Tanya :
Apakah benar bahwa ruh orang yang telah meninggal dunia akan kembali ke rumahnya untuk melihat sanak keluarganya? (Hamba Allah, Teluk Betung)
Jawab :
Setelah seseorang meninggal dunia, maka kehidupannya berpindah dari alam dunia ke alam barzakh. Demikian pula dengan ruhnya, menurut aqidah ahlus sunnah wal jamaah ruh orang yang meninggal dunia tidak akan kembali ke dunia baik kembali dalam bentuk ruh penasaran untuk menakut-nakuti manusia atau hanya untuk sekedar bertemu dengan anggota keluarganya.
Jadi yang disebut dengan ruh penasaran atau ruh gentayangan sebenarnya adalah setan yang berupaya untuk menyesatkan manusia dan memalingkan mereka dari kebenaran.
Diantara dalil yang menyatakan bahwa ruh orang yang telah meninggal dunia tidak akan kembali ke dunia ini lagi adalah firman Allah ta'ala :
حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ {100}
"(Demikian keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara mereka, dia berkata: "Ya, Rabb-ku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan." (Surat AI-Mukminun : 99100)
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لاَيَرْجِعُونَ {31}
"Tidakkah mereka mengetahui, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya (orang-orang yang telah Kami binasakan itu) tiada kembali kepada mereka." (Surat Yaasiin: 31)
Adapun dalil dari hadits adalah riwayat berikut ini:
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ خِرَاشٍ قَال سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ . فَقَالَ لِي يَا جَابِرُ مَا لِي أَرَاكَ مُنْكَسِرًا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتُشْهِدَ أَبِي قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ وَتَرَكَ عِيَالًا وَدَيْنًا قَالَ أَفَلَا أُبَشِّرُكَ بِمَا لَقِيَ اللَّهُ بِهِ أَبَاكَ قَالَ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا كَلَّمَ اللَّهُ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ وَأَحْيَا أَبَاكَ فَكَلَّمَهُ كِفَاحًا فَقَالَ يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ قَالَ يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلَ فِيكَ ثَانِيَةً قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ قَدْ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يُرْجَعُونَ قَالَ وَأُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ ( وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ) الْآيَةَ
"Dari Thalhah bin Khirasy ia berkata: "Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bertemu denganku, lalu beliau berkata: "Aku lihat engkau bersedih, kenapa?" Aku menjawab: "Ya Rasulullah, bapakku mati syahid dalam perang Uhud, sementara ia meninggalkan tanggungan keluarga dan hutang." Rasulullah hallallahu alaihi wasalam bersabda: "Maukah engkau aku beritakan kabar gembira tentang apa yang Allah perlakukan terhadap bapakmu?". Mau hai Rasulullah, jawabku. Rasulullah hallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah Allah berbicara kepada seorangpun melainkan dari balik hijab. Namun Allah menghidupkan bapakmu dan berbicara kepadanya secara langsung tanpa penghalang. Allah berfirman: "Wahai hamba-Ku, berangan-anganlah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu." Bapakmu menjawab: "Wahai Rabb-ku, hidupkanlah aku (kembali) sehingga aku dapat terbunuh dijalanMu untuk kedua kali." Allah Azza Wajalla menjawab: Sesungguhnya telah terdahulu ketetapan dari-Ku bahwa orangorang yang telah Kami wafatkan tidak akan Kami kembalikan ke dunia. " (Jabir) berkata: "Lalu turunlah ayat ini: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati (Surat Ali Imran : 169)." (HR Tirmidzi No 3010 dan dihasankan oleh Syeikh Albani)
www.info-iman.blogspot.com