Ada berapa macamkah puasa sunah ?
Jawab:
Puasa sunah itu ada banyak macamnya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Puasa Senin dan Kamis
Yaitu puasa sunnah yang biasa kita kerjakan pada setiap hari Senin dan Kamis, yang dalam hal ini salah seorang sahabat Rasulullah r yang bermana Abu Qatadah AI Anshari radhiallahu 'anhu mengatakan:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
"Dan la (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam) ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: "Pada hari ini aku dilahirkan dan pada hari ini pula aku diangkat (menjadi Nabi) atau diturunkan kepadaku (Al Qur'an)." (HR. Muslim No 1162)
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ
يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
"Dari Aisyah ia berkata: "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam selalu menjaga puasa hari Senin dan Kamis." (HR. Turmudzi No 745, dishahihkan oleh Syeikh Albani)
2. Puasa Daud.
Yaitu puasa setiap dua hari sekali, hari ini berpuasa lalu besok tidak, lusa puasa lalu besoknya tidak. Demikian seterusnya.
Hal ini didasarkan pada hadits Abu Qatadah radhiallahu 'anhu :
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ وَإِفْطَارِ يَوْمٍ قَالَ ذَاكَ صَوْمُ أَخِي دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام
"Dan Beliau (Nabi shallallahu 'alaihi wasalam ) ditanya tentang puasa sehari dan berbuka sehari, beliau bersabda: "Itu adalah puasa saudaraku Daud alaihissalam." (HR. Muslim No 1162)
Puasa Daud ini adalah puasa sunnah yang paling utama, sebagaimana petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam terhadap salah seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Amru radhiallahu 'anhu yang bertanya untuk melaksanakan puasa yang terbaik, beliau bersabda:
صُمْ أَفْضَلَ الصِّيَامِ عِنْدَ اللَّهِ صَوْمَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
"Berpuasalah engkau dengan puasa yang paling afdhal disisi Allah yaitu puasa Daud alaihissalam. Beliau sehari berpuasa dan sehari berbuka. " (HR. Muslim No 1159)
3. Puasa tiga hari dalam sebulan.
Yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 13-15 setiap bulan Hijriyah.
Adapun dalilnya adalah:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ
أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ الْبِيضَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
"Dari Abu Dzar ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam memerintahkan kami untuk berpuasa tiga hari dalam sebulan yaitu pada hari hari putih (dimana bulan nampak jelas), pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." (HR. Nasa'I No 2422)
4. Puasa Arafah
Yaitu puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah dimana kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji mereka sedang wukuf di padang Arafah. Puasa ini hanya disunnahkan bagi umat Islam yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji.
Adapun keutamaannya sebagaimana terdapat dalam riwayat yang shahih:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
"Dan beliau (Nabi shallallahu 'alaihi wasalam ) ditanya tentang puasa hari Arafah, maka beliau bersabda: "(Puasa ini) dapat melebur dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. " (HR. Muslim No 1162)
5. Puasa Asyura
Yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal sepuluh di bulan Muharram. Namun menurut Jumhur ulama lebih afdhal jika dilakukan dua hari, tanggal sembilan clan sepuluh.
Dalam hadits shahih Muslim disebutkan dari Ibnu Abbas bahwasanya Rosulullah shallallahu 'alaihi wasalam berpuasa pada tanggal 10, dan beliau memerintahkan para sahabatnya. Para sahabat berkata : "Hari ini orang-orang Yahudi berpuasa juga." Maka Rosulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda :
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
"Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada hari yang kesembilan. "(HR. Muslim No 1134)
Thowus Rahimahullah berkata: "Tahun berikutnya Rosulullah shallallahu 'alaihi wasalam telah wafat."
Berdasarkan riwayat inilah jumhur ulama berpendapat bahwa puasa Asyura dilakukan dua hari tanggal sembilan dan tanggal sepuluh.
Namun ada juga ulama yang mengatakan sebaiknya puasa selama tiga hari, yaitu tanggal 9,10 dan 11 Muharram. Hal ini sesuai dengan perkataan Ibnu Sirin Rahimahullah, beliau bepuasa selama tiga hari, karena untuk kehati-hatian, sebab kita tidak tahu pasti masuknya bulan Muharram.
Adapun keutamaan puasa Asyura ini adalah:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
"Dan Beliau (Nabi shallallahu 'alaihi wasalam ) ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau bersabda: "(Puasa ini) dapat melebur dosa setahun yang lalu. " (HR. Muslim No 1162)
6. Puasa syawal.
Yaitu puasa yang dilakukan sebanyak enam hari dibulan syawal. Keutamaan puasa ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
"Barangsiapa yang berpuasa dibulan Ramadlan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari dibulan Syawwal, maka seakan akan ia telah berpuasa setahun penuh," (HR. Muslim No 1164)
Didalam Al Qur'an Allah telah menyebutkan bahwa satu kebaikan jika dikerjakan nilainya akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan, sehingga puasa satu bulan di bulan Ramadlan sama nilainya dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari dibulan Syawal sama nilainya dengan puasa 60 hari atau dua bulan, oleh karenanya orang yang berpuasa penuh dibulan Ramadlan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka berarti ia telah puasa setahun penuh.
Puasa enam hari ini tidak harus berurutan yang penting dilakukan di bulan Syawal. Dan bagi yang berhalangan puasa di bulan Ramadlan yang lalu, maka sebelum melakukan puasa enam hari tersebut ia wajib mengqadla terlebih dahulu puasa yang ia tinggalkan, berdasarkan hadits riwayat Muslim di atas.
Demikianlah penjelasan tentang beberapa macam puasa sunnah yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam untuk diamalkan. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab.
www.info-iman.blogspot.com