identitas itulah jati diri kita sebenarnya.
Kapuas VIII/4, 17.50.12072011
Info-iman
www.info-iman.blogspot.com