بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Masa-masa ujian adalah masa-masa yang menegangkan.
Semua sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut.
Apalagi dengan ujian penentuan, seperti ujian nasional.
Namun ternyata ada yang lebih menyeramkan dan menegangkan, yaitu tatkala menanti pengumuman kelulusan.
Berbagai peristiwa terjadi: ....
Tidak sedikit yang didampingi oleh orang tuanya.
Dan tepat pada waktu pengumuman keluar, berbagai ekpresi wajah tampak.
Ada yang berseri-seri penuh dengan kebanggaan.
Ada yang menjerit histeris, meraung-raung, pingsan karena ternyata tidak lulus.
Ada yang menjerit dan menangis bahagia… kemudian ia berlari mencari emaknya, dia berlari dan terus berlari, dan tatkala dia berjumpa dengan emaknya, dengan senyum lebar dan penuh kebahagian dia mencium kening emaknya seraya berkata:
ALHAMDULILLAH, AKU LULUS MAK...!
Sang emak, kontan berkomat-kamit memuji dan bersyukur pada Allah Taala atas keberhasilan anaknya, segala puji untuk-Mu, wahai ar Rahman.
Adapun yang tidak lulus, dia akan tenggelam dalam kesedihannya, walaupun ia masih memiliki kesempatan untuk mengulanginya.
Dan ternyata gambaran yang terjadi di UN adalah gambaran kecil untuk apa yang akan dihadapi manusia di padang Mahsyar.
Di mana pada hari yang sepadan dengan 50 ribu tahun itu, manusia menanti pengumuman hasil ujiannya selama ia hidup di dunia.
Maka tatkala buku raport dibagikan dan ketika lembaran-lembaran hasil ujian berterbangan,ketegangan meliputi seluruh umat manusia, kekhawatiran menyelimuti sanubari mereka.
Manusia tiada mengingat siapa-siapa kecuali dirinya sendiri, sampai ia mengetahui dengan tangan mana ia menerima raportnya itu.
Tiada ibu yang menemani kita, tiada teman setia yang mendampingi, karena semuanya sedang sibuk menunggu raportnya masing-masing.
Hasil ujian itu tidak dapat diulang, karena masa ujian sudah selesai.
Dan tiada satupun yang terlalaikan, semua dicatat dengan teliti.
Hasil Ujian adalah penentu kemana kita akan digiring: Ke surga atau ke neraka.
Tengoklah bagaimana Allah Taala menggabarkan masa penantian raport itu !
Ekpresi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, yang lulus dalam ujiannya:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20)
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:"Ambillah, bacalah kitabku (ini)".Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (al Haaqqah: 19-20)
Suatu ekpresi kebahagian yang sangat hebat, karena dia mengetahui, Kemana ia akan melanjutkan, bukan ke perguruan tinggi negeri favorit, mukan ke suatu perusahaan yang terkenal, bukan ke suatu pekerjaan yang menjanjikan, tapi kesuatu kehidupan yang abadi, Allah Taala berfirman:
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24)
"Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai(menyenangkan), dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (kepada mereka dikatakan):"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (al Haaqah 21-24).
Subhanallah, semoga kita termasuk golongan Ashhabul Yamin.
Adapun yang gagal dan tidak lulus, tengoklah bagaimana ekpresi mereka !
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku". (al Haaqqah: 25-29)
Dia menyesal, tapi tiada guna bagi penyesalannya, karena ia tidak dapat mengulangi ujian. Yang ada adalah neraka yang akan membakarnya, Allah Taala berfirman:
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32)
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. (al Haaqqah:29-32).
Itulah resiko bagi mereka yang gagal, dan sebenarnya untuk hari itulah orang tua seharusnya bersungguh-sungguh membimbing dan mengarahkan anaknya. Sang anak lulus pada ujian terbesar ujian akhirat...
www.info-iman.blogspot.com