Pertanyaan :
Apabila orang yang sedang berpuasa di bulan Romadlon, kemudian ia menggauli isterinya di siang hari, akan tetapi sebelum melakukannya dengan sengaja ia terlebih dahulu membatalkan puasanya, misalnya dengan minum air. Bagaimanakah hukumnya? Setelah hari raya nanti apakah wajib melakukan kifarat atau hanya mengganti satu hari saja yang sengaja dibatalkannya?
Jawab :
- Perbuatan seperti itu sama dengan melakukan rekayasa atas hukum Allah, namun secara fiqh bila hal itu dilakukan tidak wajib membayar kifarat.
Dasar Pengambilan
- Hasiyah Ibrahim al Baijuri Juz 1 Halaman 296
وَخَرَجَ بِالوَطْئِ سَائِرُ المُفْطِرَاتِ كَالأكلِ وَالشُربِ وَإِنْ وَطِئَ بَعْدَهُ او مَعَهُ وَهَذِهِ حِيْلَةٌ فِى إِسْقَاطِ الكَفَارَةِ دُونَ الإثْمِ وَلَو عَلَتْ عَلَيْهِ وَلَمْ يَتَحَرَّكْ ذَكَرُهُ فَلاَ كَفَارَةَ عَلَيْهِ لِعَدَمِ الفِعْلِ مِنْهُ
Dikecualikan dengan bersetubuh adalah hal-hal lain yang membatalkan seperti makan dan minum. Kalau seseorang bersetubuh setelah makan dan minum atau bersamaan, maka hal ini adalah rekayasa untuk menggugurkan bukan dosa, kalau isteri naik di atas suami untuk memasukkan dzakar suami ke dalam farjinya, dan dzakar suaninya tidak bergerak-gerak, maka tidak ada kafarat atasnya karena tidak ada perbuatan dari suami.
- Tadzkirun Naas Bima Wujida fi Masailil Fiqhi
وَلَيْسَ دِيْنُ اللهِ بِالحِيَالى * فَانتَبِه يَانَائِمَ المُقَالى
Tidaklah agama Allah itu dapat direkayasa ingatlah wahai orang yang kelopak matanya terpejam.
Update Oleh arrofiikabir : Suami istri dalam keadaan musafir, Lalu tidak puasa.. lalu keduanya melakukan jima... Bagaimana hukumnya?>>
Tidak wajib kaffarat, bahkan bila tadinya ia puasa kemudian ditengah jalan dibatalkan dengan jima' maka tidak wajib kaffarat menurut Imam syafi'i karena berbuka puasa saat musafir baginya mubah.
و لا على مسافر وطئ زنا أو لم ينو ترخصا لأنه لم يأثم به للصوم بل للزنا أو للصوم مع عدم نية الترخص ولأن الإفطار مباح له فيصير شبهة في درء الكفارة
Syarh alMinhaj II/345
ومن ذلك ما لو كان مسافرا ثم نوى الصيام وأصبح صائما : ثم أفطر في أثناء اليوم بالجماع : فإنه لا كفارة عليه بسبب رخصة السفر
Fiqh alaa Madzaahib al-arba’ah I/903
ثم اختلفوا فيما إذا أنشأ المسافر الصوم في شهر رمضان ثم جامع .
فقال أبو حنيفة والشافعي : لا تجب عليه كفارة .
وعن مالك وأحمد روايتان ، أحدهما : الوجوب ، والأخرى : الإسقاط - Hasiyah Ibrahim al Baijuri Juz 1 Halaman 296
www.info-iman.blogspot.com