Bagaimana dengan ta'wil mimpi? (Zainal, Kemiling)
Jawab:
Perlu diketahui bahwa mimpi yang hampir dapat dipastikan bahwa semua orang pasti pernah bahkan mungkin sering mengalaminya, memiliki sumber yang bermacam-macam, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dalam haditsnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ
"Dari Abu Hurairah radiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasalam beliau bersabda: "Apabila masa telah semakin dekat (dengan hari Kiamat) mimpi seorang muslim hampir-hampir tidak dusta (meleset). Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya. Mimpi seorang muslim adalah salah satu bagian dari empat puluh lima bagian kenabian. Dan mimpi itu ada tiga macam: mimpi yang baik, merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan (buruk) itu dari setan dan mimpi yang bersumber dari bisikan jiwa seseorang." (HR. Muslim No 2263)
Dengan demikian mimpi itu ada yang benar dan ada yang tidak benar. Yang pasti mimpi tidak dapat dijadikan landasan, dalil atau hujjah dalam menetapkan syariat dan dalam beribadah kepada Allah ta'ala .
Adapun orang-orang sufi dan tarekat yang menjadikan mimpi sebagai hujjah dan dalil, mereka telah menyimpang dari manhaj aqidah ahli sunnah wal jamaah yang benar yang disepakati oleh para salafus shalih.
Sedangkan tentang ta'wil mimpi, tidak ada ilmu khusus yang mempelajari tentang hal ini. Namun jika kita kembalikan pada hadits di atas, Rasulullah r telah mengisyaratkan bahwa "Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya." Artinya mimpi orang yang benar dan tulus ucapannya bisa jadi dapat menjadi sebuah kenyataan. Sehingga kalau mimpinya baik maka mudah-mudahan mimpi itu akan membawa kebaikan juga. Sedangkan kalau mimpinya buruk maka hendaknya segera mohon perlindungan kepada Allah ta'ala agar hal itu tidak menjadi sebuah kenyataan.
Namun yang paling harus di perhatikan adalah tatkala kita akan tidur hendaknya kita mengikuti pola dan cara serta ada tidurnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam yaitu dengan berwudlu sebelum tidur, berdoa sebelum tidur membaca surat al Falaq dan An Naas, membaca ayat kursi, membaca tasbih, tahmid clan takbir serta tahlil. Lalu memiringkan tubuhnya ke sebelah kanan serta meletakkan tangan kanan di bawah pipinya. Mudah mudahan dengan kita melakukan hal ini jika kita bermimpi, mimpi kita akan membawa kebaikan. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab.
www.info-iman.blogspot.com