“Ya,” jawab Isa.
“Kalau begitu, coba engkau terjun dari atas gunung ini. Kalau Allah menakdirkan selamat, pasti engkau akan selamat.” Ujar si Iblis.
Dengan tenang, Isa menjawab, “Hai makhluk laknat! Sesungguhnya Allah itu berhak menguji para hamba-Nya, tapi seorang hamba,m tidak punya hak untuk menguji Allh!” [1]
2. Ada seorang lelaki datang menjumpai Muawiyyah. Kebetulan, ia bertemu pertama kali dengan penjaga pintu gerbang kediaman beliau.
“Tolong beritahukan kepada Muawiyyah, saudaranya datang.” Ujarnya.
Saat mendapatkan pesan itu, Muawiyyah terheran-heran, “Rasanya aku tidak kenal. Tapi biarkan dia masuk.” perintah beliau. Orang itupun masuk.
Saat tiba di hadapan beliau, beliau bertanya, “Engkau saudaraku dari pihak mana?” tanya beliau.
“Dari Adam dan Hawa,” jawab orang itu santai.
“Tolong berikan satu dirham kepada orang ini.” perintah beliau
“Hai, kenapa engkau cuma memberi satu dirham kepada saudara seayah dan seibumu?” tanya orang itu dengan kesal.
Muawiyyah menjawab dengan santai, “Kalau setiap saudaraku dari Adam dan Hawa harus kuberi uang, pasti satu dirham itupun tidak akan sampai ke tanganmu!” [2]
3. Suatu hari, khalifah al-Makmun bertanya kepada Abdullah, “Mana yang lebih nyaman, tempatku ini, atau rumahmu?”
Abdullah menjawab, “jelas rumahku. Kalau di rumah, aku menjadi raja, tapi disini aku menjadi budak.” Kontan , khalifah pun tertawa. [3]
4. Jarir meriwayatkan,” Suatu hari Al A’masy duduk di pojok majelis. Sementara kami duduk di bagian pojok lain. Di Dekat tempat itu, ada air hujan menggenang membentuk sebuah danau kecil. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang mengenakan mantel hitam . Saat melihat al A’masy, ia memandang rendah, karena pakaian beliau yang sederhana.
“Heh bangun, cepat bantu aku menyebrangi danau ini.” Ia membangunkan al A’masy dan menarik tangannya dengan kasar. Lalu ia memaksa beliau menggendongnya. Konyolnya, sambil menikmati gendongan si Ulama tadi, laki-laki itu membaca ayat berikut:
“Maha Suci Dia yang telah menunddukan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya..” [az-Zukhruf: 13]
Saat tiba di tengah danau, al A’masy melemparkan lelaki itu ke dalam air, sambil membaca ayat berikut:
“Dan berdo’alah, “Ya Rabbku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat..” [al Mukminun: 29]
Beliau keluar dari danau itu, dan membiarkan si lelaki konyol berendam di air danau. [4]
5. Isa bin Amru mengisahkan, ada seorang lelaki badui pergi ke negeri Bahrain. Ia mengumpulkan masyarakat Yahudi di negeri itu. Lalu itu bertanya, “Bagaimana pendapat kalian tentang Isa bin Maryam?”
“Kami memang membunuh dan menyalibnya!” tegas mereka, untuk mempertahankan pendapat nenek monyang mereka.
“Tidak masalah, tapi apakah kalian sudah membayarkan diyatnya? [5] tanyanya.
“Belum,” jawab masyarakat Yahudi itu.
“Kalau begitu,jangan pergi dari sini sebelum kalian membayarkan diyat itu kepadaku.” Akhirnya, merekapun baru keluar setelah semuanya membayar diyat tersebut..”!! [6]
6. Ada seorang pria beragama Nasrani yang kerapdatang mengunjungi Imam adh-Dhahhaq bin Muzaahim. Suatu hari Imam adh-Dhahhaq bertanya:
“Kenapa engkau tidak juga masuk Islam?”
“Karena aku masih suka menenggak minuman keras, dan tidak tahan hidup tanpa minuman itu.” Jawabnya.
“Kalau begitu masuk Islam saja dan silahkan tetap menenggak minuman keras kesukaanmu itu.” Ujar adh-Dhahhaq yakin.
akhirnya lelaki itu pun masuk Islam. Saat ia sudah masuk Islam, imam adh-Dhahhaq berkata kepadanya:
“Nah, sekarang kamu sudah masuk Islam. Kalau kamu masih juga menenggak minuman keras, kami akan menghukummu dengan cambukan.. Kalau kamu murtad (keluar) dari Islam, kami akan membunuhmu!!!
Lelaki itu pun terbengong-bengong mendengarnya…… [7]
Sumber: Disalin ulang dari buku “Humor Salafi” karya al Ustadz Abu Umar Basyir -hafizhahullah-
Kunjungi toko buku terdekat anda..dengan harga 14 ribu, anda bisa menikmati canda2 para Nabi dan Rasul, para Sahabat, para Ulama, Qadhi, orang2 badui, orang2 awwam dll ^_^
“Jika harus tersenyum, tersenyumlah dengan bijak..
Jika harus tertawa, tertawalah dengan bijak”
Note:[1] Lihat kitab al-Adzkiyaa hal.11
[2] Kitab al-Adzkiyaa hal.20-21
[3] Kitab al-Adzkiyaa hal.46
[4] Kitab al-Adzkiyaa hal.64
[5] Diyat adalah uang ganti rugi karena telah membunuh orang, sebagai ganti rugi dari qisshas. Kaum Yahudi mengakui adanya hukum tersebut dalam agama mereka
[6] Kitab al-Adzkiyaa hal.75
[7] Kitab al-Adzkiyaa hal.82
www.info-iman.blogspot.com