Kamis, 31 Juli 2008

Air Kencing Rasulullah Najis

Tanya :
Apakah benar bahwa air kencing Rasulullah boleh di minum?
Jawab :
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam menjelaskan bahwa air kencing manusia itu najis, bahkan bayi yang baru dilahirkanpun air kencingnya najis. Sebagaimana sabda beliau :

يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ

"(Membersihkan) kencing bayi perempuan dengan di cuci dan kencing bayi laki-laki dengan dipercikkan air di atasnya. "(HR. Nasa'i No 304)
Adapun air kencing binatang yang halal bisa di jadikan obat boleh di minum dalam artian hal itu tidak najis, tapi kalau air kencing manusia para ulama sepakat bahwa air kencing manusia adalah najis, dan kalau hal ini menempel ketubuh manusia maka harus di cuci, dan setiap yang najis tidak boleh di minum seperti bangkai, kotoran dan lainya.

Maka kalau ada yang berpendapat bahwa air kencing Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam boleh diminum, pendapat ini perlu dipertanyakan keabsahan dalilnya. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab
www.info-iman.blogspot.com

Orang Junub Tidak Dilarang Memotong Rambut dan Kuku

Tanya :
Apakah dalam keadaan junub kita dilarang memotong rambut dan kuku? (Hamba Allah, Metro)


Jawab:
Selama ini kami belum pernah mendapatkan larangan akan hal ini, akan tetapi yang kami dapatkan adalah bahwa ketika kita junub maka kita di larang mengerjakan amalan-amalan yang yang pelaksanaannya harus dalam keadaan suci, seperti shalat, thawaf di ka'bah dan memegang al Qur 'an.


Adapun mencukur rambut, memotong kuku dan lain sebagainya karena tidak terdapat nash yang melarangnya, maka kembali kepada hukum asal sesuatu yaitu diperbolehkan. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab. (Lihat Fatawa Lajnah Daimah 7/445)


www.info-iman.blogspot.com

Siapakah Golongan Musyabbihah dan Mu'athilah

Tanya :
Apakah yang di maksud dengan golongan musyabbihah dan mu'aththilah? (Fahlal, Talang Jelujur)


Jawab :
Yang di maksud dengan golongan musyabbihah adalah golongan yang menyamakan antara sifat-sifat Allah ta'ala dengan sifat­sifat makhluk-Nya atau orang-orang yang menyamakan kedudukan makhluk dengan kedudukan Khaliq (Allah ta'ala).


Musyabbihah berasal dari bahasa arab yang asal katanya adalah "syabbaha" yang artinya menyerupai. Misalnya adalah bahwa Allah ta'ala mempunyai tangan sebagimana ayat yang berbunyi:


يَدُ اللهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ


"Tangan Allah di atas tangan mereka." (Surat AI Fath : 10)



Mereka menyerupakan tangan yang dimiliki Allah ta'ala dengan tangan manusia. Nauzdubillahi mindzalik.


Padahal Allah ta'ala sendiri telah menegaskan tentang diri-Nya sendiri dengan berfirman:


لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {11}



“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Surat Asy-Syuraa : 11)


Sedangkan mu'athtilah adalah kebalikan dari musyabbihah. Mereka adalah orang-orang yang menafikan nama-nama dan sifat­sifat Allah ta'ala dan tidak mengimaninya, baik menafikan secara keseluruhan maupun menafikan sebagian dari nama-nama dan sifat­sifat Allah ta'ala tersebut.


Kedua golongan ini adalah menyimpang dari ahli sunnah wal jamaah.


Adapun aqidah ahli sunnah wal jamaah dalam masalah asma dan sifat ini adalah menyakini sepenuhnya bahwa Allah ta'ala memiliki nama-nama yang Maha baik dan Sifat-sifat yang Maha agung, yang nama-nama dan sifat-sifat-Nya tidak sama dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk-Nya, mengimaninya sebagaimana yang dijelaskan Allah talala dalam Al-Qur'an dan dijelaskan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dalam As­-Sunnah yang shahih tanpa meyerupakannya, tanpa menafikannya, tanpa mentakwilkannya dan tanpa menyimpangkan maknanya. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab. (Lihat Syarah Aqidah Wasithiyah, Syeikh Sholih Fauzan : 15, dan Washatiyatu Ahlis Sunnah Bainal Firaq, DR. Muhammad Ba Karim Ba Abdullah : 309)


www.info-iman.blogspot.com

Ruh Orang Yang Telah Meninggal Dunia Tidak Akan Kembali Ke Rumahnya

Tanya :
Apakah benar bahwa ruh orang yang telah meninggal dunia akan kembali ke rumahnya untuk melihat sanak keluarganya? (Hamba Allah, Teluk Betung)

Jawab :
Setelah seseorang meninggal dunia, maka kehidupannya berpindah dari alam dunia ke alam barzakh. Demikian pula dengan ruhnya, menurut aqidah ahlus sunnah wal jamaah ruh orang yang meninggal dunia tidak akan kembali ke dunia baik kembali dalam bentuk ruh penasaran untuk menakut-nakuti manusia atau hanya untuk sekedar bertemu dengan anggota keluarganya.

Jadi yang disebut dengan ruh penasaran atau ruh gentayangan sebenarnya adalah setan yang berupaya untuk menyesatkan manusia dan memalingkan mereka dari kebenaran.
Diantara dalil yang menyatakan bahwa ruh orang yang telah meninggal dunia tidak akan kembali ke dunia ini lagi adalah firman Allah ta'ala :

حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ {100}


"(Demikian keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara mereka, dia berkata: "Ya, Rabb-ku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan." (Surat AI-Mukminun : 99­100)


أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لاَيَرْجِعُونَ {31}


"Tidakkah mereka mengetahui, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya (orang-orang yang telah Kami binasakan itu) tiada kembali kepada mereka." (Surat Yaasiin: 31)



Adapun dalil dari hadits adalah riwayat berikut ini:

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ خِرَاشٍ قَال سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ . فَقَالَ لِي يَا جَابِرُ مَا لِي أَرَاكَ مُنْكَسِرًا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتُشْهِدَ أَبِي قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ وَتَرَكَ عِيَالًا وَدَيْنًا قَالَ أَفَلَا أُبَشِّرُكَ بِمَا لَقِيَ اللَّهُ بِهِ أَبَاكَ قَالَ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا كَلَّمَ اللَّهُ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ وَأَحْيَا أَبَاكَ فَكَلَّمَهُ كِفَاحًا فَقَالَ يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ قَالَ يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلَ فِيكَ ثَانِيَةً قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ قَدْ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يُرْجَعُونَ قَالَ وَأُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ ( وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ) الْآيَةَ


"Dari Thalhah bin Khirasy ia berkata: "Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bertemu denganku, lalu beliau berkata: "Aku lihat engkau bersedih, kenapa?" Aku menjawab: "Ya Rasulullah, bapakku mati syahid dalam perang Uhud, sementara ia meninggalkan tanggungan keluarga dan hutang." Rasulullah hallallahu alaihi wasalam bersabda: "Maukah engkau aku beritakan kabar gembira tentang apa yang Allah perlakukan terhadap bapakmu?". Mau hai Rasulullah, jawabku. Rasulullah hallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah Allah berbicara kepada seorangpun melainkan dari balik hijab. Namun Allah menghidupkan bapakmu dan berbicara kepadanya secara langsung tanpa penghalang. Allah berfirman: "Wahai hamba-Ku, berangan-anganlah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu." Bapakmu menjawab: "Wahai Rabb-ku, hidupkanlah aku (kembali) sehingga aku dapat terbunuh dijalan­Mu untuk kedua kali." Allah Azza Wajalla menjawab: Sesungguhnya telah terdahulu ketetapan dari-Ku bahwa orang­orang yang telah Kami wafatkan tidak akan Kami kembalikan ke dunia. " (Jabir) berkata: "Lalu turunlah ayat ini: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati (Surat Ali Imran : 169)." (HR Tirmidzi No 3010 dan dihasankan oleh Syeikh Albani)


www.info-iman.blogspot.com

Pengertian Bid'ah Dalam Aqidah Dan Bid'ah Dalam Ibadah

Tanya:
Apakah yang disebut dengan bid'ah dalam aqidah dan bid'ah amaliah (dalam ibadah)?

Jawab:
Secara bahasa bid'ah adalah segala sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya sebelumnya.

Sedangkan secara istilah bid'ah adalah segala tata cara yang baru dalam beribadah kepada Allah ta’ala yang menyimpang dari yang dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bid'ah dalam urusan Dien dibagi menjadi dua yaitu bid'ah dalam aqidah dan bid'ah dalam amaliyah atau ibadah. (Lihat Kitabut Tauhid, Syeikh Shalih Fauzan : 81)
Bid'ah dalam aqidah artinya adalah keyakinan-keyakinan yang menyimpang yang berbeda dengan keyakinan yang di yakini oleh Rasulullah sh dan para sahabatnya.

Bid'ah dalam aqidah yang paling berbahaya adalah kesyirikan.

Memang, nampaknya secara langsung kita tidak mendapatkan ada seorang muslim yang nyata-nyata menyembah berhala, sujud kepada patung, atau menyembah pohon dan batu besar yang dianggap keramat. Namun ada beberapa fenomena yang secara sekilas tampaknya tidak menyimpang, akan tetapi pada hakekatnya hal itu hukumnya sama seperti menyembah patung, dalam arti termasuk perbuatan syirik, seperti mengakui adanya kekuatan lain selain Allah ta'ala , mengganti bukum Allah ta'ala dengan hukum buatan manusia, memasang sesaji, jimat dan mempercayai seseorang yang mengaku memiliki ilmu ghaib serta mengkultuskan para hamba­-hamba Allah yang shalih. Semua ini mengakibatkan rusaknya tauhid dan aqidah kita lantaran syubhat-syubhat tersebut.

Sisi lain yang termasuk dalam bid'ah dibidang aqidah adalah menjamurnya aliran-aliran keagamaan yang menyimpang dari aqidah yang benar, seperti Mu'tazilah, Khawarij, Syiah, Qadariyah, Jabariyah, Jahmiyah dan aliran-aliran menyimpang lainnya. Masing-masing aliran keagamaan ini memandang bahwa aliran dan kelompok merekalah yang paling benar, sementara kelompok selain mereka adalah kelompok sesat. Dan untuk membenarkan ajaran mereka, merekapun mengadopsi dalil-dalil dari Al-Qur'an As-sunnah dan mencocokkannya dengan pemikiran dan hawa nafsu mereka, yang sesuai dengan hawa nafsu mereka mereka ambil, sementara yang bertentangan dengan hawa nafsu mereka mereka campakkan dan mereka singkirkan jauh-jauh.

Inilah diantara bid'ah-bid'ah yang berbahaya dibidang aqidah, dan tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang mengikuti aliran­aliran tersebut berarti mereka telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar, ajaran yang dipahami dan diamalkan oleh Nabi ; para sahabat beliau, para tabiin, tabiit-tabiin dan para imam yang terpercaya.

Diantara bid'ah-bid'ah yang dilontarkan dan dipropagandakan oleh firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang menyimpang tersebut adalah sebagai berikut:

Mu'tazilah, mereka terlalu mendewakan akal, tidak mengakui adanya sifat-sifat Allah, menta'wilkan ayat ayat tentang sifat Allah ta'ala dan berpendapat bahwa Al-Qur'an itu makhluk.

Syi'ah, mereka mengkafirkan sebagian besar sahabat termasuk Abu Bakar, Umar, Utsman, Abu Hurairah dan sahabat-sahabat besar lainnya, meyakini bahwa Al-Qur'an yang dimiliki mereka berbeda dengan Al-Qur'an yang dimiliki oleh orang-orang Sunni pada umumnya, membolehkan nikah mut'ah (kawin kontrak) dan masih banyak lagi ajaran-ajaran mereka yang menyimpang.

Khawarij, mereka mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar dan membolehkan keluar dari Imam jamaah kaum muslimin.
Qadariyah, mereka menyatakan bahwa manusia adalah pencipta seluruh apa yang diperbuatnya, sedikitpun mereka tidak mengakui adanya campur tangan Allah dalam apa-apa yang dilakukan manusia.
- Jabariyah, mereka berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kehendak sedikitpun, menurut mereka manusia itu ibarat robot yang gerak-geriknya dikendalikan Allah ta'ala .

Jahmiyah, mereka tidak mengakui keberadaan nama-nama dan sifat-sifat Allah ta'ala.

Demikianlah beberapa contoh bid'ah dalam bidang Aqidah.
Dan agar kita selamat dari fitnah ini, maka marilah kita berpegang teguh kepada aqidah yang benar, aqidah yang diyakini oleh Rasululllah shallallahu 'alaihi wasalam , para sahabat beliau, para tabi'in dan tabiit tabiin serta para imam-imam yang terpercaya. Dalam hal ini Allah ta'ala telah berfirman:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاوَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَآأَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ {108}


"Katakanlah: Inilah jalan (dien)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirah. Maha Suci Allah dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik." (Surat Yusuf : 108)



Kata-kata: "Bashirah" menurut Imam Thabari dalam tafsirnya berarti "Keyakinan dan ilmu" (Lihat Tafsir Thabari 7/315)

Dan seorang sahabat yang mulia Abdullah bin Mas'ud radiallahu 'anhu berkata:

إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُمْ يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كِتَابِ اللهِ وَقَدْ نَبَذُوْهُ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ بِالْعَلْمِ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَالتَّنَطّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّعَمُّقَ وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ



"Sesungguhnya kalian akan mendapati sejumlah kaum yang mengklaim bahwa mereka menyeru kalian kepada Kitabullah, padahal mereka mencampakkannya dibelakang punggung mereka. Maka hendaklah kalian berilmu dan jauhilah oleh kalian perbuatan bid'ah, janganlah kalian berlebih-lebihan dan jangan kelewatan dan hendaklah kalian berpegang teguh kepada pendapat orang orang terdahulu (yakni kaum salafus shalih)" (Syarh Ushuli'I-I'tiqad, Imam AI-Lalika'iy)
Adapun bid'ah yang kedua adalah bid'ah dalam bidang ibadah.
Bid'ah ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan bentuk bid'ah yang pertama, karena bid'ah ini juga akan menjerumuskan pelakunya ke jurang kesesatan.

Pengertian bid'ah dalam bidang ibadah adalah melakukan bentuk-bentuk ibadah tertentu yang sebenarnya tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam lalu menyatakan bahwa hal itu adalah sunnah.

Orang yang terjebak dalam kubangan fitnah ini atau dengan kata lain orang yang melaksanakan bid'ah amaliah ini berada pada posisi yang sangat berbahaya, karena lantaran syubhat yang ada padanya, ia tidak merasa bersalah atas apa-apa yang ia lakukan, sehingga tidak mungkin ia bertaubat darinya, padahal apa yang dilakukannya itu bertentangan dengan sunnah Rasululah shallallahu 'alaihi wasalam, dan tidak ada tuntunannya dari beliau.

Oleh karenanya, fitnah syubhat dalam bentuk ini lebih disukai oleh Iblis daripada perbuatan maksiat yang dilakukan oleh seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh Sufyan Ats-Tsaury Rahimahullah:

الْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ الْمَعْصِيَةِ , الْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَيُتَابُ مِنْهَا


"Perbuatan bid'ah itu lebih disukai iblis dari pada perbuatan maksiat, karena orang yang melakukan maksiat akan bertaubat dari kemaksiatannya sementara orang yang melakukan bid'ah tidak akan bertaubat dari kebid'ahannya." (Syarh ushuli'I-I'tiqad, Al-Lalika'iy 1/132)



Memang, lantaran pelakunya merasa tidak bersalah, maka otomatis ia merasa tidak perlu untuk bertaubat darinya. Bahkan justru sebaliknya, ia akan tetap melaksanakan amalan tersebut terus menerus, berangkat dari keyakinannya akan kebenaran amalan tersebut.

Dan satu hal yang perlu kita ingat, bahwa semakin seseorang itu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amalan yang bi'dah tersebut, maka Allah ta'ala akan semakin jauh darinya. Hal ini dituturkan oleh seorang ulama salaf yang bernama Ayyuub As­-Sikhtiyani rahimahullah beliau berkata:

مَاازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةْ اجْتِهَادًا إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْداً


"Tidaklah seseorang yang melakukan bid'ah semakin bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kebid'ahannya melainkan ia akan semakin jauh dari Allah. "(AI-Amru bi'I-Ittiba' wa'n-Nahyu 'ani'I-Ibtida', Imam As-Suyuthi : 66)



Walhasil, bid'ah dengan semua macamnya adalah fitnah syubhat yang harus kita hindari agar ibadah kita kepada Allah ta'ala benar-benar murni dan bersih dari noda-noda yang mengotorinya, karena semua jenis bid’ah dalam dien adalah sesat meskipun menurut pandangan kita adalah baik.

Dalam hal ini Abdullah bin Umar radiallahu 'anhu berkata:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً (المدخل إلى السنن الكبري للبيهقي رقم 191 )


"Setiap bid'ah itu adalah sesat, sekalipun orang-orang memandangnya hal itu tampaknya baik." (Al-Madkhal ila's­Sunani'l-Kubra, Imam Baihaqi, No 191)


www.info-iman.blogspot.com

Status Adik Dari Saudara Sepersusuan

Tanya:
Bagaimana status adik perempuan yang kakaknya sepersusuan dengan ana, apakah haram dinikahi? (081394200XXX)

Jawab:
Jika kita memiliki saudara sepersusuan maka adik perempuan dari saudara sepersusuan kita hukumnya sama dengan adik kandung kita yakni ia termasuk wanita yang haram untuk dinikahi selamanya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam :

يَحْرُمُ مِنْ الرَّضَاعَةِ مَا يَحْرُمُ مِنْ النَّسَبِ


"Kemahraman karena sepersusuan itu seperti kemahraman karena nasab (hubungan darah/ keturunan)." (HR. Muslim No 2621)


Dalam riwayat lain disebutkan:


إِنَّ الرَّضَاعَةَ تُحَرِّمُ مَا يَحْرُمُ مِنْ الْوِلَادَةِ



"Sesungguhnya persusuan itu menjadikan mahram seperti mahram yang disebabkan karena kelahiran (hubungan darah)." (HR. Bukhari No 2452)
Wallahu A'lam Bish Showab.
www.info-iman.blogspot.com

Cara Menjelaskan Niat Sholat Kepada Anak-anak

Tanya:
Bagaimana cara menjelaskan tentang niat sholat kepada anak-anak yang sudah terbiasa dengan ushalli? (085279822XXX)

Jawab:
Cara yang paling mudah untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang niat sholat yang merupakan amalan hati dan tidak perlu dilafadzkan dengan lisan dengan menyebut ushalli dan seterusnya adalah dengan mengkiaskan niat akan sholat dengan niat jika kita akan melakukan suatu perbuatan tertentu, misalnya jika kita ingin makan, bukankah jika kita ingin makan kita tidak perlu melafadzkan niat dengan mengatakan aku niat makan siang dengan sepiring nasi ditambah dengan sayur bayam dan tempe goreng dan seterusnya. Maka sebagaimana jika kita akan makan siang pasti sudah kita niati sebelumnya meskipun kita tidak melafadzkannya, demikian pula jika kita ingin sholat, kitapun tidak perlu melafadzkannya dengan lisan, cukup keinginan hati kita untuk mengerjakan sholat itu dikatakan kita telah berniat untuk sholat.
Kemudian kita sampaikan kepada mereka bahwa dalam beribadah, seperti mengerjakan sholat kita harus mengikuti tata cara beribadahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, kita tidak boleh membuat tata cara beribadah sendiri, baik dengan menambahi atau mengurangi bentuk ibadah tersebut. Kalau perlu bacakan kepada mereka hadits-hadits yang memerintahkan agar kita meniru cara sholatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan hadits-hadits yang melarang kita membuat tata cara beribadah yang baru. Dan samapaikan juga bahwa melafadzkan niat dengan mengucapkan ushalli… dst termasuk amalan yang tidak dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Wallahu A'lam Bish Showab.
www.info-iman.blogspot.com

Perihal Ta'wil Mimpi

Tanya :
Bagaimana dengan ta'wil mimpi? (Zainal, Kemiling)

Jawab:
Perlu diketahui bahwa mimpi yang hampir dapat dipastikan bahwa semua orang pasti pernah bahkan mungkin sering mengalaminya, memiliki sumber yang bermacam-macam, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dalam haditsnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ




"Dari Abu Hurairah radiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasalam beliau bersabda: "Apabila masa telah semakin dekat (dengan hari Kiamat) mimpi seorang muslim hampir-hampir tidak dusta (meleset). Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya. Mimpi seorang muslim adalah salah satu bagian dari empat puluh lima bagian kenabian. Dan mimpi itu ada tiga macam: mimpi yang baik, merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan (buruk) itu dari setan dan mimpi yang bersumber dari bisikan jiwa seseorang." (HR. Muslim No 2263)

Dengan demikian mimpi itu ada yang benar dan ada yang tidak benar. Yang pasti mimpi tidak dapat dijadikan landasan, dalil atau hujjah dalam menetapkan syariat dan dalam beribadah kepada Allah ta'ala .

Adapun orang-orang sufi dan tarekat yang menjadikan mimpi sebagai hujjah dan dalil, mereka telah menyimpang dari manhaj aqidah ahli sunnah wal jamaah yang benar yang disepakati oleh para salafus shalih.

Sedangkan tentang ta'wil mimpi, tidak ada ilmu khusus yang mempelajari tentang hal ini. Namun jika kita kembalikan pada hadits di atas, Rasulullah r telah mengisyaratkan bahwa "Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya." Artinya mimpi orang yang benar dan tulus ucapannya bisa jadi dapat menjadi sebuah kenyataan. Sehingga kalau mimpinya baik maka mudah-mudahan mimpi itu akan membawa kebaikan juga. Sedangkan kalau mimpinya buruk maka hendaknya segera mohon perlindungan kepada Allah ta'ala agar hal itu tidak menjadi sebuah kenyataan.

Namun yang paling harus di perhatikan adalah tatkala kita akan tidur hendaknya kita mengikuti pola dan cara serta ada tidurnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam yaitu dengan berwudlu sebelum tidur, berdoa sebelum tidur membaca surat al Falaq dan An Naas, membaca ayat kursi, membaca tasbih, tahmid clan takbir serta tahlil. Lalu memiringkan tubuhnya ke sebelah kanan serta meletakkan tangan kanan di bawah pipinya. Mudah mudahan dengan kita melakukan hal ini jika kita bermimpi, mimpi kita akan membawa kebaikan. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab.
www.info-iman.blogspot.com

Makna Sifat Dzatiyah Dan Sifat Fi'liyah Allah ta’ala

Tanya :

Apa yang dimaksud dengan sifat dzatiyah dan sifat fi'liyah Allah ta'ala ?

Jawab :

Yang dimaksud dengan sifat dzatiyah Allah ta'ala adalah sifat-sifat yang selalu dilazimi dan menyatu dengan Allah ta'ala dan tidak terpisah dari-Nya, seperti ilmu, mendengar, melihat dan lain-lain, demikian pula sifat-sifat yang berkaitan dengan fisik Allah ta'ala , seperti Allah mempunyai tangan, kaki, wajah dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan sifat fi'liyah Allah ta'ala adalah sifat-sifat yang berkenaan dengan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki Allah ta'ala, jika Dia menghendakinya Ia melakukannya dan jika Dia tidak menghendaki-Nya maka Ia akan meninggalkannya, seperti bersemayam di atas Arsy, turun ke langit dunia dan lain-lain. (Lihat Al Qawaidul Mutsla, Syeikh Muhammad bin Shalih Utsaimin : 63 dan Muqarrar Tauhid, Syeikh Shalih Fauzan : 87)
www.info-iman.blogspot.com

Pengertian Bid'ah Dalam Aqidah Dan Bid'ah Dalam Ibadah

Tanya:
Apakah yang disebut dengan bid'ah dalam aqidah dan bid'ah amaliah (dalam ibadah)?

Jawab:
Secara bahasa bid'ah adalah segala sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya sebelumnya.

Sedangkan secara istilah bid'ah adalah segala tata cara yang baru dalam beribadah kepada Allah ta’ala yang menyimpang dari yang dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bid'ah dalam urusan Dien dibagi menjadi dua yaitu bid'ah dalam aqidah dan bid'ah dalam amaliyah atau ibadah. (Lihat Kitabut Tauhid, Syeikh Shalih Fauzan : 81)
Bid'ah dalam aqidah artinya adalah keyakinan-keyakinan yang menyimpang yang berbeda dengan keyakinan yang di yakini oleh Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam dan para sahabatnya.

Bid'ah dalam aqidah yang paling berbahaya adalah kesyirikan.

Memang, nampaknya secara langsung kita tidak mendapatkan ada seorang muslim yang nyata-nyata menyembah berhala, sujud kepada patung, atau menyembah pohon dan batu besar yang dianggap keramat. Namun ada beberapa fenomena yang secara sekilas tampaknya tidak menyimpang, akan tetapi pada hakekatnya hal itu hukumnya sama seperti menyembah patung, dalam arti termasuk perbuatan syirik, seperti mengakui adanya kekuatan lain selain Allah ta'ala , mengganti bukum Allah ta'ala dengan hukum buatan manusia, memasang sesaji, jimat dan mempercayai seseorang yang mengaku memiliki ilmu ghaib serta mengkultuskan para hamba­-hamba Allah yang shalih. Semua ini mengakibatkan rusaknya tauhid dan aqidah kita lantaran syubhat-syubhat tersebut.

Sisi lain yang termasuk dalam bid'ah dibidang aqidah adalah menjamurnya aliran-aliran keagamaan yang menyimpang dari aqidah yang benar, seperti Mu'tazilah, Khawarij, Syiah, Qadariyah, Jabariyah, Jahmiyah dan aliran-aliran menyimpang lainnya. Masing-masing aliran keagamaan ini memandang bahwa aliran dan kelompok merekalah yang paling benar, sementara kelompok selain mereka adalah kelompok sesat. Dan untuk membenarkan ajaran mereka, merekapun mengadopsi dalil-dalil dari Al-Qur'an As-sunnah dan mencocokkannya dengan pemikiran dan hawa nafsu mereka, yang sesuai dengan hawa nafsu mereka mereka ambil, sementara yang bertentangan dengan hawa nafsu mereka mereka campakkan dan mereka singkirkan jauh-jauh.

Inilah diantara bid'ah-bid'ah yang berbahaya dibidang aqidah, dan tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang mengikuti aliran­aliran tersebut berarti mereka telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar, ajaran yang dipahami dan diamalkan oleh Nabi shallalahu 'alaihi wasalam; para sahabat beliau, para tabiin, tabiit-tabiin dan para imam yang terpercaya.

Diantara bid'ah-bid'ah yang dilontarkan dan dipropagandakan oleh firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang menyimpang tersebut adalah sebagai berikut:

Mu'tazilah, mereka terlalu mendewakan akal, tidak mengakui adanya sifat-sifat Allah, menta'wilkan ayat ayat tentang sifat Allah ta'ala dan berpendapat bahwa Al-Qur'an itu makhluk.

Syi'ah, mereka mengkafirkan sebagian besar sahabat termasuk Abu Bakar, Umar, Utsman, Abu Hurairah dan sahabat-sahabat besar lainnya, meyakini bahwa Al-Qur'an yang dimiliki mereka berbeda dengan Al-Qur'an yang dimiliki oleh orang-orang Sunni pada umumnya, membolehkan nikah mut'ah (kawin kontrak) dan masih banyak lagi ajaran-ajaran mereka yang menyimpang.

Khawarij, mereka mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar dan membolehkan keluar dari Imam jamaah kaum muslimin.
Qadariyah, mereka menyatakan bahwa manusia adalah pencipta seluruh apa yang diperbuatnya, sedikitpun mereka tidak mengakui adanya campur tangan Allah dalam apa-apa yang dilakukan manusia.
- Jabariyah, mereka berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kehendak sedikitpun, menurut mereka manusia itu ibarat robot yang gerak-geriknya dikendalikan Allah .

Jahmiyah, mereka tidak mengakui keberadaan nama-nama dan sifat-sifat Allah ta'ala.

Demikianlah beberapa contoh bid'ah dalam bidang Aqidah.
Dan agar kita selamat dari fitnah ini, maka marilah kita berpegang teguh kepada aqidah yang benar, aqidah yang diyakini oleh Rasululllah shallahu 'alaihi wasalam , para sahabat beliau, para tabi'in dan tabiit tabiin serta para imam-imam yang terpercaya. Dalam hal ini Allah ta'ala telah berfirman:


قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاوَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَآأَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ {108}

"Katakanlah: Inilah jalan (dien)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirah. Maha Suci Allah dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik." (Surat Yusuf : 108)

Kata-kata: "Bashirah" menurut Imam Thabari dalam tafsirnya berarti "Keyakinan dan ilmu" (Lihat Tafsir Thabari 7/315)

Dan seorang sahabat yang mulia Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata:

إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُمْ يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كِتَابِ اللهِ وَقَدْ نَبَذُوْهُ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ بِالْعَلْمِ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَالتَّنَطّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّعَمُّقَ وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ



"Sesungguhnya kalian akan mendapati sejumlah kaum yang mengklaim bahwa mereka menyeru kalian kepada Kitabullah, padahal mereka mencampakkannya dibelakang punggung mereka. Maka hendaklah kalian berilmu dan jauhilah oleh kalian perbuatan bid'ah, janganlah kalian berlebih-lebihan dan jangan kelewatan dan hendaklah kalian berpegang teguh kepada pendapat orang orang terdahulu (yakni kaum salafus shalih)" (Syarh Ushuli'I-I'tiqad, Imam AI-Lalika'iy)
Adapun bid'ah yang kedua adalah bid'ah dalam bidang ibadah.
Bid'ah ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan bentuk bid'ah yang pertama, karena bid'ah ini juga akan menjerumuskan pelakunya ke jurang kesesatan.

Pengertian bid'ah dalam bidang ibadah adalah melakukan bentuk-bentuk ibadah tertentu yang sebenarnya tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menyatakan bahwa hal itu adalah sunnah.

Orang yang terjebak dalam kubangan fitnah ini atau dengan kata lain orang yang melaksanakan bid'ah amaliah ini berada pada posisi yang sangat berbahaya, karena lantaran syubhat yang ada padanya, ia tidak merasa bersalah atas apa-apa yang ia lakukan, sehingga tidak mungkin ia bertaubat darinya, padahal apa yang dilakukannya itu bertentangan dengan sunnah Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam, dan tidak ada tuntunannya dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam .

Oleh karenanya, fitnah syubhat dalam bentuk ini lebih disukai oleh Iblis daripada perbuatan maksiat yang dilakukan oleh seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh Sufyan Ats-Tsaury Rahimahullah:

الْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ الْمَعْصِيَةِ , الْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَيُتَابُ مِنْهَا



"Perbuatan bid'ah itu lebih disukai iblis dari pada perbuatan maksiat, karena orang yang melakukan maksiat akan bertaubat dari kemaksiatannya sementara orang yang melakukan bid'ah tidak akan bertaubat dari kebid'ahannya." (Syarh ushuli'I-I'tiqad, Al-Lalika'iy 1/132)

Memang, lantaran pelakunya merasa tidak bersalah, maka otomatis ia merasa tidak perlu untuk bertaubat darinya. Bahkan justru sebaliknya, ia akan tetap melaksanakan amalan tersebut terus menerus, berangkat dari keyakinannya akan kebenaran amalan tersebut.

Dan satu hal yang perlu kita ingat, bahwa semakin seseorang itu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amalan yang bi'dah tersebut, maka Allah ta'ala akan semakin jauh darinya. Hal ini dituturkan oleh seorang ulama salaf yang bernama Ayyuub As­-Sikhtiyani rahimahullah beliau berkata:




مَاازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةْ اجْتِهَادًا إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْداً

"Tidaklah seseorang yang melakukan bid'ah semakin bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kebid'ahannya melainkan ia akan semakin jauh dari Allah. "(AI-Amru bi'I-Ittiba' wa'n-Nahyu 'ani'I-Ibtida', Imam As-Suyuthi : 66)

Walhasil, bid'ah dengan semua macamnya adalah fitnah syubhat yang harus kita hindari agar ibadah kita kepada Allah ta'ala benar-benar murni dan bersih dari noda-noda yang mengotorinya, karena semua jenis bid’ah dalam dien adalah sesat meskipun menurut pandangan kita adalah baik.

Dalam hal ini Abdullah bin Umar radiallahu 'anhu berkata:


كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً (المدخل إلى السنن الكبري للبيهقي رقم 191 )

"Setiap bid'ah itu adalah sesat, sekalipun orang-orang memandangnya hal itu tampaknya baik." (Al-Madkhal ila's­Sunani'l-Kubra, Imam Baihaqi, No 191)


www.info-iman.blogspot.com

Hukum Sutrah Dalam Sholat

Tanya:
Apakah hukum sutrah dalam shalat, wajib ataukah sunnah?

Jawab:
Dalam kitab Majmu' Fatawa karya Syeikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin Rahimahullah beliau mengatakan bahwa hukum sutrah adalah sunnah muakkadah (Sunnah yang ditekankan) demikian pula pendapat Syeih bin Bazz ( Tuhfatul Ikhwan : 107).
Adapun dalilnya adalah sabda Rasulullah r :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى سُتْرَةٍ فَلْيَدْنُ مِنْهَا



"Apabila salah seorang diantara kalian akan sholat maka hendaklah ia sholat menghadap sutrah (pembatas) dan mendekatlah ia kepadanya. " (HR. Abu Daud No 598)

Dan Rasulullah r pernah sholat di Mina dengan tidak menghadap dinding pembatas seperti yang terdapat dalam Shahih Bukhari No 74. Ini menunjukkan bahwa menggunakan sutrah dalam sholat itu hukumnya sunnah, karena andaikata itu wajib niscaya Rasulullah r tidak akan meninggalkannya.

Dan jarak antara orang yang sholat dengan sutrah yang ada dihadapannya adalah tiga hasta sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bilal t bahwa ketika Nabi r masuk ka' bah beliau sholat didalamnya dan jarak antara beliau dengan dinding ka'bah tiga hasta. (HR Ahmad dan Nasai)
(Lihat Fatwa Lajnah Daimah 7/78)

Adapun ukuran sutrah ini setinggi satu hasta sebagaimana ditegaskan oleh 'Atha, Qatadah dan Tsauri (Mushannaf Abdurrazaq 2/9-15 dan Shahih Ibnu Khuzaimah : 807), namun bisa berupa dinding, tiang masjid, tongkat, atau paling tidak dengan membuat garis dihadapan orang yang sholat, sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَنْصِبْ عَصًا فَإِنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ عَصًا فَلْيَخْطُطْ خَطًّا ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ أَمَامَهُ
'Jika salah seorang akan sholat maka hendaklah ia menjadikan sesuatu (sebagai sutrah) dihadapannya, kalau tidak ada hendaklah ia menancapkan tongkat, kalau la tidak punya tongkat hendaklah. ia membuat garis, kemudian tidak akan membahayakana apapun yang lewat dihadapannya." (HR. Abu Daud No 591 dan Ahmad 2/249)
Hadits ini dinilai shahih oleh Imam Ahmad Rahimahullah dan dinilai hasan oleh Ibnu Hajar AI-Asqalani Rahimahullah dalam Bulughul Maram, demikian pula menurut Syeikh bin Bazz dan Syeikh Utsaimin.
Dan menurut Syaikh Abdullah bin Abdurrahman A1 Jibrin, kalau dimasjid kita cukup menjadikan karpet atau ujung sajadah sebagai sutrah (Al-Lu'lu Al-Makin hal : 90)
www.info-iman.blogspot.com

Sholat Tahiyyatul Masjid

Tanya:
Apakah kalau kita shalat di rumah atau ditempat lainya kita juga dianjurkan melakukan shalat tahiyyatul masjid? (Abdullah)

Jawab:
Kalau kita shalat di rumah atau ditempat lainnya maka kita tidak ada shalat tahiyyatul masjid, karena shalat tahiyyatul masjid sesuai dengan namanya adalah sholat yang dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap masjid, teknis pelaksanaannya tatkala kita masuk masjid maka sebelum kita duduk kita sholat dua rakaat terlebih dahulu, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah r :

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ

"Jika salah seorang diantara kalian masuk masjid maka hendaklah sholat dua rakaat sebelum ia duduk. " (HR. Bukhari No 425)
www.info-iman.blogspot.com

Najis Kencing Bayi

Tanya:
Kapan anak kecil kencingnya mulai najis? (Abdullah, Kemiling)

Jawab:
Secara umum kencing manusia itu najis, baik itu kencing bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Yang membedakan adalah tingkat kenajisannya. Kalau kencing bayi yang hanya meminum ASI saja tidak ada tambahan yang lain maka najisnya tergolong najis ringan, cara membersihkannya cukup dipercikkan air kepada tempat atau barang yang terkena najis jika bayinya laki-laki dan disiram dengan air jika bayinya perempuan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah r :

يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ

"(Membersihkan) kencing bayi perempuan dengan di cuci dan kencing bayi laki-laki dengan dipercikkan air diatasnya. "(HR. Nasa'i No 302)

Kalau kencing bayi yang sudah memakan makan tambahan selain ASI maka cara membersihkannya sama seperti membersihkan kencing orang dewasa yaitu dengan dicuci sampai bersih dengan menggunakan air.
www.info-iman.blogspot.com

Rabu, 30 Juli 2008

Penjajagan Kerjasama dengan Radar Lampung

Dalam upaya memperluas cakupan dakwah Islam, saat ini salah seorang ustadz pengasuh tetap Dialog Imani, yaitu Ust. Agus Supriadi, Lc sedang menjajagi untuk bisa bekerja sama dengan Harian Umum Radar Lampung.

"Program tersebut saat ini masih dalam tahap penjajagan. Mudah-mudahan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, kerjasama ini dapat segera terwujud," jelas Ust. Agus Supriadi, Lc yang juga Staff pengajar di Pondok Pesantren Islam Ulul Albab Lampung itu kepada admin web Dialog Imani.

Kita doakan, semoga kerjasama ini dapat segera terwujud. Amin.
www.info-iman.blogspot.com

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina