Hikmah Musibah dan Bencana Dalam Kehidupan
Dunia sekarang sedang berduka. dengan adanya berbagai macam musibah yang menimpa beberapa negara. salah satunya gempa, tsunami dan krisis nuklir yang melanda jepang.di sisi lain negara-negara arab sedang krisis politik dan ekonomi akibat peperangan. di negara kita sendiri indonesia tidak putus-putusnya di timpa musibah yang berkepanjangan. semua kembali pada diri kita masing-masing apa yang telah kita perbuat selama di dunia ini??? sehingga banyak terjadi bencana di dunia ini??.
Dari tinjauan islam,musibah apapun yang berupa bencana alam atau akibat kelalaian manusia, segala yang terjadi telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Berat mata memandang,memang tak seberat bahu memikul. Suka atau tidak kehidupan harus terus berjalan. Oleh sebab itu pastilah ada hikmah yang dapat diambil dari berbagai kejadian yang menimpa, karena Allah yang Maha Adil dan Penyayang pasti tidak akan berbuat aniaya.
Ibnu Qayyim berkata:
“Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusanNya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan ini pun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini.”
Diantara beberapa hikmah yang bisa saya kutip diantaranya:
a. Sabar dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang ditakdirkan Allah pada kita.
Seringkali manusia selalu mengeluh dan tidak sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikan Allah SWT padanya. mereka kebanyakan berputus asa dan bahkan sampai ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak berguna lagi hidup tanpa orang yang di kasihinya atau karena semua yang dimilikinya telah musnah.
Allah berfirman:“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya semua berasal dr Allah dan akan kembali kpd_NYa). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-Baqarah:155-157).
Oleh karenanya Allah berfirman, ''Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan mengujimu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian.'' (QS Muhamad [47]:31).
Allah berfirman:"orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar".(QS huud [11]:11).
"jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu (QS Al Baqoroh [2]:45)"
''Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.'' (QS Az-Zumar [39]:10).
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al Anfal [8]: 46) dan
"Allah menyukai orang-orang yang sabar". (QS Ali Imron [3]:146).
b. Menghapuskan dosa dan kesalahan.
banyak dari manusia yang hidup di dunia ini yang tidak sadar bahwa semua yang dilakukannya seringkali menghasilkan dosa, dan dosa itu yang menyebabkan adzab Allah datang bertub-tubi. namun tanpa kita sadari bencana itu ternyata dapat enghapuskan kita dari segala dosa yang kita perbuat apabila kita menerimanya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Allah berfirman:“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.Asy-Syura:30)
Dari Sahabat Abu Hurairah dan Abu Sa’id radiallahuanhu : Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya. (HR. Bukhari)
c. Cobaan, akan mengangkat derajat orang-orang shalih dan meningkatkan pahala mereka.
Dan tidaklah seorang mukmin diuji oleh Allah swt kecuali sesuai dengan kadar keimanan yang dimilikinya, semakin tinggi keimanan seseorang maka akan semakin banyak ujian yang akan diterimanya, semakin banyak ujian maka semakin tinggi derajatnya di sisi Allah swt.
Saad bin Abi Waqqash mengungkapkan: “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasululloh! Siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berurut menurut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringkankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun.” (HR. Al-Bukhari)
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu,melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya” (HR.Muslim)
d. Jalan menuju syurga.
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu, semua urusannya adalah kebaikan,dan hal itu tidak mungkin terjadi kecuali pada seorang mukmin, jika iamendapatkan kenikmatan ia bersyukur, maka itulah yang terbaik untuknya,dan jika ia tertimpa kesusahan ia bersabar, maka itulah yang terbaik untuknya.” HR. Muslim (4/1815) (2999)
Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan untuk masuk Surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan.
Dari Abu Hurairah,Rasulullah SAW bersabda:
“Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan Neraka itu dikelilingi dengan berbagai macam syahwat.” (HR. Bukhari – Muslim)
Allah berfirman dalam sebuah hadist qudsi:“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas di sisiKu bagi hambaKu yang beriman, jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian dia bersabar atas kehilangan orang kesayanagnnya itu, melainkan Surga.” (HR. Bukhari)
e. Membawa keselamatan dari api neraka
Dengan adanya musibah di harapkan orang akan lebih banyak termenung dan memperbanyak amal sholeh, di tingkatkan ibadahnya, taubat dr segala macam perbuata buruk yang pernaha di lakukannya. sehingga menghindarkan mereka dari adzab api neraka.
“Janganlah kamu mencacimaki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi” (HR. Muslim)
f. Mengembalikan hamba kepada Rabb-nya dan mengingat kelalaiannya.
Allâh Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allâh Ta’ala mencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.[10]Inilah makna sabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam : “Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”[11]
Allah berfirman:“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami timpa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri.” (QS.Al-An’am : 42)
g. Mengingat segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita
Seorang penyair berkata: Seseorang tidak mengenali tanda-tanda sehat selagi dia belum tertimpa sakit. banyak di antara kita kita yang kurang bersyukur kepada Allah atas nikmat yg di berikanNya pada kita. sehiingga kita lalai, sombong mengannggap semua yg kita miliki adalah dr hasil jerih payah kita sendiri, selalu melihat keatas dan lupa padaNya. dengan adanya musibah, barulah manusia sadar akan nikmat yg telah diberikan Allah padanya.
h. Mengingat keadaan saudara-saudaramu yang ditimpa musibah.
Persaudaraan rasanya lenyap begitu saja tatkala manusia di hadapkan pada strata sosial yang berbeda-beda. bahkan diantara mereka saling bermusuhan, mengejek,menghina satu sama lain. yg kaya merasa punya segalanya sedangkan yang miskin semakin terhina dengan ketidak berdayaannya.Maka diantara hikmah Allah, Dia menimpakan cobaan berupa penyakit dan penderitaan kepada orang mukmin pada waktu-waktu tertentu, agar dia mengingat saudara-saudaranya yang ditimpa kesulitan, sehingga tergugah untuk membantunya.
i. Mensucikan hati.
Allâh Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allâh Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allâh Ta’ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam : ”Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.”
Ibnu Qayyim radiallahuanhu berkata:“Hati dan ruh bisa mengambil manfaat dari penderitaan dan penyakit yang merupakan urusan yang tidak bisa dirasakan kecuali jika di dalamnya ada kehidupan. Kebersihan hati dan ruh tergantung kepada penderitaan badan dan kesulitannya.” (Tuhfatul Mariidh hal 25)
j. Cobaan dan ujian merupakan nikmat.
Karena hikmah dari berbagai cobaan,orang – orang shalih justru gembira sekiranya mendapat cobaan spt telah mendapat kesenangan. RAsullullah SAW menyebutkan bahwa para Nabi telah ditimpa cobaan berupa penyakit, kemiskinan dan yang lainnya kemudian beliau bersabda:“…Dan sesungguhnya salah seorang diantara mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang merasa gembira karena telah mendapatkan kelapangan.” (HR. Ibnu Majah)
www.info-iman.blogspot.com