Selasa, 14 Juli 2009

Indahnya Kejujuran

“Pokoknya kita mesti cerai hari ini,” tukas sang istri kepada suaminya. “Kembalikan uang saya, saya tidak rela dengan barang cacat seperti ini,” sahut pembeli kepada penjual.
“Tok..tok..tok..” suara palu diketuk, hakim memutuskan bahwa si fulan bin fulan tersangka kasus pendinginan uang… Itulah gambaran seabreg kasus yang sering dijumpaidi negri kita ini, disebabkan karena ketidakjujuran dalam mengemban amanah, bagaimanakah Islam menilai kejujuran..!
Sejatinya seorang muslim adalah pengemban risalah dalam kehidupan. Oleh karenanya hendaklah bermuamalah dengan akhlaq yang mulia nan tinggi, dengannya niscaya jelaslah kemuliaan seorang muslim dari yang lainnya.
Di antara akhlaq mulia yang semestinya menghiasi seorang muslim, namun kerap ditinggalkan, padahal dengannyalah seseorang merasakan hakikat cinta, dengan nya pula terbangun persahabatan yang sejati nan diridhoi adalah kejujuran, jujur dalam berkata dan beramal. Kejujuran itu pulalah yang akan menghantarkankan kepada kehidupan harmonis yang berakhir di jannatullah.
Namun begitulah manusia, terkadang amalnya tidak sejalan dengan fitrah yang salimah (lurus)., Dasyatnya ketidakjujuran saat ini justru sangat diinginkan sampai-sampai manusia di dunia ini membutuhkan satu hari untuk menghalalkan kebohongan. Ya!.. tanggal 01 April dunia mengenalnya dengan [April Fools Day] yang di Indonesia akrab dikenal dengan April Mop [hari penghalalan berbohong] innalillahi wainna ilaihi rajiun! Inilah salah satu bentuk pembatalan syari’at yang sejalan dengan fitrah, sungguh agama Islam yang hanif ini memerintahkan hambanya untuk jujur, dan meninggalkan bohong.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu bersama orang yang benar [jujur]” (QS. at-Taubah:119), Dalam ayat yang lain, “Agar Allah memberikan balasan kepada yang jujur karena kejujurannya dan mengazab orang munafiq jika ia menghendakinya.” (QS. al-ahzab: 24)
Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Itu semua menunjukkan bahwasanya kejujuran adalah perkara yang mulia dan akan mendapat balasan dari Allah, oleh karenanya wajiblah bagi kita untuk jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu karena basa-basi atau berdebat”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran menghantarkan kepada kebaikan,dan sesungguhnya kebaikan menghantarkan kepada surga, dan apabila seseorang senantiasa berlaku jujur niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang yang jujur, dan janganlah kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menghantarkan kepada kejelekan, dan sesungguhnya kejelekan menghantarkan kepeda neraka, dan apabila seseorang senantiasa berlaku dusta niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih).

Hakekat Kejujuran

Syaikh al-utsaimin Ta’ala berkata, “Jujur adalah, selarasnya khabar dengan realita, baik berupa perkataan atau perbuatan.” Karenanya, apabila khabar (perkataan) selaras dengan kenyataan maka itulah kejujuran dengan llisan, dan apabila perbuatan badan selaras dengan hati maka itulah kejujuran dengan perbuatan.
Orang yang berbuat riya’, bukanlah orang yang jujur, karena dia menampakkan ketaatan tapi hatinya tidak demikian. Begitu juga orang munafiq, menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Sedangkan orang musyrik, juga bukan orang yang jujur karena menampakkan ketauhidan dan menyembunyikan peribadatan kepada selain Allah. Sementara itu ahli bid’ah pun bukan termasuk orang yang jujur, karena dia menampakkan keta’atan dan pengikutan kepada rasul akan tetapi dia menyelisihinya.
Maka, dari pemaparan di atas jelaslah akan kewajiban berlaku jujur dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam konteks sebagai hamba yang berhubungan dengan sang Khaliq, ataupun dalam konteks sebagaimana layaknya manusia dengan sesamanya, seperti jujur dalam memegang amanah kepemimpinan, dalam jual beli, berumah tangga, berpatner dalam bekerja, baik di instansi pemerintahan ataupun swasta, Bahkan lebih dari itu, dalam canda dan tawapun kita dituntut untuk jujur, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara kemudian berdusta agar manusia tertawa dengannya, maka celakalah kemudian celakalah.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh al-Albani).
Dengan kejujuran tersebut tertutuplah pintu kecurangan, penipuan, kecemburuan, prasangka buruk, bahkan KKN sekalipun.

Buah Kejujuran

Orang yang jujur akan mendapat pujian dari Rabb semesta alam, selamat dari sifat munafiq yang selalu berdusta apabila bicara, mendapatkan kepercayaan dari sesamanya, terbentuknya kehidupan yang tentram dan selamat yang tiada penyesalan, Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkanlah yang membuatmu ragu kepada yang tidak ragu. Sesungguhnya jujur itu ketenangan, dan bohong itu keragu-raguan” (HR. at-tirmizi)
Jujur dalam niat dan lisan akan menghantarkan seseorang ke derajat yang tinggi, yaitu derajat syuhada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa meminta kepada Allah mati syahid dengan penuh kejujuran, niscaya Allah menghantarkannya ke derajat syuhada, walaupun dia mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim).
Berikut ini salah satu contoh yang nyata tentang buah dari kejujuran; kita dapati dalam kitab tarikh, bahwasanya suatu hari sebagaimana biasanya Umar -Amirul Mu’minin- berjalan di malam hari mengontrol keadaan rakyatnya, hingga sampailah dia di dekat suatu rumah, tanpa disengaja beliau mendengar percakapan antara seorang ibu -penjual susu- dengan anak gadisnya, “Tuangkanlah air ke dalam susu ini,” tukas ibu kepada anak gadisnya. Maka sang gadis pun menjawab dengan penuh tatakrama, “Wahai ibu! bukankah Amirul Mu’minin melarang kita dari perbuatan ini?” Sang ibu pun lantas berkilah, “Bukankah tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatan ini? Apalagi Amirul Mu’minin!” Sang gadis pun berusaha meyakinkan sang ibu, “Wahai ibu!, kalaulah seandainya Amirul Mu’minin tidak mengetahui, bukankah Rabbnya Amirul mukminin mengetahui.” Lantas sang ibu pun terdiam. Maka Umar kaget dan bahagia, lantas ia bergegas menuju rumahnya dan menawarkan anaknya untuk menikahi gadis tersebut. Maka dinikahilah anak tersebut oleh ‘Ashim bin umar dan terlahirlah dari pasangan ini seorang anak perempuan yang kelak dinikahi oleh Abdul Malik bin Marwan, dan terlahirlah dari pasangan ini seorang alim yang disebut-sebut sebagai khalifah yang kelima sebagai buah dari kejujuran, dialah Amirul Mu’minin Umar bin Abdul aziz, khalifah yang alim, bertaqwa, zuhud dan adil.
(Wallohu a’lam bishshowwab)
Sumber:www.alsowah.or.id

www.info-iman.blogspot.com

Sabtu, 11 Juli 2009

Hukum Puasa Setiap Hari Berturut-turut

Tanya:
Apa hukum puasa setiap hari berturut-turut? (Ramli)

Jawab:
Puasa yang dilakukan oleh seseorang setiap hari berturut-turut disebut puasa dahr, puasa seperti ini hukumnya makruh. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah 2/144).

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam berikut ini :

لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ


"Tidaklah dikatakan berpuasa orang yang berpuasa sepanjang masa (terus-menerus)." (HR. Bukhari No 1977 dan Muslim No 186)



Dalam riwayat yang bersumber dari Abu Qatadah disebutkan:

قَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِمَنْ يَصُومُ الدَّهْرَ كُلَّهُ قَالَ لاَ صَامَ وَلاَ أَفْطَرَ


"Umar Berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa sepanjang masa? Beliau menjawab: "Ia tidak puasa dan tidak pula berbuka." (HR. Muslim No 2803).


Jika seseorang ingin memperbanyak puasa maka puasa yang paling baik adalah puasa Daud, sehari berpuasa dan sehari berbuka. Tidak ada puasa sunnah yang lebih baik dan utama dari puasa Daud. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Muslim berikut, dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu :


قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ ذَاكَ صَوْمُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ


"(Umar) berkata: Bagaimana dengan orang yang sehari berpuasa dan sehari berbuka?" Beliau (Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam) menjawab: "Itu adalah puasa Daud alaihissalam." (HR. Muslim No 2803).



Dalam riwayat lain disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ».


"Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan sholat yang paling disukai Allah adalah sholatnya Daud alaihissalam. Beliau tidur separuh malam dan bangun sepertiga malam dan tidur seperenam malam. Beliau sehari berpuasa dan sehari berbuka." (HR. Bukhari No 3420 dan Muslim No 2796)


www.info-iman.blogspot.com

Kamis, 09 Juli 2009

Nasihat Kita

Nasihat kita adalah kolom yang disediakan untuk para pembaca blog info-iman atau pembaca buletin info-iman. Bagi pembaca yang ingin ikut aktif di kolom ini silakan kirim sms ke 085228522035 dengan format: info-iman_"nasihat Anda" atau bisa kirim ke email buletininfo-iman@gmail.com


"Kecintaan yang dibangun bukan karena Alloh dapat menyeret pelakunya keluar dari kebenaran, demikian pula kebencian. Karenanya, ikatan cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Alloh dan benci karena Alloh". (dikirim oleh hamba Alloh: Hp 0828272834)

"Dunia adalah ladangnya akhirat dan masjid merupakan pasarnya akhirat, kalau ilmu teman di alam kubur maka taqwa adalah bekal yang paling mulia sedangkan akhlak adalah mahkota kemuliaan dan baik hati adalah pakaian yang paling iindah." (Suhirlikanta: 081329961514)

www.info-iman.blogspot.com

Membina Keluarga Penuh Bahagia

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".
(QS. Ar Rum: 21)


Rumah merupakan kebutuhan yang didambakan oleh setiap insan. Di sanalah tempat mereka bercengkrama bersama keluarga, melepas kepenatan dan permasalahan hidup, membina isteri dan anak-anak. Di sanalah tempat seseorang bersembunyi dari aib diri dan keluarga, menjaga diri dari panas dan hujan, menghindarkan keluarga dari mara bahaya. Dan disanalah tempat seseorang menumpahkan segala kebutuhan dan memperoleh kebahagiaan.

Hidup berkeluarga memang merupakan fitrah sosial manusia. Secara psikologis, kehidupan berkeluarga, baik bagi suami, isteri, anak-anak, cucu-cicit atau bahkan mertua merupakan pelabuhan perasaan, ; ketenteraman, kerinduan, keharuan, semangat dan pengorbanan,semuanya berlabuh di lembaga yang bernama keluarga. Sacara alamiah, ikatan kekeluargaan memiliki nilai kesucian. Karenanya, menikah merupakan fitrah pada setiap manusia. Bukan hanya sekedar untuk melangsungkan kehidupan dan mempunyai keturunan, tetapi juga untuk mencapai kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
Menikah tidak terlalu sulit, tetapi membangun keluarga bahagia bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang diinginkan. Gambar bangunan (maket) bisa didiskusikan dan diubah sesuai dengan konsep fikiran yang akan dituangkan dalam wujud bangunan itu.

Demikian juga membangun keluarga bahagia, terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga bahagia. Banyak kriteria yang disusun orang untuk menggambarkan sebuah keluarga yang bahagia, bergantung ketinggian budaya masing-masing orang, misalnya paling rendah orang mengukur kebahagiaan keluarga dengan tercukupinya sandang, pangan dan papan. Bagi orang yang pendidikannya tinggi atau tingkat sosialnya tinggi, maka konsep sandang bukan sekedar pakaian penutup badan, tetapi juga simbol dari suatu makna. Demikian juga pangan bukan sekedar kenyang atau standar gizi, tetapi ada “selera” non gizi yang menjadi konsepnya. Demikian seterusnya tempat tinggal (papan) , kendaraan, perabotan bahkan hiasan, kesemuanya itu bagi orang tertentu mempunyai kandungan makna budaya. Secara sosiologis pesikologis, kehadiran anak dalam keluarga juga dipandang sebagai parameter kebahagiaan.

Rumah tangga juga demikian, ada konsepnya, isteri bukan sekedar perempuan pasangan tempat tidur dan ibu yang melahirkan anak, suami bukan sekedar lelaki, tetapi ada konsep aktualisasi diri yang berdimensi horizontal dan vertikal. Orang bisa saja menunaikan hajat seksualnya di jalanan, dengan siapa saja, tetapi itu tidak identik dengan kebahagiaan. Hubungan seksual dengan perselingkuhan mungkin bisa memuaskan syahwat dan hawa nafsunya, tetapi tidak pernah melahirkan rasa ketenteraman, ketenangan dan kemantapan psikologis.

Konsep keluarga bahagia yang Islami, biasanya disebut dengan istilah Keluarga Sakinah, keluarga yang bahagia, penuh dengan limpahan rahmat, kasih dan sayang. Untuk mencapai tujuan itu ada beberapa hal yang patut dan seharusnya menjadi perhatian setiap orang yang ingin membina keluarga untuk mendapatkan sakinah, mawadah wa rahmah, antara lain:

1. Rumah yang di dalamnya senantiasa dihidupkan ibadah kepada Allah subhanahu wata'aala dan terhindar dari perbuatan syirik. Ikhlas dan jauh dari riya’ (mengharap pujian orang). Karena Allah subhanahu wata'aala memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk beribadah, menyembah dan menauhidkanNya dan menjauhi perbuatan syirik. Allah subhanahu wata'aala berfirman, artinya, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".(QS. adz-Dzariyat: 56). Dalam ayat yang lain, artinya, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun". (QS. an-Nisaa`: 36). Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam juga bersabda dalam hadits qudsi, “Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu, barangsiapa beramal suatu amalan ia menyekutukan Aku dengan selain diri-Ku (dalam amalnya tersebut) maka pasti Aku tinggalkan dirinya dan sekutunya". (HR. Muslim)

2. Rumah yang di dalamnya terdapat amal ibadah yang berdasarkan ittiba` (mengikuti petunjuk rasul shallallahu 'alahi wasallam) dan terhindar dari perbuatan bid`ah (amal ibadah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam).

Firman Allah subhanahu wata'aala, artinya, "Katakanlah, “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".(QS. Ali Imran: 31).

Dalam ayat yang lain, artinya, “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". (QS. an-Nur: 63).

Demikian pula Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Para sahabat beliau bertanya, “Siapa yang enggan masuk surga wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Siapa yang mentaati aku pasti masuk surga dan siapa yang membangkang tidak mentaati aku sungguh ia telah enggan untuk (masuk surga).” (HR. al-Bukhari)

Dalam sabda beliau yang lain, "Siapa yang mengada-adakan (suatu perbuatan) di dalam agama kami ini yang tidak termasuk darinya, maka ia tertolak". (Muttafaqun `alaih)

3. Rumah yang berdiri diatas ketaqwaan kepada Allah, dengan tujuan membentuk sebuah keluarga yang sakinah (tentram), mawaddah (saling mencintai) dan rahmah (saling mengasihi). Hal itu juga merupakan tujuan pokok terjalinnya 'mitsaaqan ghalizha' (perjanjian yang kuat) antara kaum Adam dan Hawa.

4. Rumah yang didalamnya senantiasa memberikan perhatian utama terhadap urusan shalat, membaca al-Qur`an, zikrullah, tasbih, tahmid ataupun tahlil, doa-doa ataupun dzikir-dzikir yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, seperti keluar dan masuk rumah, makan, mau tidur dan bangunnya, memakai pakaian ataupun lainnya. Demikian pula senantiasa memanjatkan do’a kepada Allah terutama di waktu-waktu yang mustajab, qiyamul lail, dan bentuk ibadah-ibadah yang lain.


Beberapa hal di atas adalah sedikit dari berbagai macam kewajiban yang harus diperhatikan agar kehidupan rumah tangga seseorang menjadi keluarga yang bahagia, yang nantinya akan mengantarkan ke kebahagiaan abadi yakni kebahagiaan hidup di akhirat.

Sumber: Disadur dari artikel berjudul "Jawanib at-Tamayyuz Fi Baitil-Muslim", DR. Ahmad bin Utsman al-Mazid dan DR. Adil bin Ali asy-Syuddi.
Ibnu Khalid berpendapat bahagia itu adalah tunduk dan patuh mengikut garis-garis yang ditentukan Allah SWT.





www.info-iman.blogspot.com

Senin, 06 Juli 2009

Muhasabah (Husnudzan kepada Alloh)

"Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku", demikian sebuah penggalan hadist qudsi, hadist yang matannya dari Alloh Subhanahu wata'ala. Artinya, jika seseorang berpasangka baik kepada Alloh maka Alloh akan mengabulkan apa yang ada dalam persangkaannya itu.
Nampaknya hal ini mudah tetapi ternyata untuk bisa berprasangka kepada Alloh tidak semudah yang kita pikirkan. Kenapa?
Ya, karena prasangka baik kepada Alloh hanya  bisa dilakukan oleh orang - orang yang senantiasa berbuat ketaatan  kepada Alloh. Sedangkan orang yang senatiasa berbuat maksiat dan bergelimang dalam dosa akan sulit berprasangka baik kepada Alloh.
Gambarannya demikian. Seorang yang senantiasa  bergelimang dalam hal yang haram dalam berusaha memenuhi kebutuhannya, berarti saat itulah ia sudah su'udzan kepada Alloh. Karena dengan begitu berati dia tidak yakin bahwa Alloh bisa mencukupi kebutuhan hamba-Nya dengan hanya yang halal saja sehingga manusia harus mencari yang  haram dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagaimana pendapat Anda terhadap orang yang selalu berbuat kesalahan terhadap bosnya? Tentu kalau ia mengetahui bahwa bosnya tahu pelanggaran yang dilakukan, orang tersebut akan  merasa bahwa apapun kebijakan yang dibuat bosnya untuk dirinya merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepadanya. Lalu bagaimana jika yang dilanggar itu aturan Alloh, Dzat Yang Maha Tahu yang lahir maupun yang batin, yang sudah terjadi dan yang akan terjadi? Tentu, orang yang senantiasa berbuat maksiat, akan selalu su'udzan kepada Alloh. (wallohu a'lam bishshowwab)

www.info-iman.blogspot.com

Ummatan Wasatha

Manusia sekarang ini benar-benar berada ditengah arus globalisasi. Kesiapan umat islam dalam menyongsongnya, akan sangat menentukan apakah mereka akan menjadi kelompok penonton, pemain pinggiran, atau menjadi pemain yang secara positif menggerakan sekaligus mengarahkan. Kesemua posisi yang didapat itu, merupakan aspek substansial dalam mengarahkan corak perkembangan yang akan terus bergulir tanpa henti di masa-masa yang akan datang.
Penegasan Allah bahwa umat Islam menjadi Ummatan wasathan selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari kita semua.
Ciri Ummatan wasathan yang pertama adalah adanya hak kebebasan yang harus selalu diimbangi dengan kewajiban.”barang siapa yang dianugrahi hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak.”(QS Al-baqarah (2): 269).
Ciri kedua dari Ummatan wasathan adalah adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dengan ukhrawi, serta material dan spiritual.
Selanjutnya,
Ciri yang ketiga dari Ummatan wasathan adalah keseimbangan yang terwujud pada pentingnya kemampuan akal dan moral. Kemampuan akal manusia tercermin dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya akan mampu menyelesaikan sebagian persoalan manusia, jadi bukan keseluruhannya. Jika ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produk kecerdasan akal berada di tangan orang-orang yang tidak memiliki moral yang luhur, juga bias menimbulkan malapetaka.”telah tampak kerusakan di bumi dan di laut karena, disebabkan oleh ulah tangan manusia.”(QS Ar-Rum (30):41).

Allah telah menyatakan peran yang harus dimainkan Islam, yaitu sebagai Ummatan wasathan (umat yang serasi dan seimbang), adalah menjadi saksi atas kebenaran dan keagungan ajaran Allah.”Demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan piliha, agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS.Al-Baqarah (2):143).

Umat Islam atau ummatan wasatha adalah umat penyelaras kehidupan dunia dan akhirat, penengah antara umat Yahudi yang condong memikirkan dunia semata dan umat Nasrani yang condong dalam kehidupan kerohanian tanpa peduli urusan dunia dengan menyendiri di biara-biara dan tidak kawin. Umat ini yang akan menjadi saksi bagi umat-umat yang lain. Mengutip perkataan Hamka: “Umat Muhammad menjadi umat tengah dan menjadi saksi untuk umat yang lain, dan Nabi Muhammad saw menjadi saksi pula atas umatnya itu, adakah mereka jalankan pula tugas yang berat tetapi suci ini dengan baik?” . Itulah makna “ummatan wasathan”, umat pertengahan, umat yang adil serta menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia. Dengan pandangan dan sikap ‘wasatha’, setiap Muslim dilarang melakukan tindakan ‘tatharruf’ atau ekstrim dalam menjalankan ajaran agama.
Kita juga sering mendengar sebutan Islam moderat untuk menyebut ummatan wasatha! Mungkin kata orang modern akhir-akhir ini dengan istilah barunya! Tapi jangan sebut itu. Karena istilah moderat bisa juga dipelintirkan oleh kalangan yang ingin merusak Islam. Biarkan nama Islam tetap Islam, tanpa embel-embel yang lain yang justru akan mengkaburkan makna Islam itu sendiri.
Al Ummah Al Islamiyyah atau ummatah wasatha adalah umat pertengahan di antara umat-umat terdahulu. Hal itu bias dilihat dari beberapa sisi
Mengenai hak Allah ta’ala :

Ummat Yahudi mensifati Allah dengan kekurangan-kekurangan, sehingga menyamakan-Nya dengan makhluk. Adapun Nashrani sebaliknnya, mereka menyetarakan kedudukan makhluk yang penuh kekurangan dengan Rabb yang sempurna. Sedangkan umat ini tidak mensifati Allah dengan kekurangan dan tidak pula menyamakan makhluk dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Mengenai hak para nabi :

Umat Yahudi mendustakan Isa bin Maryam dan mengingkarinya, sedangkan umat Nashrani justru mengkultuskan Isa Alaihissalam sampai menampatkan beliau sebagai Tuhan. Adapun umat ini tetap mengimaninya tanpa mengkultuskannya dan mengatakan bahwa beliau adalah hamba Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Dalam perkara Ibadah :

Umat nashrani beribadah kepada Allah tanpa bersuci, yakni mereka tidak mau bersuci dari najis. Ketika salah seorang di antara mereka kencing dan air kencing mengenai pakaiannya, dia langsung sembahyang dalam gereja tanpa bersuci terlebih dahulu. Sedangkan Yahudi sebaliknya, jika mereka terkena najis meeka akan merobek-robek baju mereka. Menurut mereka air tidak bias mensucikannya, sampai-sampai mereka tidak mau mendekati orang yang sedang haidh, tidak mau makan bersama apalagi berkumpul dengannya.

Adapun umat ini, mereka adalah umat pertengahan. Mereka tidak melakukan satu pun di antara keduanya. Mereka tidak merobek-robek pakaian dan tidak pula shalat dalam keadaan najis, akan tetapi membersihkannya sebersih-bersihnya sampai benar-benar hilang najisnya kemudian shalat dengannya. Mereka tidak menjauhi wanita haidh, bahkan mereka makan bersama, bercanda dan berkumpul dengannya kecuali jima’.

Demikian pula dalam masalah-masalah yang diharamkan seperti makanan dan minuman. Umat Nashrani menghalalkan makanan-makanan yang menjijikkan dan menghalalkan semua yang haram, sedangkan Yahudi mengharamkan setiap binatang yang memiliki kuku, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku, dan dari sapid an domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hokum mereka disebabkan kedurhakaan mereka, dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.”(QS. Al An’am: 146)

Sekali lagi umat ini adalah umat pertengahan, mereka menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan yang buruk dan kotor.

Dalam hokum qishash :
Umat Yahudi mengatakan bahwa qishash itu wajib, sedangkan Nashrani menyatakan bahwa memberikan toleransi dalam qishash itu wajib. Adapun umat ini, mereka diberikan pilihan antara qishash, membayar diyat (denda) atau dimaafkan begitu saja.
Maka dari itu, umat Islam selalu berada di tengah-tengah, yaitu tidak ekstrim dan tidak pula bersambalewa.


www.info-iman.blogspot.com

Label

'idul adha adab dan sunnah adik saudara sepersusuan adzan air kencing bayi air kencing Rasulullah Akhirat akhlak Akhlaq Kepribadian Akhwat akidah Al Qur'an Al Qur#039;an Al Quran Al-Qur'an Alam Aliran-aliran Amalan AMALIYAH NU anak Analisa Angin Aqidah Aqiqah Artikel Artikel IImiah Asmara Astronomi ASWAJA Azab Bab Adab Bab Nikah Bab Puasa Bab Sholat Bab Thaharah Bab Zakat bantahan belajar islam Berita bersin Bid'ah bid'ah dalam aqidah bid'ah dalam ibadah Biografi Biologi Bisnis Blackberry Budaya Budi Daya buka puasa buku Cantik Fisik catatanku Cerpen Chairil Anwar Curahan Hati Curhat daging qurban Dakwah Dakwah Pemikiran Islam dakwah umum Dambaan insan Dari Salafushshalih Dasar Islam Dasar Keislaman demam Desain Dhaif Do'a do'a buka puasa Do'a dan Dzikir Doa doa bersama doa sholat tarawih download dunia islam Dunia Islam Kontemporer Dzikir dzikir dengan tangan kiri Ekonomi Eksoplanet Emansipasi Emha Ainun Nadjib Fakta Ilmiah Fakta Jin-Iblis-Syetan Fakta Manusia faraidh Fenomena Asteroid Fenomena Bencana Alam Fenomena Bintang Fenomena Bulan Fenomena Bumi Fenomena Hewan Fenomena Kutub Fenomena Langit Fenomena Matahari Fenomena Meteorit Fenomena Petir Fenomena Planet Fenomena Ruang Angkasa Fenomena Tumbuhan Fiqh Fiqh Muamalat Fiqh Wanita Fiqih Fisika Galaksi Geografi Geologi gerhana gigi palsu Hadis Hadis 40 hadist Hadits Hadits Palsu HAID Halal Haram HAM HARI RAYA ID HUKUM ISLAM hukum natal bersama hutang i'tikaf Ibadah ibadah yang baik ibu mertua ilmu ilmuan muslim Ilmuwan imam terlalu cepat bacaannya IMAN Inovasi intermezzo Internet Iptek iqomah isbal Islam jabat tangan setelah sholat JADWAL RAMADHAN Jagad Raya Jalaluddin Rumi jamaah sholat jumat jenazah Jual Beli judi junub Kabar Dalam Negeri kabar manca negara Kahlil Gibran Kajian Karya Buku Karya Ulama KB Keajaiban Alam Keajaiban Hewan KECANTIKAN Kecelakaan Maut Kehutanan Kelautan keluarga Kepemerintahan Kepengurusan Kerajaan Kesehatan Keuangan Keutamaan KHITAN Khitan Wanita khurofat Khutbah Khutbah Jum'at khutbah jumat Khutbah Rasulullah saw Kiamat Kidung Hati Kimia Kisah Kisah Kami Kisah Nyata Kisah Orang-Orang Shaleh Kisah Teladan Komputer Konversi Energi Kosmologi Kumpulan Do'a Kumpulan Kata lafadz adzan lafadz iqomah Lain-Lain Lalu Lintas lembaga sosial Lingkungan Hidup Lubang Hitam macam puasa sunnah mahram Makanan mandi jum'at mandi wajib Manhaj Manusia Manusia dan Teknologi masjid masjid quba Masuk Perguruan Tinggi Matahari Materi gelap Mayit media cetak memandikan jenazah membayar zakat memotong kuku memotong rambut mendahului gerakan imam menemani sholat jamaah menembok kuburan mengadzankan mayit di liang kubur mengangkat tangan menghadiahkan pahala mengqadha puasa menguburkan jenazah mengucapkan selamat natal mengusap kepala Mengusap muka setelah berdoa menikah di bulan syawwal menikah setelah berzina meninggal dunia Meninggalkan sholat jum'at menjawab adzan menjual kotoran hewan menyapu kepala menyentuh wanita Meteorologi Meteorologi-Klimatologi mihrab Mineralogi minum air zamzam Motivasi motivasi belajar Motivasi Beramal MQ (menejemen qolbu) mu'athilah Muallaf muamalah Muhasabah Mungkar murottal Muslimah Muslimah Articles Musyabbihah Mutiara Hikmah Mutiara Kalimat Mutiara Tafakur Nabi Muhammad Nagham Alqur'an Nasehat Neraka News niat sholat nikah nisfu aya'ban Oase Iman Olah Raga OLAHRAGA Otak PAKAIAN panas PAUD Pendidikan Penelitian penelitian sunnah Pengembangan Diri Pengobatan Akibat Sihir Peninggalan Sejarah Penjajahan Pentingnya Waktu Peradaban Islam Perbandingan Agama dan Aliran Perbankan Pergaulan Perkawinan Perkembangan Da'wah Islam Permata Hati pernikahan Personaliti Pesawat Ruang Angkasa Pesepakbola Muslim Pojok Ramadhan posisi imam wanita produksi awal program kerja Proyek Luar Angkasa Psikologi Puasa puasa daud puasa rajab Puasa Setiap Hari puasa sunnah puasa wanita hamil Puisi Puisi bahasa Ingris qunut nazilah QURAN radar lampung Radio Rajab Ramadhan ramalan cuaca Renungan Riba dan Jual Beli salafush shalih salah bacaan sholat Salam Khudam Sastra sedekah Sejarah Sejarah Islam SEKS Sentilan Seputar Daerah Buton Shalat shodaqoh shodaqoh melebihi kadar Sholat sholat dan keputihan sholat di rumah sholat ghoib sholat jamaah sholat jamaah estafet sholat jumat sholat jumat wanita sholat pindah tempat sholat qashar sholat sambil melihat mushaf sholat sendirian sholat sunnah sholat sunnah qobliyah isya sholat sunnah sebelum asar sholat sunnah setelah shubuh sholat takhiyatul masjid sholat wanita sifat dzatiyah sifat fi'aliyah Sihir Simpan Pinjam Sirah Siroh Shahabiyyah Software Islami Sosial Kemasyarakatan Sosiologi sujud sahwi sujud syukur sumpah dan nadzar Sunnah sutrah sutroh syafaat Syurga Tafakur Alam Semesta Tafsir Tafsir Al-Qur'an tahlilan Takbirotul ihram takwil mimpi tambal gigi tamsil Tanda Akhir Zaman Tanda-Tanda Kiamat Tanya jawab Tarbiyah Tasawwuf dan Adab tata cara tidur menurut sunnah Tata Surya Taufiq Ismail Tauhid tayammum Tazkirah Tazkiyah tazkiyatun nafs Tech News Teknik Sipil teladan Tenaga Kerja tertawa saat sholat Thoharoh tidak taat suami tinggi TK Tokoh Tokoh Dan Ulama Tokoh Islam Tools TPA Tsunami Tujuan Hidup tuntunan sholat uang pensiun dari riba uang riba ucapan assalamualaika UNCATEGORY Video da'wah video Motivasi Diri Video Muhasabah video murotal W. S. Rendra waktu membaca doa wanita wanita haid Wisata wudhu yasinan zakat zakat anak kepada orang tua zakat barang temuan zakat harta zakat harta warisan zakat hasil perkebunan zakat hasil pertanian zakat mal zakat padi zakat pns zakat tanah zina