Senin, 21 Desember 2009

4 Kaidah Untuk Membedakan antara Agama Islam dan Sekuler Oleh: Syaikh Ali bin Hudlair al-Hudlair

Muqaddimah
Segala puji bagi Allah, rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para shahabatnya. Wa ba’d.
Ini adalah risalah singkat yang membahas tentang kaidah-kaidah yang bisa digunakan oleh seorang muslim untuk mengetahui perbedaan antara agamanya yang agung dengan agama neo-paganisme dan syirik kontemporer yang dinamakan dengan sekularisme beserta cabang-cabangnya. Dengan mengetahui perbedaan itu ia bisa menjauhinya, meninggalkan, serta melepaskan diri darinya dan para pengikutnya yang disebut dengan sekularis. Dia bisa membebaskan diri dari mereka karena Allah, membenci, mengkafirkan, memusuhi, dan berjihad terhadap mereka,  baik mereka yang berperan sebagai pemikir, intelektual, politikus, pemerintah, jurnalis, penyanyi, atau pelukis, baik yang berupa teori, lembaga pemerintah atau lembaga non-pemerintah (LSM). Berikut inilah keempat kaedah tersebut


Kaedah 1
Kaum musyrikin yang menjadi obyek diutusnya Rasulullah saw adalah kaum yang tetap meyakini tauhid rububiyyah
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka Katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (Yunus:31)
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya ‘Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?”  Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (al-Mu’minun:84-89)
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (Yusuf:106)
Meskipun demikian, Rasulullah tetap memerangi mereka, menyatakan kekufuran mereka dan tidak memasukkan mereka ke dalam kelompok Islam.
Kaum sekularis yang moderat masih mengakui tauhid rububiyyah. Mereka pun masih melakukan beberapa macam bentuk ibadah, tetapi itu semua tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam. Adapun kaum sekular yang ekstrim, maka mereka mereka lebih sesat lagi, sebab mereka tidak memiliki sesembahan dan tudak pula memiliki rabb, kehidupan bagi mereka adalah materi belaka.
Kaedah ke-2
Rasulullah saw diutus kepada umat manusia yang memiliki perundang-undangan tersendiri. Undang-undang itu mereka gunakan untuk memutuskan persengketaan di antara mereka. Mereka memiliki tradisi jahiliyah, yang mereka jadikan landasan kehidupan mereka, sehingga mereka menolak hukum dan hidayah Allah. Karena itulah Allah swt dan Rasul-Nya saw mengkafirkan dan memerangi mereka, serta tidak memasukkan mereka ke dalam Islam. Di antara perundang-undangan yang mereka miliki, sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (Al-An’am:121)
Dan Allah swt berfirman tentang kaum Quraisy dan para pengikutnya
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (asy-Syura:21)
Dan kaum sekular saat ini juga memiliki perundang-undangan, hukum positif, baik hukum kenegaraan, daerah atau hukum internasional. Hukum itulah yang digunakan untuk memutuskan persoalan yang timbul di antara mereka. Mereka juga memiliki tradisi dan budaya jahiliyah yang menjadi dasar kehidupan mereka. Mereka menamakan tradisi mereka sebagai peradaban, pencerahan dan kemajuan. Mereka tidak menerima hukum Allah swt dan petunjuk-Nya, maka mereka pun harus dikafirkan dan kaum muslim harus berlepas diri dari mereka.
Kaedah ke-3
Bahwa Rasulullah saw datang kepada manusia yang masih berpegang pada ajaran agama dalam satu keadaan tetapi meninggalkannya dalam keadaan yang lain. Mereka menyembah Alah dalam keadaan sulit, tetapi dalam keadaan lapang mereka melalaikan Allah swt. Dalam kondisi seperti itu, mereka tetap dinamakan sebagai musyrik. Allah swt berfirman
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) (al-Ankabut:65)
Demikian juga, mereka memberikan suatu hak kepada Allah swt, dan juga memberikan hak yang lain kepada berhala mereka, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah swt;
Lalu mereka berkata sesuai: “Ini untuk Allah dan Ini untuk berhala-berhala kami”. (al-An’am:136)
Kaum sekular juga demikian, mereka menyembah Allah swt di masjid dan di bulan Ramadhan. Dalam pernikahan, talak, dan urusan perdata mereka mengikuti aturan Allah, tetapi dalam urusan yang lain mereka kembali kepada perundang-undangan dan tradisi mereka yang sesat.
Kaidah ke-4
Rasulullah saw diutus kepada kaum yang memiliki bermacam-macam tuhan, Ada di antara mereka yang menyembah berhala, patung, malaikat, jin, bintang-bintang, api, Nabi Isa bin Maryam dan nabi-nabi lainnya, serta orang-orang shalih. Rasulullah saw tidak membeda-bedakan mereka dalam menjatuhkan vonis kafir dan memutuskan untuk memerangi mereka. Kaum sekular demikian juga, mereka memiliki banyak tuhan. Dilihat dari sesembahannya, ada di antara mereka yang menyembah Amerika, ada yang menyembah Eropa, Rusia, dan PBB. Ada pula yang menyembah teori, ada yang menyembah negara, nasionalisme, ras, dan ada yang menyembah pemimpin dan tokoh intelektual mereka. Maka mereka (antara kaum jahiliyah Quraisy dengan kaum sekular) sama dalam kekufuran dan riddah (kemurtadan).
Masalah:
Menyusul persoalan sekularisme di atas, ada kelompok-kelompok yang akhir-akhir ini muncul, menjembatani, mengikut dan menempel pada kaum sekular. Kelompok-kelompok ini secara garis besar terdiri dari dua golongan, yakni;
a-      Dilihat dari aspek keimanan dan pengkafiran, kelompok ekstrimis murji’ah.
b-      Dilihat dari aspek fiqih adalah kelompok pengikut hawa nafsu, permisif, tunduk pada realitas dan menggampangkan, yang ujung-ujungnya termasuk ke dalam kategori zindiq.
Penutup.
Kami tambahkan di sini pendapat Syaikh Abdurrahman bin Muhammad ad-Dausiri rh. Di antara kelompok yang mula-mula menampakkan diri sebagai neo-paganisme, dan syirik kontemporer yang terlaknat adalah sekularisme. Beliau mengatakan di dalam penutup risalah Kasyfu Syubuhat, cetakan pertama tahun 1385 H, yang menjadi penutup kitab kasyfu syubuhat karya Syaikh muhammad bin Abdul Wahhab, “Dildalam kitab ini beliau telah membukakan tabir neo-paganisme, dan syirik kontemporer, sebagaimana syaikh Muhammad bin Abdul Wahab telah menyingkap persoalan syirik di masanya.
Syaikh Abdurrahman ad-Dausiri mengatakan, “Sesungguhnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di dalam kitabnya Kasyfu Syubuhat telah mendiagnosa syirik khurafat dalam berbagai bentuknya, seperti berdo’a kepada mayat, makhluk ghaib dan mensucikan kuburan. Kemudian setelah itu muncul berbagai bentuk syirik dengan julukan dan nama yang membuat kaum awam tertipu, dan orang-orang yang mendendam dan berkepentingan menjadi ketergantungan pada nama itu.
Kemudian beliau mengatakan, “Sesungguhnya pemimpin besarnya adalah Yahudi dan Majusi, karena mereka khawatir akan bangkitnya Islam yang bersih dari penyimpangan yang dihasung oleh Muhammad bin Abdul Wahab dan para pendukungnya.
Pada masa ini para pendukung gerakan tersebut dari kaum kita berusaha menyalakan semangat jahiliyah dengan kesombongan fanatisme nasionalisme di setiap ummat Islam. Maka nampaklah neo paganisme dan para penyembah materi dan syahwat, pengkultus individu dengan alasan ras atau nasionalisme, sehingga mencakup seluruh penjuru dunia Islam dan bangsa Arab, khususnya neo-kemurtadan dengan menjiplak prinsip-prinsip ajaran nasionalisme dan sekte materialisme yang dihiasi dengan berbagai julukan yang secara dhahir tampak sebagai bentuk kasih sayang tetapi hakekatnya adalah adzab. Setelah memberikan muqaddimah ini Syaikh Abdurrahman ad-Dausiri berbicara tentang makna uluhiyyah dan dasar-dasarnya.
Dasarnya ada dua, yaitu;
1-      Mengingkari segala bentuk sesembahan
2-      Mengesakan Allah dalam ibadah dan tunduk kepada hukum-Nya
Selanjutnya beliau menjelaskan tentang hakekat ibadah, cinta karena Allah dan benci kepada musuh-musuh agama. Kemudian menjelaskan hakekat millah Ibrahim as. Dan beliau mengatakan, “Dengan itu Anda bisa mengetahui sejauh mana kebanyakan orang yang menyangka dirinya muslim itu telah tenggelam ke dalam neo-paganisme, dan seberapa kuat prinsip-prinsip Barat dengan segala sekte materialisme menghegemoni pikirannya, sehingga mereka menjadikan hukum nasional berada di atas hukum Allah. Mereka menjadikan dirinya memilih dalam hal yang mereka syariatkan dan mereka atur dengan menyelisihi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka mengikuti apa yang didiktekan oleh tokoh-tokoh yang mereka pertuhankan dengan kecintaan dan pengagungan, dan mereka angkat tokoh-tokoh itu sebagai tandingan-tandingan bagi Allah, seperti nasionalisme, dan segala tuntutan sekte materialisme…
Kemudian beliau menyebutkan orang yang menjadikan negara sebagai tandingan bagi Allah, dalam kata mereka; ”Negerimu berdiri di atas segala agama, karena itu berbuka dan berpuasa..Mereka mendatangkan wala’ kepada musuh Allah dengan alasan ras dan negara, dan meniadakan syari’at dengan alasan perkembangan yang rusak, dan ibadah segala sesuatu thaghut di jalan itu
Dan di antara prinsip-prinsip mereka yang bathil, adalah;
  • agama itu untuk Allah dan negara untuk bersama
  • agama adalah hubungan hamba dengan Tuhan saja tidak berkaitan dengan persoalan hidup di dunia
  • suara rakyat adalah suara Tuhan
Beliau menyebutkan bahwasannya alumni sekolah kolonialis senantiasa menopang (yurakizu) pemahaman ini di berbagai tingkat umat Islam. Dan berkata bahwa yang pertama-tama diwajibkan oleh kolonial atas kita adalah budayanya melalui di sekolah-sekolah itu. Kemudian beliau berkata, maka kaum muslimin, baik yang tua maupun yang muda, baik pemerintah maupun rakyatnya, hendaklah meluruskan neo-syirik dan neo-paganisme tersebut.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan atas nabi kita Muhammad, keluarganya, dan seluruh shahabatnya. (Afz/Jurnalislam.com)

www.info-iman.blogspot.com

Selasa, 01 Desember 2009

Pukul Balik Taliban, Obama Minta Penyebaran 30 Ribu Tentara Dipercepat

Washington - Rencana Presiden AS Barack Obama untuk mengirimkan 30 ribu tentara ke Afganistan akan memakan waktu selama 6 bulan. Sesampainya di Afganistan, Obama meminta penyebaran tentara dipercepat untuk memukul balik Taliban.

Demikian disampaikan pejabat senior pemerintah AS, seperti dilansir Reuters, Rabu (2/12/2009).

Penyebaran ini merepresentasikan spekulasi besar yang dilakukan Obama dalam menghadapi keraguan kader Partai Demokrat, dan ketidakpastian tentang strategi AS. Pentagon berharap penyebaran ini dapat memakan waktu lebih cepat dari 12-18 bulan.

Obama berjanji akan menaruh perhatian lebih atas Afganistan. Namun, ia harus menghadapi beberapa keraguan penasihat tentang pengiriman 'nyawa dan uang' AS ke Kabul. Sebabnya, pemerintahan Afganistan terlihat jelas sangat korup dan ceroboh.

Strategi baru ini akan meningkatkan jumlah total tentara AS di Afganistan menjadi 100 ribu pasukan sampai dengan Mei atau Juni mendatang, dari sekitar 68 ribu pasukan sekarang. Hal itu dimaksudkan untuk menyiapkan pukulan balik yang cepat dan kuat atas kebangkitan Taliban di tanah Afganistan. Misi ini akan mengurangi pembendaharaan AS sekitar US 30 miliar sampai US 40 miliar lebih tiap tahun.

www.info-iman.blogspot.com

Rabu, 25 November 2009

Kurban

Qurban adalah penyembelihan binatang ternak yang di laksanakan atas perintah Allah pada hari-hari raya Iedul Adhha / Qurban.

Definisi

Udhhiyyah. Idhhiyyah, Dhahiyyah, Dhihiyyah, Adhhat, Idhhat dan Dhahiyyah Yaitu binatang yang disembelih dengan tujuan taqarrub (pendekatan) kepada Allah pada hari Iedul Adhha sampai akhir hari-hari tasyriq diambil dari kata dhahwah disebut awal waktu pelaksanaan yaitu dhuha (lisanul Arab 19:211, mu'jam Al-Wasith 1:537)


Hukum berqurban

Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyariatkan berqurban dalam firmanNya, artinya: "Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah." (QS. 108: 2)
"Dan kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi'ar Allah." (QS 22: 36)

Hukumnya adalah sunnah muakkad, bagi yang mampu, sebagaimana hadits beliau riwayat Anas radhiallaahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa salam berkurban dua kambing yang bagus, bertanduk, beliau menyembelih keduanya sendiri dengan tangan beliau, menyebut nama (asma Allah) dan bertakbir. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Adapun orang yang menghukumi wajib dengan dasar hadits, artinya: "Siapa yang memiliki kemampuan namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati masjidku." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Hadits ini derajatnya dha'if dan tidak bisa dijadikan hujjah, karena ada perowinya yang dha'if yaitu Abdullah bin Iyasy sebagaimana diterangkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Hazm (Ibnu Majah 2: 1044, Al-Muhalla 8:7).

Imam Syafi'i berkata: Andaikan berkurban itu wajib maka tidaklah cukup bagi satu rumah kecuali mengurbankan setiap orang satu kambing atau untuk tujuh orang satu sapi, akan tetapi karena tidak berhukum wajib maka cukuplah bagi seorang yang mau berkurban jika menyebutkan nama keluarga pada kurbannya ... dan jika tidak menyebut-kannya pun tidak berarti meninggalkan kewajiban (Al-Umm 2: 189).

Para sahabat kami berkata "Andaikan kurban itu wajib maka tidaklah gugur (kewajiban itu) jika kelewatan waktunya, kecuali dengan diganti (ditebus) seperti shalat berjamaah dan kewajiban lainnya, para ulama madhab Hanafi juga sepakat dengan kami (madhab Syafi'i) bahwa kurban tidak berhukum wajib (Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab: 8: 301)

Binatang yang dikurbankan

Binatang yang akan dikurbankan hendaklah telah berumur: Unta 5 tahun, Sapi 2 tahun, kambing 1 tahun atau hampir 1 tahun, ulama madzhab Maliki dan Hanafi membolehkan kambing yang telah berumur 6 bulan asal gemuk dan sehat (Al-Mughni: 9:439) Ahkamu Adz Dzibah oleh Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris: 132).

Binatang yang dikurbankan adalah unta, sapi dan kambing karena firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka." (Al-Hajj: 34)

Binatang itu harus sehat tidak memiliki cacat, sebab Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Empat cacat yang tidak mencukupi dalam berqurban: Buta yang jelas, sakit yang nyata, pincang yang sampai kelihatan tulang rusuknya dan lumpuh / kurus yang tidak kunjung sembuh." (HR. At-Tirmidzi)

Waktu Penyembelihan

Setelah shalat Iedul Adhha usai, maka penyembelihan baru diizinkan dan berakhir saat tenggelam matahari hari tasyrik (13 Dzulhijjah){Ibnu Katsir, 3/301}, karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam besabda: "Siapa yang menyembelih sebelum shalat (Ied) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri, dan siapa menyembelih setelah shalat dan dua khutbah maka sungguh dia telah menyempurnakan kurbannya dan sesuai dengan sunnah." (disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Kesunahan dalam berkurban:

  • Menajamkan Pisau, Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda, artinya: "Sesungghnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, perbaikilah pembunuhan jika kalian menyembelih, perbaikilah penyembelih-an, haruslah seseorang mengasah mata pedangnya dan menyembelih dengan baik binatang sembelihan." (HR. Al-Jamaah kecuali Al-Bukhari).


  • Menyembunyikan pisau dari pandangan binatang, Ibnu Umar Radhiallaahu anhum Berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menyuruh agar, mempertajam pedang dan menyembunyikan dari pandangan binatang (yang akan disembelih).


  • Tidak membaringkan binatang sebelum siap alat dan sebagainya. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu menceritakan bahwa sese-orang membaringkan kambing sedang dia masih mengasah pedangnya, maka Nabi Shallallahu alaihi wasalam bersabda, artinya: "Apakah anda akan membunuhnya berkali-kali? mengapa tidak anda asah pedang anda sebelum anda membaringkannya." (HR. Al-Hakim).


  • Menjauhkan/menutupi penyembelihan dari binatang-binatang yang lain, sebab hal ini termasuk menyakiti dan menjauhkan rahmat. Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu pernah memukul orang yang melakukannya (Mughni Al-Muhtar: 4/272)


  • Memberi minum atau memperlakukannya sebaik-baiknya, Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu melihat orang menyeret binatang kurban pada kakinya ia berkata: "Celaka kalian ! tuntunlah ia menuju kematian dengan tuntunan yang baik." (Al-Halal wal Haram: 58)
Penyembelihan Kurban

Disunnahkan bagi yang bisa menyem-belih agar menyembelih sendiri. Adapun do'a yang dibaca saat menyembelih adalah:
"Ya Allah ini dari ……. (sebut nama orang yang berkurban atau yang berwasiat), bismillah wallahu akbar."
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam ketika menyembelih kurban seekor kambing, beliau membaca:
"Bismillah wallahu Akbar, Ya Allah ini dariku dan dari orang yang tidak bisa berkurban dari umatku." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).

Sedang orang yang tidak bisa menyembelih sendiri hendaklah menyaksikan dan menghadirinya.

Pembagian Kurban

Allah berfirman, artinya: "Maka makanlah sebagiannya (dan sebagian lagi) berikalah untuk dimakan orang-orang sengsara lagi fakir." (Al-Hajj: 28)
"Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta." (Al-Hajj: 36).

Sebagian kaum salaf lebih menyukai membagi kurban menjadi tiga bagian: -sebagian untuk diri sendiri- sepertiga untuk hadiah orang-orang mampu dan sepertiga lagi shadaqah untuk fuqara. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/300).

Anjuran bagi pengorban

Bila seseorang ingin berkurban dan memasuki bulan Dzulhijjah maka baginya agar:
Tidak memotongi mengambil rambut, kuku, atau kulitnya sampai dia penyembelih binatangnya, karena hadits Ummu Salamah Radhiallaahu anha. bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda, artinya: "Bila masuk hari-hari sepuluh Dzulhijjah sedang seseorang dari kalian hendak berkurban maka dia harus manjaga rambut dan kuku-kukunya." (HR. Ahmad dan Muslim)

Dalam satu lafad lagi, artinya: "Maka janganlah dia memotong rambut dan kulit (kuku-kuku) sedikitpun sampai dia berkurban."

Jika seseorang niat berkurban pada pertengahan hari-hari sepuluh itu maka dia menahan hal itu sejak saat niatnya, dan dia tidak berdosa terhadap hal-hal yang terjadi pada saat-saat sebelum niat.

Bagi keluarga yang akan berkurban dibolehkan memotong rambut dari tubuh, kuku atau kulit mereka (sebab larangan ini hanya ditujukan bagi yang berkurban saja dan hanya sunnah untuk dijauhi). Sehingga bila ada kepentingan kesehatan maka boleh memotong.

Hikmah Kurban

  • Menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim yang taat dan tegar melaksanakan kurban atas perintah Allah meskipun harus kehilangan putra satu-satunya yang didambakan (QS As-Shaf: 102-107)


  • Menegakkan syiar Dinul Islam dengan merayakan Iedul Adhha secara bersamaan dan saling tolong menolong dalam kebaikan(QS. 22: 36)
    Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda, artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum dan dzikir kepada Allah Azza wajalla." (HR. Muslim dalam Maktashar No. 623)


  • Bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmatNya, maka mengalirkan darah binatang kurban ini termasuk syukur dan ketaatan dengan satu bentuk taqarrub yang khusus: (QS 22: AL-Hajj: 34)
    Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS. 22:34)
Di hari-hari itu juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, kebaikan dan kemasyarakatan, seperti bersilaturahmi, berkunjung sanak kerabat, menjaga diri dari rasa iri, dengki, mendongkol maupun amarah, hendaklah menjaga kebersihan hati, menyantuni fakir miskin, anak yatim, orang-orang yang terlilit kekurangan dan kesulitan.

Namun bagi orang yang akan bekurban tidak harus meniru orang yang sedang ihram sampai tidak: memakai minyak wangi, bersetubuh, bercumbu (suami istri), melangsungkan akad nikah, berburu binatang dll. Sebab yang demikian itu tidak ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam. Namun Hendaklah kita menegakkan syiar agama Allah ini dengan amal shalih, amar ma'ruf dan nahi munkar dengan cara yang penuh hikmah, hendaklah setiap kita menggunakan kemampuan, keahlian, kedudukan dan segala nikmat Allah dengan sesungguhnya bersyukur dalam menegakkan ajaran dan syiar Dienullah Islam.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa membimbing kita kepada cinta dan keridhaanNya. Amin. (Ahkamudz Dzaba'ih , Dr. MA Qadir Abu Faris, Min Ahkamil Udhiyyah, Syaikh Al-Utsaimin) (Waznin Mahfudh)

www.info-iman.blogspot.com

Keteladanan Nabi Ibrahim

Dalam lintasan sejarah kenabian, nama Nabi Ibrahim Alaihissalam , merupakan nama yang sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Selain dikenal sebagai salah seorang rasul ulul azmi (yang memiliki keteguhan), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Allah), dan Abul Anbiya' (bapaknya para nabi). Tulisan singkat ini memberikan sedikit gambaran tentang perilaku kehidupan beliau untuk kemudian nantinya bisa kita teladani. Namun karena terbatas, kami sampaikan pokok-pokoknya saja.


Kritis terhadap lingkungan

Nabi Ibrahim Alaihissalam di lahirkan diling-kungan penyembah berhala, termasuk bapaknya sendiri, Azar, namun ternyata lingkungan tidak memberi pengaruh terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan sikap kritis yang beliau miliki. Suatu ketika beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala ini. Sebagaimana dalam firman Allah:

"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-An'am: 74)

Demikianlah kesesatan tetaplah beliau katakan sebagai kesesatan meskipun itu dihadapan ayahnya sendiri, sehingga dalam riwayat lain beliau akhirnya diusir oleh sang ayah. Sikap Nabi Ibrahim tidaklah berhenti disini, namun dilanjutkan dengan mencari siapakah sesembahan (Ilah) yang sebenarnya. Tatakla ia melihat bintang ia katakan "Inilah Tuhanku," namun ketika bintang itu tenggelam ia berkata: "Saya tidak suka yang tenggelam", demikian juga ketika melihat bulan dan matahari sama seperti itu. Akhirnya karena merasa bahwa benda-benda di alam ini tak ada yang pantas untuk disembah maka ia berkata, sebagaimana dalam firman Allah, yang artinya: "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."

Kisah ini membuktikan bahwa hanya dengan mengikuti akal sehat dan hati nurani saja (fitrah) ternyata beliau mampu menjadi muslim yang muwahid (lurus tauhidnya) meski lingkungan yang ada tidak mendukung. Dan ini menunjukan bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah bertauhid.

Lalu bagaimana dengan kita umat Islam sekarang ini, bukankah selain memiliki akal dan hati nurani kita juga mempunyai pembimbing berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah. Masihkah kita akan menutupi kemusyrikan , kebid'ahan dan kemungkaran-kemungkaran yang kita lakukan dengan alasan lingkungan? atau sudah tradisi?

Cerdas, diplomatis dan pemberani

Hal ini dibuktikan ketika beliau berhadapan dengan penguasa musyrik saat itu yang bernama Namrudz, raja Babilonia. Firman Allah, artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan". Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Baqarah: 258)

Dalam tafsir di sebutkan bahwa yang di maksud orang yang diberi kekuasaan adalah Namrudz, kemudian arti ucapannya: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan" ialah membiarkan hidup seseorang dan membunuh yang lainya.

Sadar menghadapi orang yang punya kekuasaan yang bisa bertindak apa saja semaunya maka Nabi Ibrahim lalu menyampaikan hujjah yang sekiranya membuatnya diam, yakni disuruh ia menerbitkan matahari dari barat, jika memang bisa dan punya kekuasaan.

Kecerdasan Nabi Ibrahim juga tertuang dalam kisah lainya yakni tatkala ia menghancurkan berhala-berhala para musyrikin ia sisakan satu berhala yang terbesar. Hal ini tentunya bukan dengan tanpa tujuan. Ketika dalam persidangan iapun ditanya tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu. Nabi Ibrahim menjawab: "Tanyakan saja kepada berhala yang paling besar yang belum rusak! Sebenarnya jika para musyrikin itu mau menggunakan otaknya mereka sudah tahu dengan maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut. Namun karena kebodohan mereka merekapun balik mengumpat: "Bagaimana kami bertanya kepadanya, bukankah dia itu hanyalah patung benda mati? Maka dijawab lagi oleh Nabi Ibrahim dengan yang lebih tegas: "Jika sudah tahu itu benda mati mengapa kalian sembah?"

Inilah bukti kecerdasan dan kehebatan beliau dalam berdiplomasi. Memang banyak orang cerdas pemikirannya, namun jika sudah berhadapan dengan penguasa, maka terkadang tidak begitu terlihat kehebatannya bahkan justru yang dilakukan adalah minta petunjuk.

Memiliki ketaatan luar biasa

Sengaja disini kami tulis dengan luar biasa karena memang tidak dimiliki dan tidak bisa dimiliki oleh manusia-manusia biasa seperti kita. Mari kita renungkan arti firman Allah berikut ini yang mengisah-kan tentang perintah penyembelihan Nabi Isma'il:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (Ash-Shaffat: 102)

Perintah menyembelih anak bukan-lah perintah sembarangan, namun demikian Nabi Ibrahim tetap saja mengerjakannya, walaupun akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor domba. Jika bukan karena ketaatan yang luar biasa maka tentu Nabi Ibrahim tak sanggup untuk mengerjakannya, demikian pula dengan Nabi Isma'il yang akan disembelih, beliau pun persis seperti ayahnya, pasrah (Islam) terha-dap apa yang diwahyukan Allah.

Dimuka telah kami sampaikan bahwa beliau adalah seorang yang kritis, cerdas dan diplomatis serta pemberani. Namun itu semua sama sekali tidak berlaku di hadapan Allah. Mestinya dengan sikap kritis dan kecerdasannya ia bisa menolak perintah itu dengan mengatakan bahwa perintah itu tidak masuk akal dan diluar kebiasaan atau kemampuan. Jika tidak, sebagai seorang yang diplomatis ia bisa menyampikan alasan-alasan tertentu untuk berkelit dari printah itu atau minimal minta diganti perintah lain yang lebih ringan, bukankah ia seorang nabi yang jika meminta sesuatu pasti dikabulkan? Akan tetapi kaum muslimin, beliau bukanlah tipe manusia seperti kita yang ketaatanya hanya setebal kulit ari, dan sangat mudah terhampas oleh tiupan badai. Jika bukan karena rahmat Allah kita tak punya kekuatan apa-apa untuk mempertahankannya. Rupanya yang ada dalam diri Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan perintah Allah adalah Sami'na wa atha'na ya dan ya. Tak pernah ada kata 'tidak', 'nanti saja' atau 'perlu analisa dulu', dengan tujuan supaya bebas darinya. Demikianlah ciri-ciri muslim dan mukmin sejati.

Hal ini sesuai dengan firman Alllah:
"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzab: 36)

Memang begitulah idealnya seorang di sebut sebagai mukmin. Jika Al Qur'an atau Sunnah mengatakan salah dan haram maka seperti itu pula yang ia katakan. Jika memerintahkan sesuatu maka itulah yang ia kerjakan dan jika melarang sesuatu pantangan jangankan dia mengerjakan, mendekati saja tidak akan mau.

Sungguh Allah Maha Tahu bahwa seorang hamba tak akan sanggup untuk menyembelih anaknya dan seandainya pun yang diperintahkan Allah hanya ini saja dan tidak ada perintah-perintah lain maka tetap saja dan kita tak akan mampu melakukannya. Dan tiadalah suatu larangan Allah kecuali di situ terdapat sesuatu yang merugikan dan membawa petaka, oleh karenanya wajib untuk di jauhi.

Dan masih banyak sebenarnya teladan yang bisa diambil dari sirah Nabi Ibrahim ini. Namun karena keterbatasan tempat maka tidak bisa untuk disampaikan semuanya, diantaranya yang terpenting adalah ketegasan beliau terhadap kemusyrikan dan kekafiran. Seperti yang tersebut dalam Al-Qur'an Surat Az-Zurkhruf 26-27.

Pelajaran yang bisa diambil
  • Seseorang tidak boleh melakukan kesyirikan/ kebid'ahan hanya dengan alasan lingkungan, karena telah ada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai petunjuk.
  • Seseorang da'i dituntut memiliki sifat yang cerdas, kritis, peka terhadap lingkungan, bisa bertukar pendapat dengan baik dan pemberani.
  • Kecerdasan dan intelektualitas bukan penghalang bagi seseorang untuk berlaku taat kepada Allah. Bahkan akal harus tunduk terhadap wahyu.
  • Hikmah dari perintah penyembelihan nabi Ismail adalah disyariatkanya ibadah kurban.
  • Tegas terhadap kemusyrikan dan kekafiran adalah sikap yang harus dimiliki setiap muslim.
Oleh karenanya wahai kaum muslimin, akankah lingkungan terus menerus kita kambinghitamkan untuk mempertahankan sebuah kesalahan atau tradisi yang menyimpang, ataukah dengan kecerdasan dan intelektual yang kita miliki kita akan mencoba membelokkan makna ayat-ayat Allah atau menafsiri semaunya dan dikatakan sudah tidak relevan lagi. Ingat! Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat cerdas , namun ia berubah menjadi orang yang sangat bodoh (karena taat) ketika berhadapan dengan wahyu, sehingga ketika disuruh menyembelih putranya ia pun bersedia melakukannya tanpa banyak berpikir panjang.

Dimanakah muslim yang berjiwa seperti nabi Ibrahim ini? memang kita tak akan bisa seperti beliau namun setidaknya kita harus berusaha menjadi muslim yang taat dan tidak banyak membantah walau belum mampu untuk melakukannya. Wallahu A'lam bishawab.

(Abu Lutfa Al-Banarani)
Maraji: Al-Qur'an tafsir Bayan, Mushaf terjemah, Kitab Tauhid karya Syaikh At-Tamimi.

www.info-iman.blogspot.com

Kamis, 05 November 2009

Keutamaan Do'a, Syarat Dan Adabnya



Doa adalah ibadah. Doa adalah senjata. Doa adalah benteng. Doa adalah obat. Doa adalah pintu segala kebaikan.

Allah memiliki dua sifat agung, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Tentang dua sifat itu, Abdullah Ibnul Mubarak berkata: "Ar-Rahman yaitu jika Dia diminta pasti memberi, sedang Ar-Rahim yaitu jika tidak dimintai maka Dia murka." (Fathul Bari 8/155).
Allah berfirman:  

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186)


Keutamaan Doa

Doa adalah senjata bagi seorang muslim dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dengan izin Allah doa bisa mengubah segalanya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Doa itu bermanfaat terhadap sesuatu yang telah turun (terjadi) maupun sesuatu yang belum terjadi, maka kalian wahai hamba Allah- harus berdoa." (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Ibu Umar, Shahihul Jami' No. 340, Al-Albani berkata, hasan).

"Tidak bisa menolak qadha (takdir yang sudah terjadi) kecuali doa, dan tidak bisa menambah umur selain kebaikan." (HR. At-Tirmidzi; hasan, dan di-hasan-kan oleh Al-Albani).

"Tidak menambah umur kecuali kebaikan, dan tidak bisa menolak qadar (putusan dalam catatan) kecuali doa. Sesungguhnya seseorang itu bisa terhalangi dari rizkinya karena dosa yang telah ia perbuat." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Adz-Dzahabi dan Al-Iraqi).

Jika Anda berkata, 'Apa faedahnya doa, sedangkan qadha (putusan takdir) itu tidak bisa ditolak?', maka ketahuilah bahwasanya termasuk bagian dari qadha adalah menolak bala (petaka) dengan doa. Jadi doa itu merupakan penyebab untuk menolak bala dan untuk menghadirkan rahmat, sebagaimana sebuah tameng yang menjadi penyebab untuk menghalau anak panah, dan air yang menjadi penyebab tumbuhnya tanaman. Maka sebagaimana tameng itu menolak panah, yang berarti saling mendorong, begitu pula antara doa dan bala. (Al-Ihya, 1/328).

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Doa itu adalah satu penye-bab yang bisa menolak bala. Jika doa lebih kuat darinya maka ia akan mendorongnya, dan jika penyebab bala yang lebih kuat maka ia akan mengusir doa. Karena itu diperintah-kan ketika ada gerhana dan bencana besar lain untuk shalat, berdoa, beristighfar, sedekah dan memerde-kakan budak. Wallahu a'lam. (Al-Fatawa, 8/193)

Ibnul Qayyim berkata: "Doa termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh bala, ia mendorong-nya dan mengobati, ia menahan bala atau mengangkat atau meringankan-nya jika sudah turun."

Syarat dan Adab Berdoa

Antara lain:
  • Ikhlas.
    Inilah sesuatu yang paling utama untuk diperhatikan oleh setiap orang yang berdoa. Yakni hendaknya ia memurnikan doa hanya untuk Allah semata, baik dalam ucapan, perbuatan maupun tujuan.

  • Mencari waktu-waktu mulia untuk memanjatkan doa, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga akhir malam, dll.

  • Memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu yang dinyatakan sebagai saat ijabah oleh syari'at Islam. Seperti waktu sujud, ketika berpuasa, beper-gian, waktu sakit, ketika minum air zam-zam dan sebagainya.

  • Menghadap kiblat, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam doa istisqa' (minta hujan) yang diriwa-yatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya dengan judul bab berdoa meng-hadap kiblat.

  • Mengangkat kedua tangan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    "Sesungguhnya Rabbmu itu Mahapemalu dan Mahamulia, malu dari hambaNya jika ia mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan hampa kedua tangan-nya." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Al-Albani).

  • Memulai dengan tahmid (pujian terhadap Allah) dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena Rasu-lullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    "Jika salah seorang di antara kamu berdoa, hendaknya memulai dengan memuji dan menyanjung Tuhannya, dan bershalawat kepada Nabi r, kemudian berdoa apa yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ahmad, di-shahih-kan oleh Al-Albani).
    Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu pernah berdoa, ia memulai dengan tahmid, kemudian bershalawat, kemudian diteruskan dengan doa untuk kebaikan dirinya. Maka Nabi berkata: "Mintalah pasti kamu diberi, mintalah pasti kamu diberi." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih, dan Abdul Qadir Al-Arnauth berkata, sanad-nya hasan).

  • Dengan suara samar, tidak keras, menghinakan diri di hadapan-Nya dan menampakkan kebutuhan yang sangat. Allah berfirman: "Jangan-lah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya." (Al-Isra': 105).
    "Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan merendahkan diri dan suara pelan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melam-paui batas." (Al-A'raf: 55).
    Aisyah berkata, 'Ayat ini diturun-kan berkenaan dengan doa.' (HR. Al-Bukhari). Al-Hafizh berkata, 'Begitu-lah Aisyah menyebutkannya secara mutlak, yang berarti mencakup di dalam shalat dan di luar shalat.'

  • Tidak tergesa-gesa
    Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikabulkan bagi seseorang di antara kamu selagi tidak tergesa-gesa, yaitu dengan berkata, 'Saya telah berdoa tetapi tidak dikabulkan'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

    Ibnul Qayyim berkata: "Termasuk penyakit yang menghalangi terkabul-nya doa adalah tergesa-gesa, meng-anggap lambat pengabulan doanya sehingga ia malas untuk berdoa lagi". Padahal bisa jadi antara doa dan jawabannya memerlukan waktu 40 tahun, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas t. (Abu Laits As-Samar-qandi dalam Tanbihul Ghafilin).

    Ibnul Jauzi berkata: "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin itu tidak akan ditolak, hanya saja terkadang yang lebih utama baginya itu diundur jawabannya atau diganti dengan yang lebih baik dari permintaannya, cepat atau lambat." (Fathul Bari, 11/141).

  • Yakin akan dikabulkan doanya dan memahami serta meresapi benar dalam berdoa. Karena itu, berdoa tidaklah sekedar melafazhkan doa-doa yang dihafal tanpa mengerti maknanya, tetapi harus benar-benar memahami dan menginginkan dika-bulkannya permintaannya. Karena itu apa yang kita minta haruslah sesuai dengan kebutuhan kita. Rasulullah shalallahu'alahi wassalam bersabda:
    "Mohonlah kepada Allah semen-tara kamu sangat yakin untuk dikabulkan, dan ketahuilah bahwasa-nya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan bermain-main."(HR. At-Tirmidzi, dihasan kan oleh Al-Mundziri dan Al-Albani).

  • Termasuk syaratnya adalah makan dan minum serta pakaian orang yang berdoa harus halal dan bersih. Karena Allah itu suci, tidak menerima kecuali yang suci. Disebut-kan oleh Rasulullah: "Ada seseorang yang sudah lama dalam safar (perja-lanan) dengan rambut kusut dan (tubuh) penuh debu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, 'Ya Rabb, ya Rabb...', semen-tara makanannya haram, minuman-nya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, bagaimana mungkin (doanya) dika-bulkan?" (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).

  • Berikhtiar demi terkabulnya doa dan menjauhi sebab-sebab tertolaknya. Seperti tidak berbuat maksiat, tidak meninggalkan kewajib-an-kewajiban syari'at, terutama amar ma'ruf nahi mungkar . Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    "Hendaknya kalian memerintah-kan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar, atau Allah akan mengirim-kan siksaNya kepada kalian, lalu kalian berdoa kepadaNya, tetapi tidak dikabulkan." (HR. At-Tirmidzi dan di-hasan-kannya).

    (Abu Hamzah)

    Sumber rujukan:
    - Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qayyim.
    - Al-Adzkar, Imam An-Nawawi.
    - Tanbihul Ghafilin, Abu Laits As-Samarqandi.
    - Kaifa Nad'u, Shalih Al-Ghazali, dan lain-lain

www.info-iman.blogspot.com

Senin, 02 November 2009

Hukum Menemani Seseorang Untuk Sholat Berjamaah

Tanya:

    Apa hukumnya menemani seseorang untuk sholat berjamaah? (Abdurrahman, Lampung Tengah)

Jawab:

    Menemani seseorang yang belum sholat dengan cara mengerjakan sholat berjamaah dengannya agar ia mendapatkan pahala sholat berjamaah hukumnya disyariatkan.
  
Hal ini berdasarkan hadits berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ وَقَدْ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصْحَابِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَتَصَدَّقُ عَلَى هَذَا فَيُصَلِّيَ مَعَهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ فَصَلَّى مَعَهُ

“Dari Abu Said Al Khudri bahwasanya ada seorang laki-laki yang masuk ke masjid sementara Rasulullah Shallalhu alaihi wa sallam telah selesai melakukan sholat bersama para sahabat beliau. Lalu Rasulullah Shallalhu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang ingin bersedekah kepada laki-laki ini dengan cara sholat bersamanya?” Maka berdirilah salah seorang dari jamaah dan sholat bersama laki-laki tersebut.” (HR. Ahmad No 11016)

    Hadits ini menjadi dasar diperbolehkannya orang yang sudah sholat untuk menemani orang lain untuk sholat bersamanya agar orang yang belum sholat tersebut mendapatkan keutamaan sholat berjamaah. Bagi orang yang sudah sholat, sholat yang kedua yang ia lakukan hukumnya sunnah.
www.info-iman.blogspot.com

Sifat Tarawih Nabi

SEBAB PENAMAANNYA


Shalat tarawih adalah shalat lail (malam) yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Sholat tarawih terkadang disebut dengan 'qiyam Ramadhan." Bila pada malam-malam selain Ramadhan biasanya disebut sholat malam (qiyamul lail), atau sholat tahajjud.


Kata tarawih adalah bentuk jama' dari dari kata “tarwihah” yang artinya istirahat. (Lihat Fathul Bari, Syarah Shahih Bukhari).


Dinamakan shalat tarawih karena para salaf mengerjakan shalat malam tersebut dengan cara berhenti sejenak untuk beristirahat di tiap-tiap empat rakaat.


Hal ini didasarkan pada riwayat Imam Al Baihaqi dari Aisyah Radliyallahu'anha :





“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam empat rakaat lalu istirahat lama sekali sehingga saya merasa iba kepada beliau”.





KEUTAMAANNYA





1. Hadits dari Abu Hurairah Radliyallahu'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:





مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ





“Barangsiapa yang menegakkan qiyam ramadhan/ shalat tarawih dengan dasar iman dan ikhlas (mengharapkan pahala) maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari 1/499. Muslim 2/177. Malik 1/113/2. Abu Dawud 1371. An Nasa'i 1/308. At Tirmidzi 1/153. Ad Darimi 2/26. Ibnu Majah 1326)





2. Hadits dari Abu Dzar Radliyallahu'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:





إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ





“Sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama Imam hingga selesai maka dicatat baginya (seperti) dia shalat tarawih semalam penuh” (HR. Ibnu Abi Syaibah 2190/2. Abu Dawud 1/217. At Tirmidzi 2/72-73. An Nasa'i 1/237. Ibnu Majah 11/397 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)





TATA CARANYA


Yang paling afdhal (utama) sholat tarawih dikerjakan sebanyak sebelas rakaat, karena inilah yang menjadi kebiasaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sekalipun menurut para ulama diperbolehkan sholat tarawih lebih dari sebelas rakaat.


Hal ini didasarkan pada pernyataan Aisyah رضي الله عنها:





“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam baik dibulan Ramadhan maupun lainnya tidak pernah lebih dari 11 raka'at.“ (HR. Bukhari 2/25, Muslim 2/16. Al Baihaqi 2/495-496 dan Ahmad 6/36)





Teknisnya, sholat ini dilakukan dua rakaat-dua rakaat sekali salam. Lalu beristirahat (tarawih) setelah rakaat keempat dan kedelapan, baru kemudian dilanjutkan dengan sholat witir tiga rakaat baik dengan sekali salam tanpa takhiyat awal atau dengan dua kali salam.





Hal ini berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :





صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى





"Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat." (HR. Bukhari No 946)





Adapun dalil yang menyatakan dibenarkannya witir tiga rakaat dengan dua kali salam adalah :





عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يُصَلِّي فِي الْحُجْرَةِ وَأَنَا فِي الْبَيْتِ فَيَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ





"Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sholat di kamar sedangkan saya berada didalam rumah, beliau memisahkan antara rakaat yang genap dan yang ganjil dengan salam yang terdengar oleh kami." (HR. Ahmad No 24018 dan Ibnu Hibban No 2433)





Sedangkan dalil tentang diperbolehkannya witir tiga rakaat dengan sekali salam tanpa ada takhiyat awal adalah perkataan Aisyah:





"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan sholat witir tiga rakaat dan beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang terakhir." (HR. Malik No 466, Nasai 3/234 dan Hakim 1/204)





Wallahu A'lam Bish Showab.




www.info-iman.blogspot.com

Jumat, 30 Oktober 2009

Wasiat Shaikh Mujahid Imam Samudra -Kepada Singa-Singa Media Jihad-

 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِءوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَفِرُونَ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Semoga tiap tetesan darah dan keringat para mujahid tidak sia-sia dan akan menjadi batu-batu pondasi yang kokoh dalam membangun kejayaan Islam di masa mendatang. Allahu Akbar..

www.info-iman.blogspot.com

Benarkah kita sudah cinta


Rasa cinta itu apabila kamu merasa tentram berada di dekatnya dan betah bersamanya serta kamu mau memberikan apa saja yang kamu punyai untuk diri yang kamu cintai. Kamu juga senang bila dia senang dan kamu selalu mengharapkan ridlonya.
Bagaimana cintaku pada-Mu, ya Alloh?
Benar-benatkah aku mencintai-Mu? Ataukah aku cinta yang tak Cinta.
Inilah yang perlu kita cari. Benarkah kita memang benar-benar cinta kepada-Nya ataukah kita hanya pura-pura cinta? Benarkah ketika kita mengucakan aku rela Alloh sebagi Rabbku, islam agamaku dan Muhammad sebagai nabiku memangkita benar-benar rela dan ridlo? Ataukah itu hanya sebatas keinginan untuk ridlo saja.
Sesungguhnya ridlo yang paling bermanfaat adalah ridlo setelah kejadian. Ridlo yang benar-benar direalisasikan dengan dengan pelaksanaan tuntutan keridloan itu sendiri.
Orang tidak bisa dikatakan ridlo ketika di tempat yang aman dia mengatakan bahwa dirinya ingin pergi ke medan perang dan dia akan tetap ridlo dengan segala kemungkinan yang terjadi. Sekali lagi orang tersebut belum bisa dikatakan ridko manakala pada kenyataannya ketika ia benar-benar berada di medan pertempuran kemudian ia kehilangan tangan dan kakinya dalam peperangan lalu ia menyatakan penyesalannya terjun di medan perang. Sungguh dia bukanlah orang yang ridlo. Tetapi ia hanya mempunyai semangat untuk ridlo dan ridlo dalam kondisi belum terbentur dengan tuntutan dari ridlonya sekali kali bukanlah ridlo namanya tetapi hanya tekad atau azzam untuk ridlo.
Sama seperti halnya ketika dalam setiap harinya kita mengucapkan dan mengikrarkan bahwa kita ridlo Alloh sebagi Rabb kita, Isalam sebagai agama kita  dan Muhammad sebagai utusan Alloh. Sekali lagi itu tidak dinamakan ridlo ketika pada kenyataannya kita enggan melakukan ketaatan kepada Alloh dan menjauhi perbuatan yang dilarang-Nya.
Karenanya, ada baiknya kita lihat diri kita sudahkan kita benar-benar telah ridlo ataukah baru sebatas keinginan untuk ridlo saja.
Allohumma inni asaluka ridlo ba'dal qodlo.

www.info-iman.blogspot.com

Kamis, 29 Oktober 2009

Daftar Isi



www.info-iman.blogspot.com

Membuat Masalah Menjadi Teman

Anda pasti sepakat dengan saya bahwa hidup manusia selalu disertai dengan masalah dengan kompleksitas yang berbeda-beda. Bahkan sejak dari bangun tidur sampai mau tidur kita sudah dihadapkan pada berbagai permasalahan. Mulai dari bau badan yang tidak enak, bau ketiak dan sebagainya. Mungkin untuk sebagian orang hal itu tidak menjadi masalah besar (atau bahkan tidak dianggap masalah.). Tetapi
bagi sebagian yang lain persoalan itu bisa menjadi masalah yang besar.
Intinya bagaimana kita melihat masalah dan menyikapinya. Ada yang menganggap biasa ada yang kemudian dalam hidupnya menjadikan masalah sebagai teman.
Ya, menjadikan masalah sebagai teman. Tentu Anda paham akan teman bukan. Benar, ia adalah yang senantiasa menyertai kita. Teman adalah seseorang yang kita kenal luar dalam. Bahkan kita mengetahui akibat yang akan dihasilkan dari berteman dengan teman kita.
Nah, agar masalah tidak menjadi masalah jadikan ia sebagai teman. Kenali ia luar dalam, pahami akibat yang akan ditimbulkannya serta lihatlah alternatif dari penyelesaiannya.
Ada beberapa trik yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah agar masalah tidak menjadi masalah, antara lain:
Buatlah skala priotas dalam penyelesaiannya.
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita ambil pelajarannya. Di sebuah fakultas ada sebuah dosen yang membawa ember. Di hadapan mahasiswanya, dia mengisi ember itu dengan batu sebesar genggaman jari sampai penuh. Kemudian dia bertanya pada mahasiswanya:"Apakah ember itu sudah penuh?" Serentak para mahasiswa menjawab,"Ya".
Kemudian sang dosen memasukkan kerikil kerikil ke dalam ember itu dan menggoncang-goncangkan sehingga kerikil itu  bisa masuk. Kemudian dia bertanya lagi,"Apakah kerikil tadi bisa masuk". Mereka menjawab,"ya" Dosen bertanya lagi,"Apakah ember ini sudah penuh?" Mereka menjawab,"Ya"
Lalu sang dosen mengambil pasir dan dimasukkanlah pasir tadi ke dalam ember dan dia bertanya lagi,"Apakah pasir ini bisa masuk?" Dijawb oleh mereka,"Ya" Lalu sang dosen memasukkan air ke dalam ember tadi hingga penuh. Kemudian dia bertanya, "Apa yang dapat Anda ambil pelajaran dari ilustrasi ini".
Spontan ada seorang mahasiswa menjawab,"Bagaimanapun banyaknya masalah dalam hidup kita asal kita mau berusaha keras kita pasti bisa keluar dari masalah itu"
"Bukan, bukan itu jawabannya,"Sahut sang dosen. Tentunya kalau saya memasukkan yang kecil-kecil dulu ke dalam ember nanti yang besar kan tidak akan bisa masuk". 
Berpikir Positif
Caranya adalah dengan selalu mengucapkan kata-kata yang positif. Berpikir positif akan merangsang kita bergerak ke depan.
Anda tentu tahu kata problem. Benar kata yang diidentikan dengan masalah. Tetapi tahukah Anda asal kata tersebut? Kata problem berasal dari bahasa Yunani dari akar kata proballein. Pro berarti foward (maju) sedangkan ballein berarti to drive atau to throw yang berati bergerak. Sehingga kata problem berarti bergerak maju.
Jadi orang yang mempunyai problem (masalah) sebenarnya dia akan diarahkan pada kemajuan selama dia mampu berpikir positif dan menyikapi masalah dengan baik. Ingat masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk diselesaikan.
Menjadikan Masalah sebagai pemacu prestasi
Arnold Swarzenegger pada masa kecilnya selalu dipukuli dan dimarahi ayahnya. Kemudian teman dan tetangganya selalu mengatakan ,'Kamu tidak bisa melakukan ini'
Di saat seperti itu ia selalu mengatakan pada dirinya sendiri,'Ini tidak lama, karena saya akan keluar dari semua ini. Saya ingin jadi kaya dan saya ingin menjadi seorang yang dihormati".

www.info-iman.blogspot.com

Melihat dengan Sudut Pandang yang Berbeda

Saya akan memulai tulisan ini dengan ...
Ada dua orang  yang sama-sama dibalik terali penjara. Mata mereka sama-sama menerawang ke langit melihat bintang-bintang. Akan tetapi diantara keduanya ada yang beda. Yang seorang sangat amat menikmati keindahan malam yang bertabur bintang, dengan wajah yang tenteram dan d
amai, dia memandang dengan penuh ketakjuban.
Tetapi, yang seorang lagi, sekalipun matanya melihat bintang, tetapi mata hatinya selalu galau karena tertusuk tajamnya kehidupan dan pahitnya berada dibalik jeruji penjara.
Ada juga yang begini ceritanya,
Dua orang yang sama-sama menderita penyakit jantung dan sama-sama dioperasi dan bahkan di rumah sakit yang sama. Lalu mereka berdua sama-sama sembuh. Yang pertama berkata dengan wajah bersinar, “Setiap kali aku bangun pagi penuh dengan rasa syukur dapat menikmati hidup setelah dibayang-bayangi dengan kematian, saya akan lebih menghargai hidup ini. Rasanya hidup ini indah dan bermakna. Saya akan memanfaatkan hidup ini menjadi lebih berguna”.
Akan tetapi orang yang kedua lain lagi yang dipikirkannya. Dia justru melupakan kesembuhan yang sudah dialaminya  dan selalu termenung dengan persoalan-persoalan  hutang-hutangnya, istri, anaknya dan juga pekerjaannya. Dia sekalipun tak pernah takjub akan kesembuhannya, karena dia menganggap sebagai hal yang wajar dan keahlian dokter semata. Akhirnya diapun anfall lagi dan akhirnya mati.
Sahabatku semuanya….
Apa bedanya….??
Bedanya bukan terletak pada apa yang dialami olehnya, melainkan BAGAIMANA MENGHAYATINYA. Orang hebat akan mempunyai sudut pandang yang hebat pula, dan oleh karena itu bintang yang dilihatnya akan menjadi tampak lebih kemilau, mentari akan tampak lebih bercahaya, udara akan lebih terasa segar dan sendi-sendi kehidupan bergerak dengan sangat mengagumkan.
Seseorang yang dengan kekayaan dan kekuasaannya bisa memiliki segalanya di dunia ini  belum tentu dia bisa menikmati apa yang bisa dia punyai. Mereka akan menjadi iri pada petani miskin yang bisa menghayati tidur dengan nyenyaknya di sebuah gubug ditengah sawah.
Orang hebat adalah orang yang tidak pernah mencerca keadaan, tidak suka mengeluh dan mempunyai segudang harapan untuk mengalahkan segala rintangan yang menghalangi langkahnya.
Memang ketika kita tidak  mampu mengubah kenyataan yang ada pada diri kita mengapa bukan kita yang mencoba mengubah sudut pandang kita? Aku selalu berkata pada diriku sendiri ketika mengalami masalah yang serius, bahwa Tuhan selalu merencanakan yang terbaik dalam hidupku.
Kita sebaiknya memakai kacamata spesial. Bila kita memakai kacamata hitam, maka segala sesuatu yang indahpun akan menjadi hitam pula. Apabila kita bisa memakai kaca mata special yang bernama keindahan… maka segala sesuatu yang nampak jelekpun akan berubah menjadi indah dan enak dipandang
Jadi kita tidak hanya merenung tetapi kita melakukan sesuatu betapapun  kecilnya dan betapapun sederhananya.
Bila aliran listrik tiba-tiba putus, orang hebat tidak akan mencerca kegelapan  tetapi akan menyalakan lilin.
Jadi… apa bedanya aku dengan sahabat semuanya? Mungkin tidak akan ada bedanya, karena kita akan sama-sama memiliki sudut pandang yang indah  dalam menghayati kehidupan. Enjoy your day!

www.info-iman.blogspot.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Anda Paling Bahagia

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti mempunyai masalah dengan kompleksitasa yang berbeda-beda. Ada yang karena saking menderitanya merasa bahwa di dunina ini dialah yang paling menderita. Pun sebaliknya ada manusia yang saking kecilnya derita dunia dan banyaknya kenikmatan dunia merasa bahwa dia adalah orang yang paling bahagia di dunia.
Tetapi ada sebuah hadits yang menjelaskan kepada kita bahwa di akhirat Alloh memanggil orang yang paling bahagia di dunia dan dia tidak pernah merasakan penderitaan lalu ditanya oleh Alloh,
:"Apakah kamu di dunia pernah mendapatkan derita?"
Dengan tegas dan mantap dia menjawab,"Tidak ya Alloh"
Kemudian dia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan kemudian ditanya,"Apakah kamu pernah mendapatkan kebahagiaan"?
Dia jawab,:"Tidak saya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan"
Kemudian dipanggillah orang yang di dunianya termasuk orang yang paling mendapatkan derita, orang yang paling menderita. Lalu ditanya oleh Alloh,"APakah kamu pernah mendapatkan kebahagiaan di dunia?"
Dia menjawab,"Belum pernah"
Kemudain orang ini dimasukkan ke jannah (surga) dengan sekali masuk (sebentar sekali) lalu ditanya,"Apakah selama ini kamu pernah menderita?"
Iapun menjawab,"Tidak ya Alloh"
(Hadist selengkapnya bisa dilihat di buku Huru Hara Hari Kiamat, terbitan At Tibyan, Solo)
Apa yang dapatkita ambil dari hadits ini?
Ya ternyata kenikmatan hidup dan kebahagiaanya serta terkumpulnya dunia dalam gemggaman kita tidak akan ada manfaatnya bahkan kenikmatannya tidak pernah akan tersisa sedikitpun manakala apa yang telah kita dapatkan tersebut tidak kita pernah kita ivestasikan untuk kenikmatan di akhirat.
Sebaliknya penderitaan dunia sedasyat apapun manakala mampu menjadikan kita istiqomah di jalan Alloh maka kebahagiaan yang akan kita peroleh akan melenyapkan derita yang pernah kita rasakan.
Intinya, ingatlah perkataan salah seorang shahabat Rasululloh jetika dia berkata, seandainya sabar dan syukur itu dua kendaraan saya tidak akan peduli kendaraan mana yang harus saya tunggangi. Maknanya, manakala dia berada dalam kesempitan dunia dia akan bersabar dan kesabaran itu adalah baik baginya sementara ketika dia berada dalam kelapangan dunia dia akan bersyukur dan syukur itu adalah baik baginya.
Bukankah dengan demikian keadaan umat islam itu sangat menakjubkan? Ya, karena dalam kondisi apapun dia manakala dia mampu mensikapinya dengan kataatan kepada Alloh semuanya bernilai kebaikan.
Lalu apakah Anda hari ini orang yang paling bahagia? Kalau anda menjawab ya, ingatlah suatu saat ia akan musnah tanpa sisa jika kita tidak  menggunakan nikmat kebahagiaan itu untuk taat kepadaNya. 

www.info-iman.blogspot.com

Agar Tidak Merugi


Siapa orang yang mau merugi? Tentu tidak ada bukan, termasuk Anda juga tidak mau kan? Nah, tidak rugi biasanya disamakan dengan berhasil atau untung. Dalam lingkup yang lebih besar ragi tidak rugi bisa berarti mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan hidup. Ini artinya setiap orang pasti ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia terlebih di akhirat.
Islam sebagai din yang sempurna telah memberiak rambu-rambu yang harus
dilakukan manusia agar dia tidak termasuk orang yang merugi. Dan lebih ditegaskan lagi bahwa orang yang tidak melaksanakan resep ini dijamin dia akan menjdao orang yang merugi.
Ada beberapa syarat agar kehidupan manusia di tidak mengalami kerugian, yaitu:
1. Iman
Iman adalah syarat mutlak manusia mendapatkan kebahagiaan. Inilah modal dasar kebahagiaan manusia. Karena iman (baca iman kepada Alloh) inilah yang akan menjadi motivasi dalam setiap tindakanya. Ia ibarat mesin yang dengannya kehidupan akan nampak hidup.
2. Amal Sholih
Sebagaimana yang dikatakan Abdul Mazid Al Zamdani dalam bukunya Al Iman bahwa iman itu ada 2 unsur yaitu keyakinan dan buah dari keyakinan itu. Bagi Anda yang pernah hidup di desa dan dekat dengan petani tentu kenal dengan dewi Sri. Sebuah mitos yang diyakini mampu mendatangkan panen yang bagus sekaligu us mampu menggagakannya. Keyakinan ini akhirnya mendorong para petani melakukan sesaji di sawah yang ditujukan untuk dewi padi ini.
Begitu pula keyakinan pada Alloh. Keyakinan ini akan mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang dituntut dari keyakinannya. Tanpa amal keimanan ibarat sebuah pohon yang tidak mendatangkan manfaat.
3. Saling menasihati dalam kebenaran.
Inilah kunci kebahagian berikutnya. Salang memberi nasihat kepada sesama tentang suatu kebenaran. Karena kesempurnaan kebahagiaan seorang hamba manakala ia mampu menjadi jalan bagi orang yang mendapat hidayah. Dan itu hanya bisa dicapai dengan saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan kesebaraaran.
Ketigak kunci kebahagian tersebut terangkum dalam surat Al Ashr, yang artinya:
Demi waktu Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang yang beriman, beramak sholih dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

www.info-iman.blogspot.com

Prasangka Baik Kepada Alloh


"Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku",
demikian sebuah penggalan hadist qudsi, hadist yang matannya dari Alloh Subhanahu wata'ala. Artinya, jika seseorang berpasangka baik kepada Alloh maka Alloh akan mengabulkan apa yang ada dalam persangkaannya itu.

Nampaknya hal ini mudah tetapi ternyata untuk bisa berprasangka kepada Alloh tidak semudah yang kita pikirkan. Kenapa?

Ya, karena prasangka baik kepada Alloh hanya bisa dilakukan oleh orang - orang yang senantiasa berbuat ketaatan kepada Alloh. Sedangkan orang yang senatiasa berbuat maksiat dan bergelimang dalam dosa akan sulit berprasangka baik kepada Alloh.

Gambarannya demikian. Seorang yang senantiasa bergelimang dalam hal yang haram dalam berusaha memenuhi kebutuhannya, berarti saat itulah ia sudah su'udzan kepada Alloh. Karena dengan begitu berati dia tidak yakin bahwa Alloh bisa mencukupi kebutuhan hamba-Nya dengan hanya yang halal saja sehingga manusia harus mencari yang haram dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bagaimana pendapat Anda terhadap orang yang selalu berbuat kesalahan terhadap bosnya? Tentu kalau ia mengetahui bahwa bosnya tahu pelanggaran yang dilakukan, orang tersebut akan merasa bahwa apapun kebijakan yang dibuat bosnya untuk dirinya merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepadanya. Lalu bagaimana jika yang dilanggar itu aturan Alloh, Dzat Yang Maha Tahu yang lahir maupun yang batin, yang sudah terjadi dan yang akan terjadi? Tentu, orang yang senantiasa berbuat maksiat, akan selalu su'udzan kepada Alloh. (wallohu a'lam bishshowwab)

www.info-iman.blogspot.com

Derita Karena Dunia


Alloh menurunkan Adam dan Hawa ke dunia ini bukan karena Adam akan diberi nikmat yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi justru Adam diturunkan ke dunia ini karena saru dosa yang telah diperbuatnya. Maknanya, sebenarnya dunia ini bukanlah tempat untuk bersenang-senang tetapi dunia adalah tempat menjalani ujian. Karenanya, sangatlah keliru orang yang hidup di dunia ini hanya utuk bersenang-senang.
Memang Alloh telah menghiasi dunia ini sehingga nampak indah dan menyenangkan yang karenanya terkadang orang lupa akan hakikat hidup di dunia yang sebenarnya, yaitu menjalani ujian. Bahkan ada orang yang malah menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk bersenang-senang. Hidup sekali mengapa harus dibuah susah, begitu katanya.

Tapi ada jaminan dari Alloh bahwa siapa saja yang menginginkan kehidupan dunia dengan segala perhiasannya pasti ia akan mendapatkannya. Tetapi Alloh juga memberikan peringatan kepada orang yang berbuat demikian bahwa suatu saat apa yang telah ia usahakan di dunia itu tidak akan ada manfaatnya sama sekali bagi dirinya manakala memang tidak ada sebagian dari apa yang telah ia dapatkan di dunia ini tidak ia investasikan untuk akhiratnya.

Haruslah disadari bahwa sekali dunia adalah ujian dan termasuk ujian itu adalah keinginan manusia untuk mendapatkan dunia yang menyenangkan. Padahal ada derita bagi siapa saja yang hidupnya hanya terarah kepada dunia. Minimal ada 3 derita yang akan dialami sesorang pecinta dunia.

Kepedihan Dalam Usahanya mendapatkan Apa yang diingininya

Tentu kita masih ingat hiruk pikuk pemilu. Kita juga bisa merasakan betapa beratnya usaha yang mereka lakukan untuk mendapatkan kekuasaan. Saling cemooh dan mencela. Mendakwa dan menggunggat bahkan menyiksa dan membunuh saingan. Ini tentu (kalau mereka jujur) bentuk siksaan tersendiri. Ingat pula orang yang menginginkan menjadi artis sehingga ia harus show kesana sini demi mendapatkan kepopuleran, dan sebagainya. Pokoknya usaha seseorang dalam mencapai dunia sungguh sebenarnya merupakan bentuk siksaan tersendiri bagi dirinya. Baik siksaan pisik maupun psikis.

Takutnya ia kehilangan dari Apa yang telah mereka peroleh.

Ingatkah kisah fir'aun dan Musa? Konon di jaman nabi musa sebelum lahir fir'aun membuat satu perja (peraturan kerajaan), mungkin sekarang di sebut undang-undang, yang berisi perintah membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Dan masih ingatkah Anda apa penyebab munculnya undang-undang itu? Betul, karena menurut seorang ahli takwil mimpi pada saat itu bahwa kerajaanya akan dimusnahkan atau dia akan dibunuh oleh seorang laki-laki dari negerinya. Akhirnya, munscullah undang-undang itu.

Apa yang bisa diambil dari peristiwa itu? Yah, Seorang penguasa yang takut kehilangan kekuasaannya, takut dilengser akhirnya dia membuat undang-udang yang mengharuskan para bawahannya membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir karena sang raja was-was jangan-jangan bayi itulah yang nantinya akan membunuh dan menghancurkan kekuasaannya. Sangat dasyat. Ini adalah gambaran dari ketakutannya kehilangan apa yang telah ia dapatkan dari dunia.

Derita saat ia benar-benar kehilangan dunia yang sudah didapatkannya.

 Anda tentu sering mendengar kasus bunuh diri gara-gara kehilangan pacar. Atau orang yang tiba-tiba gila karena kehilangan dunia yang telah didapatkannya. Apa yang dapat anda petik darinya.

Itulah pecinta dunia. Kelihatannya ia mendapatkan kesenangan tetapi ternyata derita dasyat yang ia alami.

Lalu bagaimana seharusnya bersikap agar dunia tidak membuat derita. Satu kata kunci yang barangkali bisa kita renungkan. Genggamlah dunia dengan tanganmu tetapi jangan dengan hatimu. Inilah yang menentramkan kita. Kalau kita mampu bersikap demikian niscaya segala persoalan yang berkaitan dengan dunia tidak akan sampai menyebabkan derita hatinya. Dan bagusnya, kalau kita senantiasa ingat bahwa kehidupan dunia ibarat seorang musafir yang akan kembali ke tempat asalnya yaitu akhirat. Baik buruknya kehidupan di akhirat sangat tergatung benih apa yang telah kita tanam di dunia. Tentu semuanya harus berpijak pada niatan ikhlas tatkala beramal dan selalu Alloh dan RasulNya yang selalu kita jadikan pedoman dalam beramal.

www.info-iman.blogspot.com

Ridlo Ba'dal Qodlo


Anda ridlo Alloh sebagai Rabb Anda? Muhammad sebagai nabi dan untusan-Nya? serta Islam sebagai din (Agama) Anda?
Ya, saya yakin Anda akan menjawab: YA
Karena setiap saat Anda senantiasa mengucapkannya:
Rodhitu billahi rabban wa bil islami dinan wa bi muhammadin nabiya wa rasulah..."
Tetapi benarkah Anda sudah benar benar Ridlo?
Sudah dimaklumi bahwa mengucapkan itu lebih mudah daripada mewujudkan tuntutan dari ucapan itu sendiri. Demikian juga mempunyai niat dan keinginan itu bisa dilakukan oleh setiap manusia baik yang besar maupun yang kecil, yang kaya maupun yang miskin. Karena keinginan dan niat itu tidak mempunyai syarat. DAn jika niat itu ingin direalisasikan dengan sungguh-sungguh itulah yang dinamakan semangat.
Demikian pula ketika Anda menyatakan bahwa anda Ridlo kepada Alloh dan
seterusnya kemudian Anda mempuyai keinginan yang kuat untuk melaksanakannya, maka sikap Anda itu dinamakan semangat atau azzam untuk ridlo. Bukti dari keridloaan anda itu akan terbukti manakala anda dihadapkan dan dibenturkan pada konsekuensi dari rasa ridlo Anda tersebut, yaitu tatkala Anda dihadapkan pada perintah dan larangan Alloh apakah Anda akan bersikap sami'na wa atho'na atau anda akan menghindar dan memilih-milih perintah Alloh. Kalau anda bersikap sami'na wa atho'na berarti anda memang benar-benar sudah ridlo tetapi manakala Anda masih minggring-minggring (memeilih-milih perintah dan larangan Alloh sesuai dengan keinginan Anda ) berarti sebenarnya Anda belum ridlo. Karena hanya ridlo setelah kejadianlah (ridlo ba'dal qodlo) yang bermanfaat. Untuk itu Rasululloh mengajarkan doa:
Allohumma ini asaluka ridlo ba'da qadlo, ya Alloh aku memohon kepada-Mu rasa ridlo setelah kejadian.
Kalau rasululloh saja masih meminta demikian, tentu kita lebih pantas dan layak untuk meminta kepada Alloh dengan sepenuh kesadaran.
Semoga Alloh memberi kekuatan kepada kita.

www.info-iman.blogspot.com

Dasyatnya Fitnah Dunia

Meningkatnya iman yang kurasakan melambungkan rasa bahagia tersendiridalam hatiku. Kekhusukan ibadah yang kulakukan mempertentram hatiku dan persahabatan yang kujalin dengan jalinan aqidah menghancurluluhkan semua sakit dan penyakit yang ada dalam hatiku. Semuanya itu menyebabkan ringan dan mudahnya aku dalam melakukan ibadah. Betah dan rindunya aku berkomuniksi dengan Alloh.

Akh, pokoknya kesemangatan dalam hidup jelas ada manakala hati terpaut pada Alloh.

Lalu pelan-pelan syetan datang menghembuskan hasadnya kepada hamba yang mencoba mencintai Rabbnya.
Syetan menawarkan berbagai macam kenikmatan. Kecintaan pada harta. Kecintaan pada keluarga. Kecintaan pada teman dan kecintaan pada dunia.

Lalu hati pun terluka karenanya. Hidup pun tak lagi terpaut pada Alloh. Sedikit demi sedikit dunia mengisi hatinya dan nama Alloh sedikit demi sedikit tersingkir dari hatinya. Tidak sejuk lagi yang terasa dalam hati manakala syetan yang terbuat dari api sudah menguasai hati. Panas dan melelahkan. Mata pun pucat. Tak ada sinar lagi di matanya, sinat yang menyejukkan bila dipandang.

Lelah, tak ada gairah lagi dalam beribadah dan gerak hidup pun menjadi membosankan bila syetan telah membayangi hati orang yang tadinya iman.

Lalu langkahpun gontai. Tujuan menjadi tak terarah dan akhirnya tak mampu lagi untuk kokoh berada di jalan-Nya.

Semua itu akibat dari kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan melalaikan. Semua itu akibat ketidakikhlasan dalam beribadah kepada-Nya

Ya, Alloh hanya kepada-Mu lah aku berserah

www.info-iman.blogspot.com

Sabtu, 24 Oktober 2009

Download Gratis

Perkembangan teknologi memang sangat mempermudah manusia. Apalagi hadirnya internet membuat seolah jarak tidak lagi menjadi masalah untuk berkomunikasi. Ada banyak manfaat yang bisa didapat. Salah satunya adalah dengan tukar menukar informasi bahkan software.
Nah, pada halaman ini saya mempunyai beberapa hal
yang bisa anda manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan kamu dalam menggunakan sarana di dunia maya. Bahkan bisa kamu-kamu gunakan  untuk mendapatkan penghasilan melalui internet.
Silakan download dan pilih mana yang bisa kamu gunakan.

Perangkat pembelajaran:
Ada beberapa yang bisa anda ambil dari download tan ini, antara lain:

Sofware Islam
Beberapa software yang bisa memudahkan kamu dalam mempelajari islam, antara lain:
Script-Script Bisnis


www.info-iman.blogspot.com

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina